Ingat ! batubara merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, jadi bila suatu saat nanti terjadi kekurangan pasokan batubara akan berimbas pada biaya listrik. Kenaikan biaya listrik ini akan ditanggung oleh warga setiap bulannya.
Sebagai seorang warga kita tidak memiliki kemampuan untuk membuat PLTS dan kebijakannya. Apa yang bisa kita lakukan ? ya dengan mendukung dan mendorong Pemerintah memperbanyak PLTS di seluruh Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.Â
Andaikata Anda blogger atau penggiat sosial media seperti saya, kita bisa membuat tulisan / status / caption tentang Net-Zero Emissions sehingga dibaca banyak orang. Sebagai seorang Muslim, salah-satu dari 3 hal yang membuat pahala tidak putus sampai akhir zaman ialah menyampaikan ilmu yang bermanfaat.Â
Hasil kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) yang bekerja sama dengan Global Environmental Institute (GEI) yang termuat dalam laporan Beyond 207 Gigawatts: Unleashing Indonesia s Solar Potential memperlihatkan bahwa Indonesia mempunyai potensi PLTS (fotovoltaik) mencapai 3.000 - 20.000 GWp.
Bila potensi listrik sebesar itu dimanfaatkan, energi listrik sebesar 27.000 TWh per tahun yang hampir 100 kali kebutuhan listrik saat ini, akan dapat diperoleh negara ini dan rakyat dapat menikmatinya.Â
Dalam berbagai pemberitaan beberapa negara maju mengalami krisis listrik, sedangkan kita punya potensi aman dari krisis listrik karena kita berada di garis khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari. Tapi itu perlu tersedianya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Terdapat potensi listrik tenaga surya yang berada di 10 wilayah yang tersebar di Indonesia yaitu ; Sumatera Utara (1.509 TWh/tahun), Sumatera Selatan (1.495 TWh/tahun), Jambi (1.198 TWh/tahun), Â Jawa barat (946 TWh/tahun), Jawa Timur (1.362 TWh/tahun), Kalimatan Barat (2.948 TWh/tahun), Kalimantan Timur (2.096 TWh/tahun), Kalimantan tengah (1.877), Riau (1.557 KWh/tahun), dan Papua (995 TWh/tahun).
Bila jumlah PLTS diperbanyak, tentunya akan berkontribusi pada banyaknya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia menggantikan kendaraan berbahan bakar emisi karbon. Penetrasi kendaraan listrik tentunya memiliki potensi menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor transportasi darat.Â
Kita sebagai warga patut mengapresiasi berbagai pihak yang mengembangkan PLTS di Indonesia. PT Indika Energy Tbk telah bekerja sama dengan perusahaan renewable energi asal India membentuk joint venture penyedia infrastruktur dan panel surya.Â