Emisi karbon secara alamiah dapat diserap oleh tanah, laut, dan tumbuh-tumbuhan. Melalui reaksi kimia yang kompleks, tanah, perairan, dan tumbuh-tumbuhan memproses emisi karbon itu dalam siklus fotosintesis. Sepetinya Net zero emissions lebih kepada carbon neutral.
CO2 akan membentuk reaksi kimia di alam  yang hasilnya melepaskan karbon dan oksigen. Oksigen tentunya merupakan kebutuhan utama mahluk hidup, sedangkan karbon diperlukan untuk tanaman tumbuh hingga menjadi bahan dasar logam.
Bagaimana saya terlibat Net Zero Emission ? Mulai dari diri sendiri
Saya sendiri mempraktekkan net-zero emission awalnya bukan karena alasan isu perubahan iklim, tetapi karena memberi manfaat secara nyata bagi diri saya sendiri. Salah-satunya mengurangi pengeluaran keuangan dan rumah lebih sejuk. Tentunya kalau membicarakan uang (pengularan keuangan), itu hal yang menarik bagi warga kebanyakan.
Pada tahun 2012 saya merenovasi rumah di Cikeas-Bogor yang baru dibeli dengan konsep rumah hemat energi dan ramah lingkungan. Istana (Rumah) saya tidak besar, hanya seluas 83 meter persegi. Posisi hook (pinggir tikungan) depan taman perumahan, lokasi yang sangat saya idamkan.
Agar mengurangi penggunaan listrik dan emisi saya mendisign tinggi plafon 3,8 meter. Saya amat merasakan manfaatnya dimana kondisi suhu di dalam rumah terasa lebih adem dan tidak pengap.Â
Selain itu, saya mendisign rumah dengan memperbanyak jumlah ventilasi untuk meminimalisir penggunaan pendingin ruangan terutama pada saat siang hari. Design rumah menempatkan titik- titik ventilasi berupa kotak-kotak sirkulasi udara di atas jendela dan pintu.
Dampaknya sirkulasi udara semakin maksimal dan sekaligus menambah akses sinar matahari yang membuat rumah semakin terang tanpa menghidupkan lampu.Â
Pada bagian sisi rumah saya membuat area menjemur pakaian dimana atasnya tanpa atap, lalu dikombinasikan dengan pintu masuk sliding door kaca menuju ruang keluarga. Tentunya ini akan menambah akses sinar masuk dan sirkulasi udara di ruangan keluarga.