Kenapa begitu ? karena banyak negara yang tertarik dengan pesawat tempur generasi kelima, karena ingin memperoleh lompatan teknologi dibandingkan membeli jet tempur generasi 4.5 yang tidak jauh beda dengan jet tempur generasi ke 4.
Contohnya, Indonesia lebih berminat membeli F-35 Join Strike Fighter dibandingkan membeli jet tempur generasi 4.5 Fighting Falcon F-16 Block 70 / Viper yang ditawarkan Paman Sam.Â
Saat ini baru stealth fighter F-35 yang memonopoli ekspor untuk jet tempur Siluman. Sedangkan F-22 Raptor tidak dijual untuk pasar ekspor dan SU-57 yang bila nantinya dijual tentunya harganya cukup mahal karena jet tempur kelas berat.
Adapula pesawat tempur siluman J-20 dan KC-31 buatan China, tapi sepertinya sulit dipilih oleh negara peminat karena politik luar negeri negara tirai bambu ini di Laut Natuna Utara / Laut China Selatan. Selain itu kedua jet tempur ini oleh beberapa pengamat militer diragukan kemampauan siluman dan kualitas mesinnya yang masih impor dari Rusia (tentunya Rusia juga tidak akan memberi mesin teknologi terbaru).
Sukhoi mengembangkan pesawat tempur Checkmate di bawah program LTA (Light Tactical Aircraft) atau Pesawat Taktis Ringan. Jadi jangan berharap bahwa Checkmate dapat membopong banyak amunisi seperti Su-35 atau Su-30.
Walaupun Checkmate merupakan pesawat tempur generasi ke 5, tapi sepertinya tidak akan seperti F-35, dan SU-57 atau bahkan generasi dibawahnya yaitu pesawat generasi 4.5 buatan Rusia SU-35. Karena pesawat-pesawat tersebut pesawat tempur Multi Peran bukan Light Tactical Aircraft.
Kepala United Aircraft Corporation, Yury Slyusar mengungkapkan pesawat tempur ini diperkirakan akan mengudara pada 2023, dengan batch pertama akan diproduksi pada 2026.
Checkmate dengan desain baru dapat dikonversi ke versi tanpa pilot dan model dua kursi. Rusia berencana akan memproduksi 300 pesawat selama 15 tahun setelah produksi serial dimulai. Pesawat tempur siluman single engine terbaru Rusia ini memiliki peminat yang berorientasi ke negara-negara Afrika, India dan Vietnam.
Yuri Slyusar mengatakan pesawat ini memiliki radius tempur 1.500 kilometer, rasio dorong yang besar, jarak pendek untuk lepas landas dan pendaratan, dan memiliki muatan tempur sebesar 7 ton. Berdasarkan keterangan Sukhoi jet tempur ini dapat terbang dengan kecepatan 1,8-2 kali kecepatan suara.
Rostec juga mengatakan desain baru mencakup fitur kecerdasan buatan untuk membantu pilot dan teknologi inovatif lainnya. Ini dapat dilihat dari kokpitnya dengan layar digital yang lebar mirip F-35. Jet tempur ini mampu menargertkan 6 sasaran sekaligus.