Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kompas.com Gagal Bersinar, Saatnya Kompasiana Berubah Tampilan

14 Juni 2021   20:44 Diperbarui: 16 Juni 2021   10:33 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa peselancar dunia maya Indonesia yang tidak kenal kompas.com ? pastinya banyak yang kenal dwonk adiknya koran kompas (cetak). Kompas.com merupakan salah satu pionir media online di Indonesia ketika pertama kali hadir nya Internet pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online. 

Bisa dibilang kompas.com dengan kompasiana.com merupakan om dengan ponakan. Artikel-artikel kompasiana.com pun ditayangkan di kompas.com, begitu baiknya media online ini kepada ponakannya.

Nah, kompasiana.com membalas dengan menyediakan ruang bagi kompas.com menyuguhkan artikel-artikelnya. Kita para kompasianers dapat menemukan dengan nama kompasianers di fitur pencarian dengan kata kunci ; kompas.com .

Tentunya daku penulis remukan rengginan ini merujuk dan belajar dari konten-konten kompas.com baik dirumahnya maupun yang di upload di kompasiana.com.

Tapi apakah konten kompas.com memiliki daya tarik bagi viewer ? seperti daku yang menjadi viewer (pembaca) nya ? ternyata bisa dibilang kompas.com gagal bersinar di kompasiana.com. Bahkan kompas.com menghentikan memproduksi konten di kompasiana.com sejak 17 Maret 2021.....daku sedih.....

Kenapa daku bisa bilang kompas.com gagal bersinar di Kompasiana ! bila dilihat dari jumlah pembaca (viewer ) sepertinya kompas.com ngos-ngosan mendapatkannya. 

User yang menggunakan nama kantor berita ternama ini sama seperti cerita rekan-rekan kompasianers lawas yang mengeluh kenapa pembaca di kompasiana semakin dikit. Dapat menyentuh 100 viewer itu Alhamdulillah, bisa mendapatkan lebih 100 viewer membutuhkan upaya lebih.

Kompas.com dengan pengalamannya sejak tahun 1995 tentu memahami ilmu search engine optimizer, tau bagaimana membuat judul yang klik bait, mengerti bagaimana membuat konten yang akan dimakan banyak pembaca, pembuatan konten yang sedang viral, dll, tapi kenapa gagal bersinar di kompasiana.com ?

Bila kita melihat data jumlah viewer kompas.com dalam 10 tulisan terakhir jumlah viewernya (per 14 Juni 2021) ; 

  1. 17 Negara Tangguhkan Vaksin AstraZeneca | Cara Bayar UTBK SBMPTN 2021 - 65 viewer
  2. Harapan Mark Sungkar Hadapi Kasus Korupsi, Dapat Penangguhan Penahanan hingga Saksi Bicara Jujur - 30 viewer
  3. Pemerintah Tak Larang Mudik Lebaran 2021, Ini Saran dari Epidemiolog - 70 viewer
  4. Shopee Buka 7 Lowongan Kerja Penempatan Yogyakarta dan Jakarta - 126 viewer
  5. Dzaki Sukarno Melaju di American Idol | Klarifikasi RCTI soal Lamaran Aurel dan Atta - 55 viewer
  6. Putra Sule Nyaman Sekolah Daring, tapi Kangen Teman-teman Sekolahnya - 81  viewer
  7. Beda dengan Indonesia, 3 Negara ini Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca -80 viewer
  8. Pihak Mark Sungkar Berharap Saksi dari Jaksa Bicara Jujur - 51 viewer
  9. Kronologi Kasus "Dewa Kipas" yang Viral Setelah Diblokir Chess.com - 434 viewer
  10. Merujuk Metode ATM, Young Lex Halalkan Tiru Karya Visual Orang Lain, tapi .. - 73 viewer 

Bila di rata-rata kan dari 10 artikel terakhir ada 105,6 pembaca. Itu pun terselamatkan oleh tulisan tentang dewa kipas yang menyentuh 434 pembaca dan lowongan shopee sebanyak 126 viewer. Jadi apa yang bisa tidak kena dari kapabilitas kompas.com sehingga viewer nya sulit tembus angka seratus view ?

Mungkin itu kenapa sejak 17 maret 2021 user kompas.com sudah tidak tayang lagi artikelnya di kompasiana.com. Bisa jadi karena bukan habitat dari kompas.com meletakkan artikelnya di User Generated Content ini.

Jadi buat rekan-rekan kompasianers yang sulit tulisannya tembus 100 viewers jangan bersedih, karena kalian bernasib sama dengan kompas.com. Ada faktor - faktor yang khas banget di Kompasiana untuk meningkatkan viewers, tidak sekedar tips / teori meningkatkan pembaca yang beredar di langit itu.

Daku pun sebagai kompasianers tidak bisa memunculkan teori, karena daku sendiri ngos-ngosan mendapatkan viewer di Kompasiana diatas 300 viewer. Alhamdulillah dalam 10 artikel terakhir dapat menembus 3900 view bila di rata-rata 390 viewer/artikel, dan itu terbilang tidak besar bagi daku yang sudah menjadi kompasianer sejak 2010.

Para kompasianers yang lama bergelut di Kompasiana acapkali membicarakan hal ini digroup-group WA atau pun obrolan offline "dulu mendapatkan pembaca 500 view itu tidak sulit bahkan tidak perlu sebar sana-sini. Saat ini mendapatkan 100 view, harus banyak jempol yang digerakkan".

Deskripsi : Jumlah viewer UGC R I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Jumlah viewer UGC R I Sumber Foto : dokpri
Banyak menduga karena minat baca orang Indonesia menurun karena sosial media yang lebih menonjolkan gambar dan video. Tapi ternyata tidak ! daku dalam sebulan terakhir mencoba User Generated Content selain Kompasiana ternyata mendapatkan pembaca 500 view tidak sulit. 

Bahkan daku tidak bersusah payah harus sebar ke group WA dan sosial media sana-sini, ternyata masih bisa mendapatkan 11.834 viewer dari 7 artikel bila di rata-rata sekitar 1690 view/ artikel.

Deskripsi : Tampilan muka Kompasiana 2012 dimana rubrik dan tulisan terbaru dengan headline & Highlight disandingkan I Sumber Foto : kompasiana
Deskripsi : Tampilan muka Kompasiana 2012 dimana rubrik dan tulisan terbaru dengan headline & Highlight disandingkan I Sumber Foto : kompasiana
Hal yang banyak kami diskusikan adalah ada kemungkinan tampilan muka & tampilan artikel di Kompasiana yang membuat jumlah viewer / artikel anjlok. Adapun diantaranya ;
  1. Rubrik-rubrik (kategori) tidak ditampilkan di bagian atas tampilan muka
  2. Tidak menyandingkan artikel terbaru dengan highlight di tampilan muka
  3. Tidak dimunculkannya headline dan highlight masing-masing rubrik (kategori) di tampilan muka
  4. Banyaknya iklan yang bermunculan di tampilan muka maupun pada posisi tampilan artikel bahkan di badan artikel
  5. Hadirnya video yang suaranya tiba-tiba terdengar pada posisi tampilan artikel
  6. Iklan-iklan yang tidak tersensor, bahkan menampilkan aurat membuat tidak banget bagi orang beriman.
  7. Hilangnya fitur-fitur bantu pada saat posisi user akan membuat artikel (Bold, huruf miring, garis bawah, dll), masih banyak yang tidak paham fungsi simbol +
  8. masih mikir apalagi....(mohon dibantu kakak-kakak kompasianers)

Kompasiana masih dipandang oleh beberapa pembaca (non user) sebagai media mainstream. Jadi apabila pembaca (non user) menerima / melihat artikel Kompasiana yang dipenuhi iklan dan tau-tau suara video muncul, akan dianggap situs film streaming gratis. 

Ingat pembaca dan kompasianers tidak semuanya mengetahui atau mau mengeluarkan uang untuk menjadi kompasiana premium. Meskipun user Kompasiana sudah membayar kompasiana premium sekalipun, pembaca (non user) akan masih melihat iklan-iklan itu.

Sepertinya Kompasiana harus mulai memikirkan merefresh tampilan muka dan tampilan artikel agar view per artikel kompasianers menjadi lebih banyak.  

Mungkin ada baiknya Kompasiana.com merubah diri Beyond Blogging menjadi Sosial Media Blogging. Dimana ketika user log-in maka yang terpampang adalah artikel-artikel dari follower / following pemilik akun, seperti instagram, twitter dan facebook. 

Tentunya patut disediakan pula fitur di pojok kiri / kanan atas  menu menuju tampilan muka utama (seperti tampilan muka utama saat ini). Hal ini akan bermanfaat bagi fitur follower dan following bisa berkembang. 

Memang saat ini ada menu Lini Masa tapi sepertinya tidak banyak yang menyadari menu / fitur tersebut bahwa itu fitur pertemanan. Apa ada baiknya penyebutan fitur / menu "Lini Masa" diubah menjadi "pertemanan".

Mungkin patut mencoba dengan menghadirkan menu pembuatan konten foto / video dengan diskripsi singkat (150 s/d 250 kata) seperti instagram. Jadi kompasiana bisa menjadi pilihan micro blogging bagi para konten kreator. 

Secara psikologis melihat artikel kita dibaca / view banyak orang ternyata menyenangkan. Jadi sudah saatnya tampilan muka dan fitur baru dihadirkan, sepertinya sudah lama juga Kompasiana menggunakan tampilan saat ini. 

----

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I Email: mastiyan@gmail.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun