Jadi buat rekan-rekan kompasianers yang sulit tulisannya tembus 100 viewers jangan bersedih, karena kalian bernasib sama dengan kompas.com. Ada faktor - faktor yang khas banget di Kompasiana untuk meningkatkan viewers, tidak sekedar tips / teori meningkatkan pembaca yang beredar di langit itu.
Daku pun sebagai kompasianers tidak bisa memunculkan teori, karena daku sendiri ngos-ngosan mendapatkan viewer di Kompasiana diatas 300 viewer. Alhamdulillah dalam 10 artikel terakhir dapat menembus 3900 view bila di rata-rata 390 viewer/artikel, dan itu terbilang tidak besar bagi daku yang sudah menjadi kompasianer sejak 2010.
Para kompasianers yang lama bergelut di Kompasiana acapkali membicarakan hal ini digroup-group WA atau pun obrolan offline "dulu mendapatkan pembaca 500 view itu tidak sulit bahkan tidak perlu sebar sana-sini. Saat ini mendapatkan 100 view, harus banyak jempol yang digerakkan".
Bahkan daku tidak bersusah payah harus sebar ke group WA dan sosial media sana-sini, ternyata masih bisa mendapatkan 11.834 viewer dari 7 artikel bila di rata-rata sekitar 1690 view/ artikel.
- Rubrik-rubrik (kategori) tidak ditampilkan di bagian atas tampilan muka
- Tidak menyandingkan artikel terbaru dengan highlight di tampilan muka
- Tidak dimunculkannya headline dan highlight masing-masing rubrik (kategori) di tampilan muka
- Banyaknya iklan yang bermunculan di tampilan muka maupun pada posisi tampilan artikel bahkan di badan artikel
- Hadirnya video yang suaranya tiba-tiba terdengar pada posisi tampilan artikel
- Iklan-iklan yang tidak tersensor, bahkan menampilkan aurat membuat tidak banget bagi orang beriman.
- Hilangnya fitur-fitur bantu pada saat posisi user akan membuat artikel (Bold, huruf miring, garis bawah, dll), masih banyak yang tidak paham fungsi simbol +
- masih mikir apalagi....(mohon dibantu kakak-kakak kompasianers)
Kompasiana masih dipandang oleh beberapa pembaca (non user) sebagai media mainstream. Jadi apabila pembaca (non user) menerima / melihat artikel Kompasiana yang dipenuhi iklan dan tau-tau suara video muncul, akan dianggap situs film streaming gratis.Â
Ingat pembaca dan kompasianers tidak semuanya mengetahui atau mau mengeluarkan uang untuk menjadi kompasiana premium. Meskipun user Kompasiana sudah membayar kompasiana premium sekalipun, pembaca (non user) akan masih melihat iklan-iklan itu.
Sepertinya Kompasiana harus mulai memikirkan merefresh tampilan muka dan tampilan artikel agar view per artikel kompasianers menjadi lebih banyak. Â
Mungkin ada baiknya Kompasiana.com merubah diri Beyond Blogging menjadi Sosial Media Blogging. Dimana ketika user log-in maka yang terpampang adalah artikel-artikel dari follower / following pemilik akun, seperti instagram, twitter dan facebook.Â
Tentunya patut disediakan pula fitur di pojok kiri / kanan atas  menu menuju tampilan muka utama (seperti tampilan muka utama saat ini). Hal ini akan bermanfaat bagi fitur follower dan following bisa berkembang.Â