Pada saat tiba di shelter akhir Stasiun Kota membuat daku terkaget, begini toooo penampilan Shelter utama Transportasi publik Transjakarta ! bisa daku bilang kurang apik (bahasa halus nya).
Gubenur DKI Jakarta, memiliki wacana merubah nama Kota Tua menjadi Batavia dan melakukan restorasi kawasan tersebut tentunya demi kepentingan pariwisata.
Sampah, ada beberapa titik bangunan yang rusak, usang perlu di cat ulang dan design sudah ketinggalan zaman. Saatnya halte Transjakarta Stasiun Kota dilakukan pemugaran agar tidak malu-malu-in dilihat wisatawan asing. Katanya shelter utama ? kok gitu !!!
_
9. Kawasan Kota Tua Batavia Menjalankan Protokol Kesehatan.
Heran, itu yang bisa daku bilang di trip menjelajah Kota Tua Batavia kali ini. Seeepppiiiii sekali itu yang daku rasakan. Bagaikan merasakan perubahan 180 derajat dibandingkan terakhir kali. Sekitar 3 tahun lalu daku mengunjungi kawasan ini, saat mengajak sepupu berkunjung ke Museum Bank Indonesia.
Pandemi Covid-19 membuat kawasan ini hening saat daku tiba pukul 08.30 WIB. Minim sekali kendaraan yang hilir mudik kecuali bus Transjakarta dan para pesepeda.
Pada saat daku dan kawan-kawan selesai menikmati makanan di kedai seni Djakarta sempat diluar kedai berkerumun 4 orang, lalu seseorang petugas langsung menegur dan meminta untuk segera meninggalkan lokasi kedai seni Djakarta .... saluutt.....
_
Trip kali ini memang satu kisah tapi seribu cerita (khiasannya). Bisa dibilang trip yang dirindukan, karena trip kali ini ada insight dalam perjalannya, salah-satunya membantu dua orang bocah yang mengambil layangan yang nyangkut di pohon.