Selain Trie Utami, Dewa Budjana, Purwa Tjaraka sejumlah musisi senior juga bergabung di Sound of Borobudur. Â Seperti Victor Parulian, Dunung Basuki, Fariz Alawan, Taufan Irianto, Aktivano Cristian, Chaka Priambudi, Agusto Andreas, Bintang Indrianto, Herwan Wiradireja, Mochamad Saatsyah, Jalu Gatot Pratidina, dan Eko Suprianto.
------
Relief-relief Borobudur itu seperti menggambarkan wonderful Indonesia yang berasal dari peradaban di masa lampau di abad ke VIII. Gambar-gambar yang terpahat menunjukkan penggambaran orang di zaman itu beribadah, berpakaian, berinteraksi, berkerja, bermusik, dll.
Seni-pahat yang hasil karyanya berupa relief Candi Borobudur ini tidak hadir dalam 'kehampaan' tapi bercerita. Relief Candi Borobudur nampak sebagai 'rekaman' sejaman mengenai realitas yang ada di sekitarnya.Â
Sebagai struktur, Borobudur merupakan bangunan kolosal. Sepanjang dindingnya menggambarkan ensiklopedi visual mulai dari teras ke-1 hingga teras ke-6 memuat sekitar 1.460 panel relief cerita dan 1.212 panel relief dekoratif mengenai lima kisah keagamaan berlatarkan Mahayana Buddhisme.
Dengan pemahaman itu, relief Candi Borobudur dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai realitas sosial dan budaya dimana relief itu dikreasikan, salah-satunya peradaban musik.Â
Relief bertema musik di Borobudur bisa kita temukan pada lebih dari 200 relief yang berada di 40 panil, dan menampilkan lebih dari 60 jenis instrumen alat musik
Pada relief Candi Borobudur terdapat beberapa alat musik antara lain Bo, Harpa, Lute, Bar-zither, Sho, Sangkha, Terompet, Genta bertangkai, Damaru, Darbuka, Alat pukul, Seruling, Seruling melintang, Â Ranat ek, Simbal piring, dan beberapa alat musik lainnya.
Terdapat juga berbagai macam Gendang. Seperti Gendang tong, Gendang susun tiga, Gendang simetris, Gendang silinder, Gendang por, Gendang tanah liat Gendang susun tiga, Gendang simetris, Gendang silinder, dan Gendang por.