Tapi apa daya, ini PRANK pertama yang kami temui. Ternyata Tebing keraton pada masa pandemi Covid-19 baru dibuka pukul 07.00 WIB. Itu pun petugas jaga baru sampai dan hanya pegang-pegang kunci.
Informasi ini kami dapatkan di area parkir Tebing Keraton. Akhirnya kami pun melaksanakan sholat Shubuh terlebih dahulu sambil menunggu keadaan makin terang agar kita bisa naik ke area wisata Tebing Keraton.
Berseliweran foto-foto ketjeh baik selfie atau pun foto dengan background pepohonan pinus dan warna keemasan di langit kala sang fajar muncul dari tempat rebahannya, tentunya membuat banyak millenias ngiler ingin foto disana.Â
Tapi apa daya harapan hanya harapan, jadi jangan ngarep bisa foto-foto ketjeh saat sunrise di Tebing Keraton dimasa Pandemi Covid-19.
_
2. Jalan Kaki Menuju Kawasan Tebing Keraton
Banyak yang mengaku traveler ternyata juga tergolong kaum rebahan, pecinta drakor, muka putih porselin kebanyakan mercury dan si mata panda yang kebanyakan ngeliat gadget.Â
Golongan kaum ini boro-boro diajak jalan 10.000 langkah sesuai anjuran Kemenkes RI, jalan beli jajan aja ogah, mendingan pesen via transportasi online.
Nah, buat kalian yang memang tergolong kaum ini jangan sampai kalian kena Prank. Jangan percaya kalau ada yang bilang "mendingan kalian jalan kaki aja, nggak jauh kok".
Jarak antara tempat parkiran ke Tebing Keraton menurut google map sekitar 1,7 km. Bila kalian kaum rebahan coba-coba malangkah, siap-siap aja gempor, betis makin kenceng menggoda dan paha terasa wadidaw.Â