Pandemi Covid-19 sedang melanda di seluruh belahan dunia. Sejak pertama kali ditemukan di wilayah Tiongkok pada Desember 2019 silam, jumlah kasus positif dan meninggal akibat Covid-19 di dunia masih terus mengalami peningkatan. Saat ini sejumlah negara mulai menjalankan vaksinasi Covid-19.Â
Sepanjang sejarah kehidupan manusia tercatat kejadian Pandemi dan berbagai macam penyakit menular tidak hanya terjadi kali ini saja. Bisa jadi, pandemi saat ini bukan yang terakhir. Selain pandemi Covid-19 yang terjadi di periode ini, Bumi pernah dilanda wabah penyakit lain.Â
Adapun beberapa penyakit  yang pernah menjadi wabah di Bumi berdasarkan catatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Kemenkes RI dari Pes (1347 - 1351), Kolera (1852 - 1860), Flu Spanyol (1918 - 1920), Flu Asia (1956 - 1958), Flu Hongkong (1968 - 1970), HIV / AIDS (1981 - sekarang), SARS (2002 -2003), Flu Babi (2009 - 2010), dan Ebola (2013 - 2016).
Terdapat 3 (tiga) perilaku positif agar generasi mendatang tidak mengalami pandemi yang kita rasakan saat ini, yuks scroll ;
_
1. Perilaku Menjaga Keseimbangan, Keanekaragaman Hayati dan Kelestarian AlamÂ
Mengapa penyebaran virus corona ini semakin agresif dan masif ? kenapa bisa ? dari mana asalnya ? berbagai pertanyaan pun muncul. Virus yang mewabah dan meluas sehingga menjadi pandemi ini tidak hanya mengenai negara miskin tapi juga negara maju.Â
Dilansir dari kompas.com (DI SINI), Profesor Imunologi dan Mikrobiologi di Scripps Research Institute, Amerika Serikat, Kristian Andersen, mempublikasikan studinya di jurnal Nature Medicine, Maret, 2020 menyatakan bahwa virus COVID-19 adalah virus alami yang datang dari alam bukan virus rekayasa.Â
Studi yang dilakukan membuktikan bahwa virus penyebab penyakit Covid-19 ini berasal dari epidemi alami. Dirinya mengungkapkan 2 skenario bagaimana virus ini dapat mengenai manusia.
Skenario pertama, yakni virus berevolusi di keadaan patogen saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia, kemudian melompat ke manusia. Skenario kedua, versi virus non-patogenik melompat dari inang hewan ke manusia, kemudian berevolusi menjadi kondisi patogen dalam populasi manusia.
Kita dapat mengambil pelajaran jika alam tidak seimbang dan lestari akhirnya dapat berdampak pada manusia juga. Sejarah mencatat beberapa pandemi atau wabah penyakit menular berawal dari hewan, contohnya HIV / AIDS, Pes, Flu Burung, Ebola, dll.
Jenis virus penyebab penyakit masih bisa beredar di populasi hewan tertentu. Kita tidak berharap dapat melompat ke manusia dan menjadi wabah. Mari menjaga keseimbangan, keanekaragaman hayati, dan kelestarian alam.Â
Generasi saat ini sebaiknya melakukan edukasi ke generasi mendatang tentang pentingnya pelestarian lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.
_
2. Perilaku Menghindari Komsumsi Hewani Yang Tidak Biasa
Dunia saat ini telah menghabiskan ratusan triliun rupiah untuk menghadapi pandemi COVID-19. Baik dari biaya perawatan & pengobatan, pemakaman, epidomologi, promosi kesehatan, vaksinasi dan penyediaan sarana prasarana.
Manusia sudah seharusnya mulai merubah pola perilaku dalam berkehidupannya. Manusia masih rentan terserang oleh virus-virus mematikan lainnya yang masih banyak ragam jenisnya yang masih tersebar di alam liar saat ini.Â
Kekhawatiran ini disampaikan dalam Laporan Panel Ilmiah untuk Keanekaragaman Hayati PBB (IPBES) yang di rilis pada tanggal 29 Oktober 2020. Tentunya manusia wajib sadar bahwa dirinya berisiko akan mengalami pandemi berikutnya, entah kapan.
"Virus corona adalah contoh lain dari patogen yang berasal dari hewan, dan bisa menular ke manusia. Sebagian besar virus tersebut menginfeksi hewan, tapi beberapa virus lain ditransmisikan pada manusia. Hal ini menyebabkan wabah penyakit seperti SARS atau MERS," tutur Matthew  Burton (Direktur Lingkungan Hidup USAID Indonesia) dalam diskusi online yang dilakukan USAID dan KLHK bertajuk "Covid-19 and Our Relationship with Wildlife", Kompas.com-Rabu (22/4/2020).Â
Agama Islam salah-satu agama terbesar di Bumi melarang / mengharamkan pengikutnya untuk mengomsumsi hewan predator, bertaring, hidup 2 alam, bercakar tajam, tikus, dan ular. Pelarangan oleh Agama Islam mengomsumsi daging hewan tersebut tentunya pasti ada sebab akibat.
Mari kita jaga kehidupan kita dengan tidak memakan daging yang tidak biasa, dan terus menggunakan bahan-bahan makanan yang wajar .
_
3. Perilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Lakukan 5 M ( Mencuci tangan, Menggunakan masker, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, Mengurangi mobilitas) merupakan anjuran dari Pemerintah Indonesia agar penularan Covid-19 tidak semakin masif.
Pernahkah kita melihat arti lebih dari segala hal ? bila kita tilik budaya masyarakat atau ajaran agama ternyata ada anjuran menjaga diri kita dari penyakit. Acapkali kebiasaan masyarakat yang diturunkan dihubungkan dengan mistis padahal itu ajaran menjaga kebersihan.
Bila kita berada di perkampungan yang masih dihuni generasi baby boomers, kita akan mendapati di depan rumah terdapat kendi, gentong atau wadah air untuk mencuci tangan dan kaki sebelum masuk kedalam rumah.
Bahkan orang-orang terdahulu juga sangat menjaga kebersihan sumber air yang digunakan untuk minum, seperti melarang digunakan untuk mandi, buang hajat bahkan membuang barang/benda cairan tertentu..
Salah-satu lokasi di Indonesia yang masih terjaga dan dijaga keasriannya adalah Situ Cibiru, Sumedang, Jawa Barat. Penduduk di sekitar Situ Cibiru memberikan pantangan bagi pengunjung untuk berenang di danau itu. Alasannya, karena Situ Cibiru lembang adalah sumber air bagi warga setempat. Situ Cibiru memiliki keindahan seperti Labuan Cermin di Kalimantan sehingga saat ini sudah menjadi destinasi wisata.
Sejarah mengingatkan kita untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya wabah dan pandemi. Ibnu Battuta dalam catatannya berkisah tentang wabah Pes yang kemudian diberi julukan Black Death.
Berdasarkan catatannya, tahun 1346 wabah itu sudah menjangkit di Konstantinopel (Turki), menyebar ke Venesia (Italia) dan kemudian Genoa (Italia). Di Sisilia dan Mesir, epidemi muncul hampir bersamaan, yaitu pada musim panas 1347.Â
Setahun berikutnya wabah itu menyebar melintasi padang rumput Asia Tengah ke pantai-pantai Laut Hitam. Penyakit itu dibawa oleh populasi binatang pengerat dalam lubang-lubang tanah di padang rumput Asia Tengah.
Wabah ini juga turut disebarkan melalui kapal-kapal dagang. Kutu-kutu penyebar wabah itu menempel diantara barang-barang dagangan dalam rangkaian kereta dagang atau dalam tempat penyimpanan di lokasi persinggahan karavan.
Wabah Pes yang kemudian dikenal sebagai Black Death ini dipindahkan dari hewan ke manusia lewat gigitan sejenis kutu. Kutu ini dapat berkembang biak dan hidup dalam bulu kulit tikus yang tertular.Â
Kutu-kutu yang terinfeksi itu menemukan jalannya ke kantung-kantung bahan makanan atau pakaian. Kutu-kutu itu kemudian menjadi perantara kuman Yersinia Pestis ke peredaran darah manusia. Penyakit itu menjadi lebih mematikan setelah dipindahkan langsung dari manusia ke manusia.
Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci agar pandemi dimasa depan agar tidak terulang. Hewan dapat menjadi perantara pembawa kuman penyakit, untuk itu menjaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaan juga menjadi penting.Â
----
Sudah saatnya dari sekarang memulai perilaku menjaga keseimbangan, keanekaragaman hayati dan kelestarian Alam. Perilaku Menghindari komsumsi hewani yang tidak biasa juga patut untuk selalu kita ingat. Jangan lupakan perilaku menjaga kebersihan diri dan lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.
Asuransi Umum (Asuransi Umum adalah Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda) juga patut kita miliki untuk proteksi diri kita dan keluarga bila terdampak risiko kesehatan.
Yuks mari bersama-sama mencegah Pandemi berulang di masa depan !
Salam hangat  Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H