Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Potensi "Green Jobs Microgreens" Membudayakan Bertani di Pemukiman Kota

31 Januari 2021   11:33 Diperbarui: 31 Januari 2021   17:46 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Azri ini saya tonton dari video youtube yang berjudul Bisnis Urban Farming Anak Muda - Big Bang Show yang ditayangkan Kompas TV pada 3 Januari 2017 lalu dan melalui sosial media instagram @taneuh .


Menurut Azri, urban farming akan sangat cocok untuk masyarakat perkotaan yang ingin bercocok tanam, namun memiliki keterbatasan lahan. Salah satu teknik urban farming yang cocok dipraktekkan yaitu microgreens. Dengan microgreens maka petani perkotaan dapat memanen sayuran di usia tanaman 7-21 hari.

Azri saat sessi bincang-bincang Bing Bang Show yang dipandu oleh Andy F Noya menjelaskan apa itu microgreens. Pemuda tinggi gempal ini menyampaikan bahwa microgreens merupakan sayuran hijau dan tanaman herbal yang daun kateledonnya baru muncul (daun pertama) dimana bisa langsung dapat dipanen. 

Lanjutnya, microgreens adalah sayuran umum yang biasa kita komsumsi tetapi bedanya ini dipanen waktu masih muda dimana nutrisinya masih terkonsentrasi. Bisa dikatakan microgreens ialah tanaman yang cepat dipanen. 

Dirinya mengedukasi penonton tentang usia sayuran terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu usia kecambah (3 s/d 7 hari), microgreens (14 s/d 21 hari) dan dewasa (40 s/d 60 hari).

Masih ada saja orang kota yang berfikir bertani itu harus memiliki lahan yang luas untuk menanam sayuran. Otomatis orang kota perlu solusi untuk masalah tersebut, jalan keluarnya ada pada microgreens. Produksi sayurannya sendiri amat berbeda dengan yang dilakukan di pedesaan.

Teknik bertani ini cukup mudah dengan menyediakan wadah untuk menanam (tray), media tanam dan tentunya kita butuh benih sesuai keinginan kita. Langkah pertama isi wadah dengan tanah secukupnya dengan media tanam dan bibit microgreens. Bibit tanaman dapat dipilih dari bayam merah, kol merah, gandum, pak coy, dll.

Tidak pakai ribet, microgreens dapat memanfaatkan ruang didalam rumah dan tidak perlu di design khusus. Urban farming ini pun fleksibel dan menelurkan portable farm. Sayuran dalam wadah tray dapat ditaruh dimana saja, asalkan mendapatkan ventilasi yang baik dan sinar matahari yang cukup (bukan matahari langsung).

Target Tan Euh yaitu pembeli dari skala kecil, warga kota untuk komsumsi pribadi yang peduli akan makanan berkesadaran (sehat), supply untuk ke restoran dan hotel. Microgreens bisa diaplikasikan ke berbagai skala, baik rumahan maupun skala bisnis. Satu box kecil microgreens usia panen dijual seharga 30 rb s/d 50 ribu rupiah bahkan bisa lebih tergantung kualitas. 

Tan Ueh dalam proses penanaman berada di kawasan Bogor, Jawa Barat. Microgreens yang dikirim ke pelanggan sudah berukuran besar dan setengah jadi. Umumnya para Cheff suka dengan sayuran sesegar mungkin. Untuk itu Tan Euh mengirimkan sayuran dalam kondisi hidup dan dijual dalam kemasan box. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun