Kapal Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) TNI Angkatan Laut Indonesia ini dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Prancis. KRI Rigel memilki nomor lambung 933.Â
Nama 'Rigel' bukanlah nama pahlawan atau pulau seperti biasanya KRI yang dimiliki oleh TNI AL. Rigel merupakan bintang yang paling terang dari Rasi Orion.
Kapal ini dibangun berdasarkan kontrak pengadaan kapal BHO yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Prancis.
Kapal yang memiliki bobot 560 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter berbasis bahan material Aluminium. Untuk mendukung tugasnya, kapal ini dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), SSS (Side Scan Sonar).
Selain itu terdapat pula Laser Scanner untuk mendapatkan gambaran daratan, AWS (Automatic Weather Station), Echosounder Multi beam laut dalam dan single beam, Peralatan CTD (Conductivity Temperature and Depth), Gravity Corer, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan
Kapal ini juga dilengkapi dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama.
Agar peralatan dapat berkerja optimal, KRI Rigel memiliki spesifikasi yang dapat meningkatkan stabilitas platform selama operasi. Rigel dilengkapi FLUME, yakni sistem stabilisasi pasif.Â
FLUME berisi tanki longitudinal yang dapat mengimbangi gerakan platform sehingga efek kapal bergoyang berkurang sampai 70%. Tentunya akan menunjang pengumpulan data yang lebih akurat dan dapat diterjemahkan, khususnya dalam hal sonar, maka begitu penting kapal harus hening.Â
Keheningan yang dibutuhkan oleh KRI Rigel 933 ditunjang oleh baling-baling fixed pitch, dengan dua mesin diesel-electric propulsion, yang mengurangi vibrasi dan meningkatkan kualitas pengukuran.Â
Dengan peralatan yang dimiliki KRI Rigel seperti deteksi sonar dan visual maka kotak hitam dalam kasus kecelakaan pesawat dapat lebih cepat ditemukan. Data dari KRI Rigel dapat digunakan Satgas pencarian untuk mengangkat kotak hitam dan badan pesawat bila memungkinkan.