Selain Mahariah ada juga Lupus yang menjadi penggerak penyelamatan lingkungan. Dalam video yang berjudul 'Berseri ; Pulauku Nol Sampah' (DI SINI), Mahariah memperkenalkan Lupus.
Lupus menggerakkan masyarakat untuk menanam mangrove dan mengajak para nelayan untuk mengambil sampah dipermukaan, dan dasar laut disekitar Pulau Pramuka.
Terang Lupus, penanaman Mangrove amat penting untuk menahan abrasi pantai. Kebersihan pantai dari sampah amat penting menjaga pohon mangrove. Pohon penahan abrasi ini baru akan memiliki akar yang kuat setelah berumur 5 tahun keatas.
Penanaman mangrove dilakukan secara rutin sekali seminggu atau seminggu dua kali, baik oleh penduduk pulau, wisatawan dan pelajar. Penanaman mangrove ini menjadi bagian dari eco wisata Pulau Pramuka.
Fenomena penumpukan sampah plastik tidak hanya didarat dan bibir pantai saja, juga di laut. Permukaan dan dasar laut pun tidak luput dari sampah. Sudah menjadi cerita klasik masalah sampah di laut yang masih jarang mendapatkan perhatian dan solusinya.
Pertanyaan pak Lupus, sampah darat lebih mudah dibenahi, tapi bagaimana sampah dasar laut ?
"Saya melihat titik spot menumpuknya sampah di laut dekat pemukiman penduduk. Mungkin mereka anggap lautan tempat sampah paling besar" ujarnya
Bila dia perhatikan sampah permukaan banyak berupa sampah rumah tangga, plastik dan styrofoam, sedangkan sampah dasar laut berupa plastik, karung, karet, dan ban mobil.
Ia mengawatirkan bila lautan rusak kemana lagi para nelayan mencari nafkah ? anak cucu nelayan akan kehilangan kesempatan melihat keindahan laut seperti apa.