Laut China Selatan (LCS) memanas membuat armada laut Paman Sam pun bersiaga disana menjaga netralitas laut yang menjadi jalur transportasi dunia. Penyebabnya Tiongkok mengakui sebagian besar Laut China Selatan merupakan bagian wilayahnya dari sisi historis.
Beberapa negara di Asia Tenggara pun merasa dilanggar kedaulatannya. Bagaimana dengan Indonesia? memang dalam kasus LCS indonesia secara kedaulatan wilayah tidak masuk dalam sengketa.Â
Tetapi kita patut ketahui beberapa kasus terjadi di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia di Laut Natuna Utara yang juga di akui oleh beberapa negara Asia tidak hanya Tiongkok tapi juga Vietnam.
Apakah karena krisis LCS, Indonesia akhirnya akan memborong Jet Tempur Rafale buatan Prancis? bisa iya bisa juga bukan. Pembelian jet tempur Rafale masih berupa isu yang beradar dibeberapa portal media di Perancis dan Indonesia.
Berdasarkan berita yang tersebar dan menjadi obrolan hangat bahwa Indonesia berniat memborong 48 unit Jet Tempur Rafale buatan Perancis. Bahkan informasi ini telah beredar dibeberapa media (1) (2) (3). Apakah terjadi kebocoran surat diplomatik seperti kejadian niat Indonesia membeli 15 unit jet tempur Typoon Tranche 1 bekas pakai Austria?
Indonesia dikabarkan ingin segera menyelesaikan kesepakatan pembelian 48 unit pesawat tempur Rafale dari Pemerintah Prancis sebelum tutup tahun. Dilansir dari media Prancis latribune.fr, Perancis dan Kemenhan RI berniat menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan.Â
Sebelumnya, Menhan RI, Prabowo Subianto, telah melakukan kunjungan ke Prancis sebanyak dua kali di tahun 2020, terakhir pada 21 0ktober 2020.Â
Dalam kunjungan itu Indonesia disebut-sebut tertarik membeli beberapa alutsista antara lain 48 jet tempur Rafale, empat kapal selam Scorpene, dan dua kapal korvet GoWind. Total nilai alutsista Perancis tersebut diperkirakan US$ 25-28 miliar.
Indonesia terus berupaya memodernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dalam negeri untuk menggantikan Alutsista yang sudah uzur dan memperkuat kemampuan TNI. Berbagai alutsista berupa jet tempur, kapal selam, hingga kapal perang buatan luar negeri menjadi bidikan oleh Kementerian Pertahanan RI.
Pesawat tempur Rafale dibidik karena memiliki daya gentar bagi kawasan karena spesifikasinya. India negara Asia yang telah mengoperasionalkan burung besi ini.
Bahkan Dessault Rafale masuk dalam jajaran 7 besar pesawat tempur tercanggih yang beroperasi. Walaupun sudah ada Sukhoi SU-57 (Rusia) dan J-20 (Tiongkok) tapi belum masuk operasional skuadron tempur.