"Sukses itu ketika diri kita memberikan kesempatan bagi orang lain menjadi pemenang, demi tujuan yang lebih besar. Untuk menjadi pemenang tidak harus dengan mengangkat piala, kemenangan sesungguhnya sejatinya kemenangan atas ego"
Deru mesin mobil yang melaju cepat terdengar di telinga sang pengemudi. Tatapannya tajam ke depan, tampak fokus melintasi trek balapan. Adu cepat mobil Ferrari berwarna merah yang molek, dengan mobil Ford berwarna silver membuat adrenalin sang pembalap terpacu.
Mobil merah itu tiba-tiba terhenti karena kerusakan mesin. Mobil berwarna silver pun melaju sendirian menuju garis finish meninggalkan mobil merah itu. Sang pembalap pun terus menginjak pedal gas, mantap dengan kecepatan sang kuda besi.
Tiba-tiba tatapannya kosong dan memikirkan ucapan seseorang "3 mobil Ford harus masuk garis finish bersamaan". Hatinya bergejolak, lalu dia teringat keluarga dan rekan-rekannya. Kemudian dirinya menurunkan kecepatan, finish bersama ke-2 rekan pembalap dari tim pabrikan mobil Ford.Â
Tahun lalu sekitar bulan november 2019 pecinta film disuguhkan film dengan latar belakang kisah nyata perseteruan Ford pabrikan mobil terbesar Amerika Serikat dengan Ferrari pabrikan mobil asal negeri pizza Italia. Film ini berjudul Ford vs Ferrari keluaran 20th Century Fox garapan sutradara James Mangold yang rilis pertengahan november 2019.
Bisa dibilang film ini merupakan drama biografi yang mengkisahkan upaya Ford turun di ajang balap uji ketahanan Le Mans 24 Hours. Film ini dibintangi oleh aktor ternama Matt Damon yang melekat sebagai Jason Bourne dan Christian Bale yang identik dengan trilogi Batman.
Walaupun dibintangi dua aktor laga / action film ini bukan film action. Jadi film ini dapat disaksikan oleh penonton usia 13 tahun ke atas. Film ini bergenre drama-sports yang mampu menguras emosi penonton.
Drama sport ini mengangkat kisah nyata dengan latar belakang awal dekade 60-an dimana Ken Miles (Christian Bale) dan Carrol Shelby (Matt Damon) berpatner untuk bertarung di arena balap Le Mans 24 Hours.Â
Film ini selain dibumbui dengan persaingan Ford v Ferrari juga turut mengkisahkan pertarungan ego, kerja keras, kompetisi dan  persahabatan. Kehadiran tokoh-tokoh pendukung dalam film ini seperti Mollie (Caitriona Balfe) sebagai istri Miles, HenryFord II (Tracy Letts) sebagai pemilik Ford, dan tokoh licik seperti Leo Beebe (Josh Lucas) juga menambah menariknya film ini untuk ditonton.
Untuk penanyangan di kawasan Eropa, film ini menggunakan judul Le Mans 66 dan masuk dalam jajaran film Box Office. Balutan kisah dalam film ini berpusat pada Carroll Shelby dan Ken Miles.Â
Hubungan pertemanan keduanya tidak selalu cocok, karena tuntutan pekerjaan yang membuat mereka menjadi patner. Hasrat, ambisi dan berkorban membuat penonton diajak untuk lebih mendalami karakter serta sepak terjang kedua tokoh utama ini.Â
Film ini juga sarat dengan adegan persaingan, memacu adrenalin dan banyak aksi balap mobil. Tulisan ini bukan membahas akan sejarah dari kisah perseteruan dua pabrikan mobil ternama, tapi bagaimana sosok Ken Miles menjadi pemenang Sesungguhnya Ford vs Ferrari.
Cerita berawal di tahun 1963 saat Ford mengalami penjualan kendaraan yang biasa-biasa saja. Pemilik Ford Motor Company, Henry Ford II dalam sebuah scene menantang seluruh pegawainya untuk menelurkan ide-ide. Dari mulai jajaran managerial sampai dengan pekerja kasar diharapkan dapat menuangkan ide untuk bisa meningkatkan kembali peningkatan pendapatan perusahaan.
Bahkan bos besar tersebut memberi instruksi apabila ada pegawai yang tidak memberikan ide sebaiknya tidak perlu masuk kerja. Salah satu pegawai di jajaran managerial Ford, Lee Iacocca kemudian menyumbang ide agar Ford mulai mengikuti kejuaraan balap kelas dunia.
Ajang balapan yang dimaksud Le Mans 24 Hours seperti yang diikuti pabrikan mobil Ferrari. Pabrikan asal Italia ini memang dikenal mampu memproduksi mobil berkecepatan tinggi.
Ajang balapan Le Mans 24 Hours merupakan ajang ketahanan kendaraan, jadi amat penting bagi Ford memenangi ajang ini. Tentunya ini akan meningkatkan branding / citra dari merk Ford yang akhirnya berujung peningkatan penjualan produk.
Awalnya Ford tidak ingin bersaing dengan Ferrari di ajang balapan ketahanan kendaraan ini. Tapi ingin mengakuasisi Ferrari yang diketahui hampir bangkrut dengan mengajukan proposal penawaran melalui Iacocca. Tawaran ini sebetulnya menarik dimana Ferrari masih dapat mengikuti ajang Le Mans 24 Hours.
Namun, tawaran Ford ditolak mentah-mentah oleh Ferrari. Saat menyampaikan penolakannya, Enzo Ferrari sempat melontarkan kata-kata yang melecehkan Ford.Â
Pabrikan mobil Ford dianggap sebagai produsen mobil kaleng-kalengan yang tidak sebanding dengan pabrikan mobil Ferrari yang mewah, anggun, gagah dan cepat. Bila Ford mengakuisisi Ferrari, itu akan merusak citra dari Ferrari.
Perwakilan Ford, Iacocca menyampaikan ke Henry Ford II yang menyebabkan pemilik pabrikan ini merasa dilecehkan dan meradang. Akhirnya Henry Ford II memutuskan Ford untuk ikut dalam ajang Le Mans 24 Hours berapapun biaya yang dikeluarkan. Padahal juara ajang ini dalam beberapa tahun terakhir adalah pabrikan mobil Ferrari.
Tidak hanya piawai di lintasan balap, Miles juga sangat memahami tentang mesin dan struktur mobil balap. Miles memiliki bengkel khusus mobil pacu. Kemampuan itu yang membuatnya sangat dipercaya oleh Shelby dalam membangun mobil balap.Â
Keduanya kemudian berpatner dan bahu membahu bekerja sama membangun mobil yang akan dipakai Ford di Le Mans 24 Hours tahun 1965. Setelah berbagai upaya membangun dan melatih diri mengendarai mobil balap tersebut, ternyata Miles tidak mendapat restu dari petinggi Ford untuk turun di Le Mans 24 Hours.Â
Ternyata ada salah satu pemimpin di perusahaan yang tidak menyenanginya, sehingga dirinya tidak diturunkan dalam ajang balap ini. Dia adalah pemimpin Divisi Balap Ford bernama Leo Beebe.Â
Kharakter Beebe diceritakan memang sangat sentimen terhadap Miles yang dinilainya urakan dan susah diatur. Ia sangat sentimen pada Miles karena sifat dari Miles.Â
Padahal berkat inovasi dan kreativitas Miles melairkan mobil balap Ford. Miles adalah salah-satu orang yang paling berjasa dalam pengembangan mobil balap yang akan dipakai Ford di ajang Le Mans 24 Hours.
Kebencian Bebee berawal karena Miles berkata dan bersikap jujur saat acara peluncuran Ford Mustang di tahun 1964. Menurut Miles, Mustang adalah mobil yang payah secara performa tapi terlihat gagah.Â
Shelby sendiri tak bisa menolak keputusan Beebe dan berjiwa besar menerimanya walaupun dengan kekesalan. Dirinya hanya mendengarkan di radio jalannya ajang balap le Mans 24 Hours. Dia tidak diikutsertakan dalam ajang Le Mans 24 Hours 1965.Â
Tapi apa mau dikata, karena pengemudi mobil balap Ford kurang memahami karakter mobil Ford yang dikendarainya, tim Ford gagal total dalam ajang Le Mans 24 Hours.
Henry Ford II meresa kecewa dan mempertanyakan kepada Shelby. Sebetulnya mobil yang dibangun oleh tim mekanik Ford sudah lebih cepat dari Ferrari. Shelby mempertegas kepada Henry Ford II sejatinya tim nya dapat menjuarai ajang Le Mans 1965, hanya saja tidak menggunakan pembalap yang tepat.
Miles pun diajukan oleh Shelby kepada Henry Ford II sebagai pembalap Ford di ajang Le Mans 1966. Shelby dan Miles kemudian membangun kembali dan meningkatkan performa mobil balap Ford untuk menjuarai Le Mans 24 Hours.
Pada ajang Le Mans 1966 akhirnya Miles mampu mengalahkan pembalap tim Ferrari. Namun saat sudah di ambang kemenangan, Miles menurunkan ego-nya meraih kemenangan yang awalnya sudah di depan mata.Â
Dirinya lebih mengutamakan tim dari pada dirinya menjadi pemenang, karena dari awal memang tujuan dari pabrikan Ford untuk menaikkan citra dari perusahaan.Â
Untuk itu dirinya berkorban memtuskan tidak mengangkat piala tetapi seluruh mobil balap Ford yang terlibat dalam ajang le-Mans 24 Hours masuk bersama-sama di garis finish.Â
---
Ken Miles merupakan sosok pemenang walaupun dirinya tidak mengangkat trofi. Pengorbanannya menurunkan kecepatan laju mobil nya demi kesuksesan tim bersama-sama menuju garis finish, menunjukkan diri nya telah menang melawan ego.
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H