Kompasianival merupakan perhelatan kopi darat (kopdar) terbesar blogger Kompasiana (kompasianers). Terakhir kali daku mengikuti kompasianival pada tahun 2019 yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 23 November 2019, Mall One Bell Park, Jakarta Selatan.Â
Daku hampir tiap tahun sejak 2012 (kecuali 2013) menghadiri kopdar bagi para kompasianers ini. Pada Kompasianival 2020 rencananya akan terjadi perbedaan dibandingkan dengan perhelatan Kompasianival sebelumnya yang diselenggarakan secara offline, tahun ini (2020) karena adanya pandemi Covid-19 akan diadakan secara online.
Kompasianival 2012 di mana daku mengikuti kompasianival pertama kali, ternyata memiliki arti penting bagi diriku. Kompasianival mempertemukan daku dengan komunitas Coin A Chance "Coin Untuk Pendidikan".Â
Gerakan sosial ini kemudian daku bawa ke tempat kerja daku di RSKO Jakarta. Gerakan Coin Untuk pendidikan pun telah berjalan selama 8 tahun sejak kompasianival 2012 diselenggarakan. Â
Baca Juga: Kompasianival 2019
Buat daku kompasinival 2012 salah-satu yang terbaik dan beda dengan Kompasianival setelahnya yang pernah daku ikuti. Gelaran Kompasianival 2012 yang digelar pada Sabtu (17/11), di Skeeno Hall, Gandaria City, Jakarta Selatan bisa dibilang berlangsung meriah.Â
Terdapat beragam acara yang berlangsung dari pagi hari, hingga malam pukul 21.00 WIB. Bahkan, nampaknya mampu menyedot animo pengunjung yang bukan Kompasianers untuk mendaftar. Puluhan komunitas baik yang terlahir dari Kompasiana maupun diluar Kompasiana pun hadir mengikuti gelaran kompdar kompasianers ini.
Yang lebih istimewa, tidak hanya ragam aktivitas di panggung utama yang dapat nikmati. Pada Kompasianival 2012, para kompasianers dan penggiat sosial media juga dapat bergabung bersama puluhan komunitas online dan offline di booth-booth komunitas yang telah disediakan. Salah-satu yang menjadi perhatian adalah aksi dari Cost Play.Â
Beragam komunitas hadir di Kompasianival, mereka pun berbagi cerita dan informasi apa saja aktivitas yang dijalankan. Daku pun berkenalan dan mencari info tentang komunitas - komunitas yang terlibat.
Salah satu komunitas offline yang daku kunjungi boothnya adalah Coin A Chance. Komunitas yang semula berawal dari sebuah gerakan sosial pada Desember 2008. Komunitas ini memberikan informasi seputar kegiatan mereka kepada pengunjung booth.Â
Pada Kompasianival 2012, Coin A Chance juga mengadakan aktivitas rutin mereka, yakni mengumpulkan receh/uang koin dan menghitung coin yang diterima saat acara berlangsung yang berasal dari beberapa titik  / dropzone di Jakarta.Â
Nantinya uang koin yang dikumpulkan ini akan digunakan bagi kepentingan pendidikan anak-anak yang kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan sekolah lagi. Booth Coin A Chance menyediakan toples kaca sebagai wadah pengumpul receh dan celengan yang dibagi-bagikan kepada pengunjung.
Selain Coin A Chance hadir pula komunitas lainnya dan berbagai komunitas online Kompasiana. Terdapat komunitas di kompasiana yang saat ini menghilang, yakni komunitas bagi pecinta fotografi yakni Kompasianer Hobi Jepret (Kampret). Kampret mengadakan klinik foto studio di booth nya pada geleran tahunan ini.Â
Bagi yang hobi menulis cerita fiksi hadir Fiksiana dan Desa Rangkat. Ada pula komunitas yang menyasar pengguna internet bagi remaja berjuluk komunitas ID Kita. Komunitas Kompasiana lainnya , Koplak Yo Band dan Planet Kenthir.Â
Kompasianival 2012 menghadirkan puluhan komunitas lain yakni komunitas Canting yang bergerak di bidang sosial,komunitas Save Street Child, Kelir TV, Plot Point, ema-emak Blogger,World Vision, Ayah ASI, Akademi Berbagi, Akademi Samali, Greenweb ID, Ableton Indo, WPAP, ARnCo,Blood for Life, Card to Post, Cosplayer Indonesia, Komunitas Kopi Keliling, KOMPAS Muda, NTMC Polri, Komunitas Depok Digital, KOMUTOKU, Blogger Hibah Sejuta Buku, Komunitas Milis Popok Kain (MPK), Blood For Life.
Secara khusus Kompasiana memberikan apresiasi bagi 10 komunitas paling berjasa di media sosial dengan memberikan uang tunai sebesar satu juta rupiah (dipotong pajak). 10 komunitas yang berhak menerima penghargaan itu, beberapa diantaranya ada Coin A Chance, Save Street Child, Ayah ASI, Save Street Child dan Indonesia Bercerita.
----
Pada bulan November ini, Koin Untuk Pendidikan RSKO Jakarta telah berjalan selama 8 tahun. Tidak terasa bagi kami telah menjalankan gerakan ini di RSKO Jakarta dan Alhamdulillah masih istiqomah.Â
Walaupun pada saat Pandemi Covid-19 sejak awal maret sampai dengan November 2020 rehat sejenak menyelenggarakan Hari Perhitungan Coin demi menghindari penyebaran virus. Tapi gerakan ini masih tetap eksis dan tetap menerima donasi.
Kami memang sengaja menggunakan nama gerakan "Koin Untuk Pendidikan" di RSKO Jakarta walaupun nama asli gerakan ini Coin A Chance atau Koin Kembalian. Penggunaan nama Koin Untuk Pendidikan agar mudah diingat teman-teman kami di RSKO Jakarta.
Salah satu foundernya mbak Nia Sadjarwo saat pertama kali bertemu dengan daku di Kompasianival 2012 menjelaskan ; bahwa kegiatan Coin A Chance ditujukan untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang.Â
Menurutnya banyak individu-individu di negara ini yang mengabaikan uang koin yang nilainya dianggap tidak seberapa, tetapi bila dikumpulkan oleh banyak orang maka nilainya akan menjadi besar dan dapat merubah dunia.Â
Tambahnya, banyak dari masyarakat kita yang sebetulnya peduli tetapi terkendala karena hanya mampu memberikan sedikit rezeki. Tidak semua masyarakat kelas menengah ke atas tetapi mereka ingin turut bersedekah. Dengan sekeping coin 100 rupiah pun bisa, karena berbagi tidak perlu menunggu kaya.Â
Dalam perjalanannya tinggal daku dan Dayat yang menjadi admin / koordinator Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta dan Hani menjadi coiners. Saat ini Hani sudah tidak berkerja lagi di RSKO Jakarta.
Gerakan koin untuk pendidikan RSKO Jakarta menginduk kepada Komunitas Coin A Chance, hasil pengumpulan koin kami serahkan sepenuhnya ke Coin A Chance tanpa dipotong biaya komsumsi saat penghitungan koin dan biaya pengiriman.Â
Kami berucap Allhamdulillah karena gerakan ini masih bertahan walaupun saat ini belum menyelenggarakan Hari Penghitungan Koin karena adanya Pandemi Covid-19. Tapi kami masih menerima donasi coin dan uang kertas dari berbagai pihak.
Baca Juga: ASN Inspiratif 2020 ; Dyah Putri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati
Baca Juga: 7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di tempat Kerja
Kami pun acapkali bersinergi dan berbagi pengalaman kepada pioner-pioner gerakan sosial bagaimana gerakan ini dapat bertahan dan konsisten. Tidak ada persaingan sesama gerakan sosial. Untuk di RSKO Jakarta gerakan Koin Untuk Pendidikan acapkali bersinergi dengan Gerakan Nasi Kotak RSKO Jakarta yang dipelopori oleh Dyah Putri Ambarwati.
---
Kompasianival merupakan momen dimana para kompasianers dari penjuru negeri bisa bertemu. Gelaran tahunan ini pun bisa mempertemukan berbagai individu dari berbagai profesi dan keilmuan. Bahkan Kompasianival dapat mempertemukan kita dengan gerakan sosial. Ada baiknya ketika Kompasianival 2021 menghadirkan kembali komunitas-komunitas diluar kompasiana.
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H