Salah satu foundernya mbak Nia Sadjarwo saat pertama kali bertemu dengan daku di Kompasianival 2012 menjelaskan ; bahwa kegiatan Coin A Chance ditujukan untuk membantu biaya pendidikan adik-adik yang berasal dari keluarga ekonomi kurang.Â
Menurutnya banyak individu-individu di negara ini yang mengabaikan uang koin yang nilainya dianggap tidak seberapa, tetapi bila dikumpulkan oleh banyak orang maka nilainya akan menjadi besar dan dapat merubah dunia.Â
Tambahnya, banyak dari masyarakat kita yang sebetulnya peduli tetapi terkendala karena hanya mampu memberikan sedikit rezeki. Tidak semua masyarakat kelas menengah ke atas tetapi mereka ingin turut bersedekah. Dengan sekeping coin 100 rupiah pun bisa, karena berbagi tidak perlu menunggu kaya.Â
Dalam perjalanannya tinggal daku dan Dayat yang menjadi admin / koordinator Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta dan Hani menjadi coiners. Saat ini Hani sudah tidak berkerja lagi di RSKO Jakarta.
Gerakan koin untuk pendidikan RSKO Jakarta menginduk kepada Komunitas Coin A Chance, hasil pengumpulan koin kami serahkan sepenuhnya ke Coin A Chance tanpa dipotong biaya komsumsi saat penghitungan koin dan biaya pengiriman.Â
Kami berucap Allhamdulillah karena gerakan ini masih bertahan walaupun saat ini belum menyelenggarakan Hari Penghitungan Koin karena adanya Pandemi Covid-19. Tapi kami masih menerima donasi coin dan uang kertas dari berbagai pihak.
Baca Juga: ASN Inspiratif 2020 ; Dyah Putri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati
Baca Juga: 7 Tips Memulai dan Mempertahankan Gerakan Sosial di tempat Kerja
Kami pun acapkali bersinergi dan berbagi pengalaman kepada pioner-pioner gerakan sosial bagaimana gerakan ini dapat bertahan dan konsisten. Tidak ada persaingan sesama gerakan sosial. Untuk di RSKO Jakarta gerakan Koin Untuk Pendidikan acapkali bersinergi dengan Gerakan Nasi Kotak RSKO Jakarta yang dipelopori oleh Dyah Putri Ambarwati.