Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anda Bisa Menjadi seperti Mpu Prapanca dan Ibu Kita Kartini, Begini Caranya!

22 September 2020   20:34 Diperbarui: 23 September 2020   05:53 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"ilmu itu bagaikan hasil panen / buruan di dalam karung, menulis adalah ikatannya"

-Imam Syafi'i

Tahun 2020 menjadi tahun yang penting bagi pecinta sejarah karena dilakukannya ekskavasi situs Kumitir. Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilaksanakan pada Agustus hingga September 2020, Situs Kumitir diinterpretasikan sebagai bangunan talud (dinding penahan tanah yang ditinggikan) dengan panjang 318 dan lebar 197 meter.

Situs Kumitir diduga sebagai tempat pendharmaan Mahesa Cempaka, kakek dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Tempat pendarmaan ini berada didalam dinding talud yang diperkirakan areanya seluas 6 hektar.

Lokasi bersejarah ini ditemukan di area persawahan dan kawasan pembuatan bata merah milik warga, di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Mojokerto pada 19 Juni 2020. Awalnya, benda purbakala yang ditemukan terdiri dari tumpukan batu bata kuno yang membentuk struktur dinding bangunan memanjang 21 meter. Bahkan diawal diperkirakan merupakan dinding tembok istana yang kemudian ternyata talud.

Nama Kumitir (Kumeper), disebutkan dalam beberapa naskah kuno, Negarakertagama, Pararaton, dan Kidung Wargasari. Kumeper disebut dalam naskah Negarakertagama sebagai tempat pendharmaan bagi Mahesa Cempaka, Raja Singasari yang meninggal pada 1280 Masehi. Tapi apakah situs Kumitir itu Kumeper ?

Posisi Keraton Majapahit diperkirakan oleh arkeolog tidak terlalu jauh dari bangunan pendarmaan Mahesa Cempaka di Kumeper yang merupakan batas kota radja Majapahit sisi timur. Jadi, penemuan situs ini begitu penting untuk menemukan lokasi yang tepat dimana Istana Majapahit.

Dalam Negarakertagama, tempat pendarmaan di Kumeper ini disebutkan pernah dikunjungi Maha Patih Majapahit (Wilwatikta), Gajah Mada. Naskah kuno Negarakertagama merupakan tulisan dari Mpu Prapanca yang begitu terkenal bahkan masuk dalam buku pelajaran sejarah anak sekolah.

Ternyata Anda bisa seperti Mpu Prapanca, bagaimana caranya? ya dengan menulis.

Kota radja Majapahit seperti apa dapat diketahui dari tulisan Mpu Prapanca di Negarakertagama. Kitab karya Mpu Prapanca ini banyak menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Majapahit, silsilah raja-raja Majapahit, candi makam raja, keadaaan kota raja, upacara Sradha, wilayah kerajaan Majapahit, maupun negara-negara bawahan Majapahit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun