Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianers Nongkrong: 10 Tahun Thamrin Dahlan Menulis di Kompasiana

20 Agustus 2020   06:36 Diperbarui: 20 Agustus 2020   06:42 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari ini, saya 10 tahun menulis di Kompasiana. Saya telah menulis sebanyak 2754 artikel, dan menerbitkan 30 buku, teman-teman sudah ada yang membuat buku ?" tanya Pak Thamrin Dahlan di kegiatan temu kangen 'Kompasianers 10 tahun Thamrin Dahlan Menulis di Kompasiana' (19/8/2020)

Thamrin Dahlan namanya, seorang kompasianers inspiratif yang memiliki reputasi menelurkan 30 buku selama dirinya 10 tahun menulis di Kompasiana. 

Dirinya merupakan pensiunan anggota Polri yang aktif menulis dengan jabatan terakhir Direktur Pasca Rehabilitasi, Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional .

Sosoknya ketika bertemu sapa dengan para kompasianers di berbagai acara offline Kompasiana, dirinya tidak pernah menunjukkan ketegasannya sebagai Polisi. Senyum dan rendah hati amat khas dalam diri Pak Thamrin Dahlan (TD).

Dapat dikatakan dirinya, Opa Tjip (One Day One Post) , Syaiful Harahap (menulis khusus HIV/AIDS) bisa dijadikan sebagai panutan kompasianers lama maupun yang baru. 

Dalam usia yang tidak lagi muda (68 tahun) dirinya memberikan suri tauladan bagi kami para kompasianers muda untuk mau menerbitkan sebuah buku walaupun hanya satu buah.

Deskripsi : Kompasianers Nongrong bersama Pak Thamrin Dahlan I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : Kompasianers Nongrong bersama Pak Thamrin Dahlan I Sumber Foto : dokpri
Untuk menyemangati dirinya untuk selalu menulis dan menerbitkan buku, ia mengundang kami para kompasianers yang dia kenal sebanyak 15 orang di salah-satu resto dibilangan Margonda Depok untuk hadir di acara temu kangen '10 tahun Thamrin Dahlan menulis di Kompasiana'. Ia mengharapkan yang datang suatu saat akan memiliki sebuah buku.

Daku menyebut acara ini Kompasianers Nongkrong bukan Kompasiana Nangkring yang identik dengan kumpul bareng kompasianers. Kegiatan ini full dibiayai oleh Pak Thamrin Dahlan dari sewa tempat, makanan dan minuman serta biaya transport. 

Buat daku yang terpenting sebetulnya adalah ngumpul, karena bagi para Kompasianers Offline sudah terbiasa ada sesuatu / tidak sesuatu itu oke-oke aja ngumpul bareng

Deskripsi : Buku karya Pak Thamrin dahlan berjudul
Deskripsi : Buku karya Pak Thamrin dahlan berjudul
Pada saat acara dimulai, kami dihadiahi oleh Pak Thamrin Dahlan sebuah buku hasil karya dirinya ke 30 yang berjudul "Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta". Buku tersebut bersampul merah darah setebal 168 lembar yang diterbitkan pada bulan April 2020 dengan penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD).

Sampul buku ini terbilang unik, dimana bagian belakang sampul bagaikan bagian depan sampul. Jadi apabila yang pertama kali memegang buku ini akan beranggapan buku ini seperti Al-Quran yang dimulai dari kanan ke kiri. Sebetulnya, buku ini seperti buku pada umumnya yang dibaca dari kiri ke kanan.

Daku pun sempat bertanya ke Pak Thamrin Dahlan, kenapa dibuat sampul seperti ini ?, dirinya menjawab bahwa memang sengaja sampul ini dibuat untuk menarik perhatian. Menurut daku memang benar menarik perhatian, karena terbaliknya sampul depan dan belakang serta ada foto wanita cantik berkebaya dan bermasker hitam di sampul belakang...#eeehhh

Apa yang daku tanya ini hanya menjawab rasa penasaran terhadap keanehan pada sampul. Ternyata cara berfikir Pak Thamrin Dahlan dalam menelurkan sebuah karya literasi tidak hanya sekedar membuahkan buku tapi juga daya tarik dari sebuah produk.

Pak Thamrin setelahnya menyampaikan quote dari Buya Hamka "menulislah terus, biarlah tulisanmu itu mengikuti takdirnya, biarlah tulisan itu membela dirinya sendiri". Quote ini bagi Pak Thamrin yang menyemangati dirinya untuk selalu menulis dan menerbitkan buku.

Buku-buku dari Pak Thamrin Dahlan begitu beragam temanya, adapun 30 buku hasil karya beliau ;

  1. Bukan Orang terkenal (2012)
  2. Hadiah Terindah (Kumpulan Puisi) (2012)
  3. Catatan Seorang Purnawirawan Polri edisi 1 (2013)
  4. Catatan Seorang Purnawirawan Polri edisi 2 (2013)
  5. Celoteh Kompasianer Tede (2013)
  6. Prabowo Presidenku (2014)
  7. Prabowo Presiden Kita [ E- Book] (2014)
  8. Magnet Baitullah (2015)
  9. Kasidah (2015)
  10. Bukan Hoax (2016)
  11. Sebelas (2017)
  12. Dua belas (2017)
  13. Jalan jalan (2017)
  14. Saya Indonesia Saya Pancasila (2017)
  15. Polisi Juga Manusia (2017)
  16. Ustazd Abdul Somad Hadir Disini (2018)
  17. Kylian Mbappe Pele Zaman Now (2018)
  18. Azka Zafran Alzam Saksi Asian Games 2018 (2018)
  19. Tjerito Boedak Tempino (2018)
  20. Doea Poeloeh (2018)
  21. Kumpulan Pantun (2019)
  22. Bunga Rampai 22 (2019)
  23. Biografi Bundo Kanduang (2019)
  24. Selamat Bekerja Kabinet Indonesia Maju (2019)
  25. Catatan Alumni Akper Palembang Angkatan 4 (2019)
  26. Nasehat Kehidupan Media Sosial (2020)
  27. Riak Riak Birokrasi (2020)
  28. Jakarta Terendam Banjir (2020)
  29. Pandemic Covid 19 Melanda Dunia (2020)
  30. PSBB Jakarta (2020)

Ia bercerita bahwa tujuan awal dari dirinya menerbitkan buku tidak ada niat untuk dijual, hanya untuk dokumentasi. Tapi ketika dirinya memberikan buku itu kepada para kerabat sebagai souvenir, acapkali memang ada yang mengapresiasi.

Pensiunan Polisi ini menawarkan sebuah gagasan bagi para kompasianers dan blogger yang terbiasa menulis untuk dapat menerbitkan buku melalui Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD. ) Yayasan ini merupakan wakaf dari keluarga pak Thamrin Dahlan untuk mengembangkan dunia literasi khususnya dalam penerbitan buku.

Masih ada anggapan bahwa menerbitkan buku itu sulit ungkapnya, tapi berdasarkan pengalaman dirinya yang telah menerbitkan 30 Buku proses untuk memiliki buku dengan mencantumkan nama penulis di cover itu tidaklah sulit.

Untuk membuat buku menurut Pak Thamrin Dahlan usahakan 160 halaman agar memiliki punggung sehingga dapat berdiri, dengan spasi 1,5, ukuran font 12, dan thame font -times new roman. Bila penulis ingin membuat cover / sampul buku sendiri pun diperbolehkan.

Pak Thamrin melalui YPTD berjanji dan menjamin bagi penulis untuk akan menerbitkan buku dengan Internasional Standard Book Number (ISBN) tanpa pungutan biaya sama sekali alias Gratis. Terpenting buatkan daftar isi, kata pengantar dan kirimkan master tulisan ke YPTD.

YPTD yang akan menguruskan ISBN ke Perpustakaan Nasional dan kemudian mencetak satu buah buku bagi sang penulis. Bila ingin memperbanyak buku tersebut para penulis dapat melakukan sendiri atau melalui YTPD. 

Pak Thamrin Dahlan menggambarkan biaya satu buah buku dengan tebal 160 halaman dengan cover tanpa warna bila memperbanyak sendiri dikisaran Rp.45.000,-.

Saran Pak Thamrin yang terpenting punya buku dulu, karena buku adalah mahkota seorang penulis. Harapnya semoga acara ini menjadi momentum dimana yang datang kali ini sudah punya buku di tahun depan.

Para penulis bisa menulis apa saja temanya pada buku yang mau diterbitkan. YTPD akan membantu untuk mengurus ISBN yang nantinya dapat menjadi modal bila penulis ingin menjual buku di toko buku ternama. Bila ada penulis yang tertarik membuat buku dapat menghubungi Pak Thamrin Dahlan di nomor 08159932527.

----

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun