Premium menunjukkan sesuatu yang lebih dari yang biasa bahkan mewah. Bila kita ambil contoh smartphone, pada spesifikasi smartphone entry level tidak akan menggunakan processor snapdragon apakah itu seri 4, 6 apalagi 8. Entry level pun hanya memiliki 1,5 GB s/d 2 GB RAM dengan penyimpanan 8 GB s/d 16 GB , kualitas layar masih IPS dan kamera yang kurang optimal serta body plastik.
Bila dibandingkan dengan smartphone Premium (Flagship) tentunya jauh banget spesifikasinya. Smartphone flagship menghadirkan processor snapdragon seri 8, 8 GB RAM, Â 128 s/d 256 GB ROM, layar amoeled dan kamera dengan sensor sony IMX serta body metal.
Bila Kompasiana Premium dengan Kompasiana non Premium beda secara fitur tidak terlalu jauh sebaiknya tidak menggunakan kata Premium tetapi kata Kompasiana Plus atau Kompasiana Donatur sesuai dengan tujuan dari dari layanan berbayar ini "juga ikut membuka peluang kepada Kompasianer lain dalam memonetasi karyanya melalui berbagai loyalty program di Kompasiana".
Kata "Plus" menunjukkan nilai tambah bukan mewah. Nilai tambah ini yang dirasakan user dan juga memberi nilai tambah bagi kompasianers lainnya. Bila memang masih menggunakan kata "Premium"sebaiknya ada fitur lain yang benar-benar membuat Mayoritas Penulis platform UGC Kompasiana yang memiliki uang mengatakan kata IYA dan tidak ragu mengeluarkan rezekinya.Â
Andai saja ada fitur-fitur yang dibutuhkan seorang blogger pada umumnya tersedia seperti ; sub domain, template, data/grafik jumlah pengunjung (hari/minggu/bulanan/tahun/multi years), data jenis kelamin pengunjung, data rubrik yang paling banyak dikunjungi, ruang banner, kesempatan mendapatkan aktifitas offline, dll.
Banyak kompasianers yang mendua dengan rela membayar domain dan hosting demi blog menjadi Top Level Domain (TLD) agar lebih merasa ini "Blog gue". Bila manajemen Kompasiana bisa menawarkan "ini blog gue" dan bebas iklan tetapi tetap bisa terhubung dengan platform Kompasiana, daku yakin kata 'Premium' layak disandang. ..... ingat ya ini Blog bukan Channel Video....
Ditunggu Fitur lain yang menyokong Kompasiana Premium berbasis Blog agar terasa mantep bagi kompasianers menyandangnya. Daku saat ini tetap sebagai user yang setia dan bila trial ini habis waktunya akan mencoba yang berbayar. Biayanya pun tidak lebih mahal dari sate kambing kesukaan daku.
Bagi perusahaan dibidang media informasi, penghasilan revenue dari iklan merupakan sumber pendapatan agar tetap survive. Kita sebagai user juga tidak bisa egois karena Kompasiana bukan milik Pemerintah tapi swasta. Bila kita menginginkan lebih yang sebaiknya memberi. Tapi branding dengan kata 'Premium' juga harus disesuaikan dengan menyodorkan fitur lebih baik/bagus dari yang biasa.
----
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H