Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fadli Zon Meragukan Keaslian Keris Diponegoro Kiai Nogo Siluman Pengembalian Pemerintah Belanda

14 Maret 2020   12:55 Diperbarui: 14 Maret 2020   13:13 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Belanda secara simbolis mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro dalam kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander serta Ratu Maxima ke Indonesia, Selasa (10/3/2020).

 Keris diserahkan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo ketika Raja dan Ratu Belanda mengunjungi Istana Bogor, Jawa Barat. Keris tersebut dijuluki Keris Nogo Siluman. 

Berdasarkan bukti dokumen sejarah, keris Pangeran Dipenogoro didapatkan pemerintah Belanda setelah menangkap Pahlawan Nasional dengan cara yang licik usai perang besar pada 1825-1830. 

Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris tersebut sebagai hadiah kepada Raja Willem I pada 1831 sebagai bukti simbolik kemenangan Belanda atas Pangeran Dipenogoro.

Setelah pengembalian keris itu, beberapa pihak sempat meragukan keaslian dari keris yang dikembalikan oleh Belanda tersebut. Salah-satu yang vokal ialah Fadli Zon.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini meragukan keris yang dikembalikan oleh Raja dan Ratu Belanda, Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima, Selasa (10/3) lalu, adalah keris Pangeran Diponegoro 'Kiai Nogo Siluman'. 

Fadli Zon adalah salah satu kolektor keris di Indonesia. Dia juga menjabat Ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). 

Menurut Fadli Zon ada tiga keris Pangeran Diponegoro di Belanda. Dia menduga Keris Kiai Nogo Siluman Diponegoro masih berada di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. 

Deskripsi : Keris digambar ini yang diduga Fadli Zon sebagai Keris Nogo Siluman yang masih berada di Museum Belanda I Sumber Foto : twitter Fadli Zon
Deskripsi : Keris digambar ini yang diduga Fadli Zon sebagai Keris Nogo Siluman yang masih berada di Museum Belanda I Sumber Foto : twitter Fadli Zon
Deskripsi : Tweet Fadli Zon yang meragukan Keris Kiai Nogo Siluman I Sumber Foto : Tweet fadli Zon
Deskripsi : Tweet Fadli Zon yang meragukan Keris Kiai Nogo Siluman I Sumber Foto : Tweet fadli Zon
Tweet dari Fadli Zon, 11 Maret 2020 "Kami mengirim 3 peneliti SNKI ke Belanda thn 2017 (sy sendiri hadir) dan 2018 (Basuki Teguh Yuwono, Mpu Toto Brojodiningrat) sempat melihat Keris Diponegoro. Ini kemungkinan besar Kyai Nogo Siluman berluk milik Pangeran Diponegoro".

Gambar yang dilampirkan dalam tweet tersebut tidak sama dengan yang dikembalikan Raja dan Ratu Belanda. Kicaunya di akun twitter resmi, Fadli menilai keris yang diterima Jokowi dari Raja dan Ratu Belanda itu bukan Keris Nogo Siluman. Penilaian Fadli itu berdasarkan dapur atau tipe keris tersebut. Dari dapurnya Nogo Rojo tangguh era Mataram Sultan Agung.

Namun, melalui penelitian panjang dan mendalam, tim verifikasi Belanda dan Indonesia memastikan keaslian Keris Diponegoro tersebut. Keris Diponegoro yang dikabarkan sempat hilang akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda.

Kembalinya keris Kiai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro dari Belanda ke Indonesia dihargai ahli waris Pangeran Diponegoro saat diwawancara oleh TV One  (11/03/2020).  

Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi) Ki Roni Sodewo menuturkan bahwa keris itu tidak disebut di Babad Diponegoro, tetapi ia percaya keris itu pernah dimiliki leluhurnya itu. 

Bahkan dirinya sebagai keturunan ketujuh sudah membuka tulisan Babad Diponegoro berkali-kali dimana Pangeran Diponegoro tidak pernah menuliskan tentang keris Kiai Nogo Siluman. Keris yang sering disebutkan adalah Keris Bondoyudho dimana keris ini dikuburkan bersama Pangeran Dipenogoro.

Roni menyampaikan bahwa dirinya memercayai keris tersebut milik Pangeran Diponegoro berdasarkan data dan dokumen yang telah diteliti sejak lama. Penelitian yang dilakukan sejak lama membuat hasilnya harus dihargai bersama.

Deskripsi : Keris Dipenogoro 'Kiai Nogo Siluman' yang dikembalikan Pemerintah Belanda I Sumber Foto : Sri Margana
Deskripsi : Keris Dipenogoro 'Kiai Nogo Siluman' yang dikembalikan Pemerintah Belanda I Sumber Foto : Sri Margana
Ia secara ilmiah sudah dijelaskan oleh salah-satu tim verifikasi melalui Pak Margana. Walaupun dirinya merasa kurang yakin, apakah benar milik Diponegoro yang valid ya hanya gusti Allah yang tahu. Dirinya merasa masih bimbang bisa jadi ini 100 persen benar / tidak, mungkin suatu saat ditemukan data soal keris Kiai Nogo Siluman yang disebutkan itu.

Namun, dirinya merasa yang terpenting dari kembalinya Keris Dipenogoro dampaknya bahwa saat ini banyak yang kembali melihat sejarah dan budaya khususnya Keris.

Dirinya sangat mengapresiasi pihak Pemerintah Belanda yang melakukan penelitian hingga empat kali sampai berganti tahun dan mengembalikan Keris Dipenogoro ke Ibu Pertiwi. 

Dilansir detik.com (11/03/2020), salah-satu pemerhati Keris, Empu Totok memastikan keris yang diserahkan Pemerintah Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia adalah keris yang pernah diamatinya langsung ketika dia dan rombongan mengunjungi Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda, sekitar 10 bulan lalu. 

Totok memastikan bahwa keris tersebut memang keris kuno, bukan keris buatan baru. Sedangkan terkait polemik keaslian keris tersebut sebagai keris milik Pangeran Diponegoro, Totok menduga bahwa sebutan Kiai Nogo Siluman adalah merupakan nama atau julukan dari keris tersebut, bukan merupakan identifikasi dhapur nogo siluman. 

Jika para pecinta keris membaca historia.id (DI SINI) tulisan Hendri Isnaeni mungkin ada hubungan dengan keris yang diserahkan oleh Raja dan Ratu Belanda kepada Presiden RI, Joko Widodo. Tulisan tersebut dipublish sebelum Keris Kiai Nogo Siluman dikembalikan ke Indonesia, lebih membahas Keris Bondoyudho yang dibawa sampai akhir hayat Pangeran Dipenogoro.

Dalam tulisan tersebut, membunyikan fakta sejarah bahwa Pangeran Diponegoro membawa keris nan indah ke pengasingan di Manado kemudian Makassar. Justus Heinrich Knoerle (1796-1833), perwira Jerman kelahiran Luxemburg yang menemaninya ke pengasingan mencatat dalam jurnalnya: "Sore ini (27-5-1830) pukul enam Diponegoro menyerahkan kepada saya sebilah keris yang indah dan mahal sambil mengatakan: 'Lihat inilah pusaka ayah saya, yang sekarang menjadi sahabat Allah, keris ini telah menjadi pusaka selama bertahun-tahun. Ketika ayah saya, Sultan Raja (Hamengkubuwono III) bermaksud menyerahkannya (sebagai) tanda ketaatan kepada Marsekal (Daendels), dia memberikan keris yang sama kepadanya. Marsekal mengembalikan keris itu karena dia tahu keris itu adalah pusaka keramat dan bahwa ayah saya adalah sahabat sejati Belanda."

Bila dihubungkan dengan hasil wawancara Peter Carey dengan Republika yang merupakan peneliti kehidupan Pangeran Dipenogoro selama 30 tahun ada kecocokan.

Peter menyampaikan beberapa pusaka tercatat di antaranya ada yang pernah dipersembahkan kepada Raja Willem (1813-1840). Keris yang dilukiskan indah dan berperabot mahal ini dinamai Kanjeng Kiai Nogo Siluman dan saat itu disimpan di Kabinet Kerajaan Belanda di Den Haag, di mana pelukis muda dari Jawa Raden Saleh Syarif Bustaman (1811-1880) pernah tinggal. 

Apakah ini karena keris tersebut dalam dokumen sejarah Belanda ditulis 'Nogo Siluman' ? sehingga terjadi gonjang-ganjing !

Keterangan lain, Peter berprasangka soal dari mana Diponegoro mendapatkan keris yang diserahkan kepada Belanda. Apakah keris sebagai simbol kekalahan itu merupakan pemberian, sebagaimana Keris Kiai Abijoyo yang dilungsurkan dari ayahnya, Sri Sultan Hamengkubuwono III.

Bahkan polemik nama keris tidak hanya apakah itu Nogo Siluman atau bukan tetapi nama yang benar, ada yang menyebutkan Kyai Nogo Rojo dan adapula yang menyebutkan Kyai Nogo Sosro. Bahkan Fadli Zon membuka diri bila diadakan debat terbuka menyangkut Keris Dipenogoro yang diserahkan Pemerintah Belanda ke Pemerintah Indonesia.

Mungkin ada arti simbolik dari pengembalian keris yang konon sudah berada di Belanda sejak 1831. Beberapa barang milik Pangeran Dipenogoro telah dikembalikan ke Indonesia, tapi Keris ini begitu penting dikembalikan secara langsung oleh seorang Raja dan Ratu Belanda.

Berdasarkan catatan sejarah, Keris Kiai Nogo Siluman diserahkan kepada Raja Belanda sebagai simbol kekalahan Pangeran Diponegoro. Ada unsur simbolik kenapa perlu seorang Raja dan Ratu Belanda mengembalikan Keris Kiai Nogo Siluman sesuai data dokumen yang valid ke Pemerintah Indonesia.

-------------

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun