Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

5 "Wonderkid" Penyerang Masa Depan AC Milan yang Terbuang

2 Februari 2020   14:46 Diperbarui: 2 Februari 2020   17:46 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : M'Baye Niang saat berseragam AC Milan I Sumber Foto : AC Milan

Akhir bursa transfer Januari 2020 AC Milan berhasil merekrut wonderkid Anderlecht, Alexis Saelemaekers. Pemain serba bisa yang berposisi asli sebagai winger kanan berusia 20 tahun, diketahui akan direkrut sebagai pengganti Suso yang bertolak ke Sevilla. 

Milan akan memboyongnya ke San Siro sebagai pemain pinjaman dengan bayaran satu juta euro. Bila memenuhi ekspatasi, Milan juga memiliki klausul pembelian wajib senilai 7 juta euro di akhir masa pinjaman. 

Sebelum kedatangan Saelemaekers sejatinya AC Milan pernah memiliki beberapa sosok wonderkid yang menterang di awal-awal musim saat merumput di San Siro. Tapi kemudian karena cedera, permainan yang angin-anginan, dan kalah bersaing dengan bintang baru yang direkrut membuat sinar mereka meredup dan kemudian dijual ke tim lain. 

Ada 5 sosok wonderkid yang pernah berseragam merah hitam dan bersinar dan kemudian terbuang, ini dia sosok-sosoknya;

1. Alexander Pato
Pato membela AC Milan pada 2007 hingga 2013. Dia mencetak 57 gol pada empat musim pertama. Sang bebek ini menjadi harapan besar bagi publik San Siro ketika Andry Shevchenco hengkang ke Chelsea. 

Namun, pemilik nama lengkap Alexandre Rodrigues da Silva itu hanya menghasilkan enam gol pada dua musim berikutnya. Performanya terganggu akibat cedera yang kambuhan.

Deskripsi : Sang Bebek 'Pato' saat masih bersinar di AC Milan I Sumber Foto : Liputan6.com
Deskripsi : Sang Bebek 'Pato' saat masih bersinar di AC Milan I Sumber Foto : Liputan6.com
Sang Bebek begitu diharapkan ketajamannya saat kedatangan Ronaldo di musim 2007 agar menghasilkan trio maut Brasil yang terdiri dari Ronaldo-Kaka-Pato.

Penyerang berambut ikal ini ternyata tidak mampu menggeser sang Raja offset Flippo Inzaghi menjadi target man. Walaupun tidak memiliki skill mempuni, Inzaghi memiliki insting gol melebihi Pato.

Pato harus berbagi peran ketika dengan hadirnya bintang Brasil, Robinho yang masuk ke squad Milan pada jendela transfer 2010. Pada musim sebelumnya 2009/2010, sinar Pato begitu bersinar sebagai wonderkid. Tapi, kehadiran mantan pemain Real Madrid bernomor 10 ini mengganggu jumlah waktu bermain Pato. 

Apalagi di musim 2011-2013, Milan dipenuhi pemain berkelas diposisi Pato beroperasi seperti Kevin Prince Boateng yang kemudian menjadi pemilik no.10 Milan. Acapkali Kevin Prince Boateng ditarik agak kedepan sebagai tandem penyerang murni.

Kehadiran wonderkid lain pada musim 2011, El Shaarawy mengganggu Pato yang memiliki gaya bermain begitu  mirip. Sang Firaun (El Shaarawy) ini juga mengandalkan kecepatan dan dribbling. Mereka berdua sama-sama berposisi sebagai forward (tandem penyerang murni) dan wonderkid. Ada pepatah tidak ada dua matahari yang bersinar maka matahari yang lain harus dikorbankan.

Pato didatangkan Milan dari Internacional pada Agustus 2007 dan masih memiliki kontrak hingga 2014, tapi pada musim 2013 dirinya ditransfer ke klub Brasil, Corinthians.

2. El Shaarawy
El Shaarawy mejadi penerus Pato yang direkrut pada usia muda dan diharapkan menjadi wonderkid dan kemudian menjadi bintang yang bersinar seperti Kaka.

Namun harapan hanyalah harapan walaupun El Shaarawy sempat menjadi tulang punggung AC Milan pasca kepergian beberapa pemain veteran dan pemain bintang yang meraih scudeto 2011. 

Masa-masa bermain di AC Milan dimulai pada 25 Juni 2011, El Shaarawy resmi bergabung dengan klub besar Italia AC Milan dan menjalani debut pada 18 September 2011 di laga melawan Napoli di stadion San Paolo. Sangat disayangkan, Milan mengalami kekalahan dengan hasil akhir 3-1. 

Deskripsi : Sang Firaun, El Shaarawy I Sumber Foto: getty images
Deskripsi : Sang Firaun, El Shaarawy I Sumber Foto: getty images
Tiga hari kemudian dirinya dimainkan untuk menggantikan Alexander Pato, El Shaarawy mencetak gol pertamanya yang menghasilkan skor akhir imbang 1-1 ketika melawan Udinese.

Dia sempat dikabarkan akan dijadikan sebagai pemain pinjaman pada musim 2012 agar mendapatkan waktu bermain. Pada musim tersebut Milan masih diperkuat banyak pemain bintang yang beroperasi diposisinya seperti Pato, Robinho, Boateng, Seedorf.

Namun klub mempertahankan dan terbukti tidak salah. Keberadaannya untuk tetap bermain di Milan membuat performanya di Milan semakin meningkat dan menjadikannya sebagai salah satu pemain muda yang paling bersinar di Italia. 

Sejak saaat itu, sang Firaun tidak luput dari sebagai pemain kunci milik AC Milan sejak pindahnya pemain berkharakter menyerang, Zlatan Ibrahimovic, Robinho, Seedorf, Boateng dan Pato.

Di tahun 2012, El Shaarawy memperpanjang kontraknya bersama klub yang berjuluk Rossoneri ini. Di musim keduanya bersama Milan, gol-gol cantik berhasil dikoleksi dari tendangan kaki kanannya. Di paruh musim, dia menjadi pencetak gol terbanyak AC Milan di Seri A dengan jumlah 14 gol. 

El Shaarawy juga menjadi pencetak gol terbanyak di seluruh pertandingan dengan total 16 gol. Bahkan namanya sempat berada di posisi ke-52 dari 100 nama pesepakbola terbaik di dunia yang dirilis oleh koran nasional asal Inggris Raya, The Guardian.

Pemain berdarah italia - Mesir ini merupakan seorang pemain sepak bola Italia yang bermain di posisi gelandang serang dan dapat menjadi penyerang. Aset terbesarnya adalah kecepatan yang luar biasa dan kemampuan untuk menerobos pertahanan tim lawan dengan tipuan dan umpan jitu.

Sama seperti Pato, pemain yang berjuluk sang Firaun ini rentan cedera. Riwayat cedera dari El Shaarawy dalam kurun waktu 2013 - desember 2015, ia sudah mengalami tujuh cedera yang berbeda dan membuatnya harus menepi total selama 316 hari karena rangkaian cedera tersebut. Cedera lutut yang diterimanya pada 2013, disebut-sebut sebagai pangkal dari tenggelamnya karier El Shaarawy. 

Hal lain yang membuat El Shaarawy terbuang ialah karena sulit mendapatkan waktu reguler pasca pemulihan. Pemain ini acapkali  bermain angin-anginan, pada satu waktu bermain bagus tapi dilain waktu bermain kurang nyetel dengan strategi pelatih. 

Pada januari 2016 masa akhir pengabdiannya di Milan. El Shaarawy pindah ke klub italia lainnya yaitu AS Roma setelah masa peminjaman di klub Perancis, AS Monaco.

3. Hachim Mastour 
Masih ingat dengan Hachim Mastour? Pada 2014 lalu pemain asal Maroko tersebut sempat diprediksi akan menjadi pemain hebat di masa depan. Bahkan skill Mastour menggiring bola di tim junior sempat viral di youtube. 

Mastour didatangkan AC Milan dari Reggiana pada 2012, dengan harga sekitar 500.000 euro. Pemain yang lahir di Reggio Emilia pada 15 Juni 1998 itu disebut-sebut berpotensi menjadi fantasista hebat, seperti Gianni Rivera, Dejan Savicevic, Roberto Baggio, Rui Costa, Kaka, dan Andrea Pirlo.

Pada 2014, Mastour sempat digadang-gadang sebagai salah satu bakat besar yang akan bersinar di masa depan disandingkan dengan Neymar. Pemain ini bahkan sempat menjadi bintang iklan salah satu minuman berenergi bersama Neymar. 

Deskripsi : Talenta muda Mastour yang terbuang I Sumber Foto : getty images
Deskripsi : Talenta muda Mastour yang terbuang I Sumber Foto : getty images
Pelatih AC Milan, Filippo Inzaghi, sempat memberi kesempatan unjuk gigi Mastour saat membawa 31 pemain dalam rombongan yang berangkat ke Amerika Serikat pada Selasa (22/7/2014) untuk melakukan tur pramusim. Pemain muda berbakat ini saat itu baru berusia 16 tahun saat masuk dalam skuad tersebut. 

Mastour yang kala itu masih berusia 16 tahun memang memiliki skill mumpuni dan sempat dipromosikan ke tim utama AC Milan. Mastour juga sempat dipinjamkan ke klub lain untuk mendapatkan jam terbang. 

Sayangnya, penampilan Mastour tidak kunjung matang saat peminjaman dan mulai kesulitan untuk menembus tim utama. Pada 2018, AC Milan resmi melepas Mastour dengan status tanpa klub. 

4. M'Baye Niang
Pada musim 2015/2016 AC Milan memiliki wonderkid pada sosok M'Baye Niang. Pemain ini mulai reguler dimainkan oleh pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic setelah Luiz Adriano dan Mario Balotelli tak mampu memenuhi ekspektasi. Luiz Adriano hanya mencetak sedikit gol di Serie A sementara Mario Balotelli di musim 2015/2016 masih harus berkutat dengan cedera. 

Niang digadang-gadang memiliki skill seperti legenda Perancis, Thiery Henry. Ia masuk ke akademi Caen pada usia 13 tahun, dan dengan cepat mencuri perhatian pelatih usia muda Caen kala itu, Philippe Tranchant. Tak heran memang, karena pada usia 15 tahun, ia sudah bermain untuk kelompok umur 19 tahun.

Pada FourFourTwo Perancis, Tranchant kemudian mengatakan bahwa Niang memiliki potensi yang luar biasa. Mantan pelatihnya di usia muda, Tranchant pun pernah berujar bahwa suatu saat Niang akan menjadi pemain besar. Saat itu ia masih berusia 16 tahun dan sempat memuncaki daftar pencetak gol terbanyak skuat cadangan Caen yang berlaga di divisi empat Prancis. 

Deskripsi : M'Baye Niang saat berseragam AC Milan I Sumber Foto : AC Milan
Deskripsi : M'Baye Niang saat berseragam AC Milan I Sumber Foto : AC Milan
Next Henry ini datang di AC Milan ketika usianya belum genap 18 tahun pada 2012, banyak yang memprediksi bahwa Niang akan menjadi tumpuan masa depan di lini depan Milan. Namun yang terjadi sekarang jauh panggang dari api. 

Sayangnya pelatih setelah Sinisa Mihajlovic jarang memberi kesempatan bermain. Sebagai pemain yang masih sangat muda dirinya butuh waktu reguler bermain. Niang merupakan pemain seangkatan wonderkid Milan, Gianluigi Donnarumma yang bermain reguler di umur 17 tahun.

Milan bertumpu pada penyerang pinjaman dan gratisan sehingga ia jarang mendapat kepercayaan bermain. Padahal, di masa-masa  seperti itu, memainkan seorang youngster berbakat bisa menjadi solusi dari buruknya kualitas para penyerang Milan.

Pemain jangkung dan langsing ini berpindah-pindah dipinjamkan ke Montpellier (Januari 2014), Genoa (Januari 2015), dan Watford (Januari 2017), Setiap selesai dipinjamkan, Niang selalu kembali ke tim senior Milan. Namun setiap itu pula ia kembali tampil mengecewakan, padahal statistiknya sempat menjanjikan. 

Akhir masa peminjaman Niang di klub kota turin, Torino (2017). Klub ini pada masa akhir peminjaman menilai M'Baye Niang adalah sosok yang menjanjikan. Mereka pun mempermanenkan status bomber Prancis itu dengan nilai transfer 11,73 juta euro (Rp 174,82 miliar) dan terikat kontrak hingga Juni 2021.

5. Patrick Cutrone
Wonderkid selanjutnya ada pada diri ex penyerang murni AC Milan, Patrick Cutrone. Pemain ini digadang-gadang sebagai titisan Filippo Inzaghi, namun sejatinya lebih mirip Vieri. Patrick Cutrone merupakan pemain asli binaan akademi AC Milan. 

Ia sudah bergabung dengan akademi AC Milan sejak 2007 saat usianya 9 tahun. Menjalani debut di tim senior pada 2017, dua tahun kemudian saat usianya 21 tahun, Cutrone harus rela dijual.

Deskripsi : Patrick Cutrone saat berseragam Wolverhampton Wanderers I Sumber Foto : Wolverhampton Wanderers
Deskripsi : Patrick Cutrone saat berseragam Wolverhampton Wanderers I Sumber Foto : Wolverhampton Wanderers
Sejak melakukan debut pada 2017, dia telah tampil sebanyak 90 kali dengan mencetak 27 gol di semua kompetisi sebelum ditransfer ke Wolverhampton Wanderers musim 2019/2020. Sebuah koleksi gol yang bagus buat penyerang muda yang tidak selalu main reguler.

Dalam sebuah wawancara dirinya merasa dipaksa meninggalkan AC Milan. Meski tampak dijual secara paksa, Cutrone mengaku tak menaruh dendam terhadap AC Milan. 

Ia merasa pemain didikan AC Milan sulit mendapatkan kesempatan ketika datang pemain asing. Saat ini tercatat hanya ada tiga nama lulusan akademi pemain muda AC Milan.

Mereka adalah Davide Calabria, Matteo Gabbia, dan Gianluigi Donnarumma. Dari ketiga nama tersebut, praktis hanya Donnarumma yang posisinya aman di tim utama Rossoneri.

Penyerang ini sempat mewakili tim nasional Italia di level U-15, U-16, U-17, U-18 dan U-19, membuat total 57 penampilan dan mencetak 27 gol. Secara khusus, ia adalah bagian dari skuat untuk Kejuaraan U-17 Eropa 2015 dan Kejuaraan U-19. Sebagai penyerang di AC Milan 2017 s/d 2019, ia menjadi pesaing utama Higuin di AC Milan.

Cutrone resmi berlabuh ke Wolverhampton Wanderers dengan harga 18 juta euro (sekitar Rp281 miliar) plus bonus empat juta euro. Kepastian tersebut diumumkan melalui situs resmi AC Milan, Rabu (31/7/19).
______

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Blog [DISINI] Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI] Email : mastiyan@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun