Film Indonesia bertema keluarga pada tahun 2020 dibuka dengan film berjudul "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini". Tahun lalu ada film keluarga Camara, 2 garis biru, Koki Koki Cilik 2, Doremi and You, Love For Sale 2 dan Imperfect.
NKCTHI (julukan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) mulai tayang di jaringan bioskop di seluruh Indonesia pada hari, Kamis, 2 Januari 2020.
Film ini mengangkat kisah dari keluarga Narendra yang memiliki istri bernama Ajeng serta ketiga anak bernama Angkasa, Aurora, dan Awan. Bisa dibilang film ini karya terbaik sutradara Angga Dwimas Sasongko sepanjang 15 tahun kariernya di kancah penyutradaraan.
Saat daku menonton film kamis malam, 2/1/2020 di salah-satu bioskop di Cibubur terlihat beberapa penonton mengusap matanya. Daku pun juga mberebes mili, sambil pura-pura menguap kantuk langsung telapak tangan mengusap air mata yang membasahi mata dan kelopak mata.
Film ini akan membuka kenangan kita sebagai anggota keluarga, apakah saat menjadi anak, kakak, adik, bapak atau ibu.
Ada 4 Sisi yang mengena dan dekat dengan kehidupan sehari-hari daku (personal) saat masih dalam satu rumah di Pondok Pinang, Jakarta Selatan bersama Almarhum Bapak, Almarhum Kakak, Ibu dari menonton film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", monggo di scroll...
1. Setiap Orang Tua Memiliki Rahasia yang Belum Diketahui AnaknyaÂ
Setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam mengatur perjalanan kehidupan Rumah Tangga. Itu yang kita dapatkan salah-satu pesan tersirat dari Film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini".
Ada hal yang begitu mengena dalam film ini yang menampilkan bagaimana seorang Ayah dan Ibu memiliki rahasia yang nantinya diketahui ketika anak-anak nya telah dewasa. Rahasia ini terbongkar ketika ada konflik yang melibatkan seluruh anggota keluarga.
Rahasia ini menghantui Ayah, Ibu dan Anak Tertua. Karena sebuah rahasia, seorang Ayah menjadi kharakter yang takut kehilangan puteri bontot nya.
Dampak dari rahasia ini anak tengah merasa tidak mendapatkan perhatian (anak bontot yang selalu diperhatikan) dan anak tertua merasa memikul beban menjaga rahasia ini.
Itu pun yang terjadi pada keluarga daku. Orang tua daku pernah menyembunyikan dari anak-anak nya memiliki hutang dan menggadaikan emas untuk membiayai kami (daku dan almarhum kakak) sekolah dan kuliah.
Rahasia itu terbuka ketika daku diberi tau oleh ibu bahwa Bapak & Ibu tidak punya apa-apa lagi untuk biaya kuliah semester akhir di FKM UI. Daku saat itu harus mendampingi Ibu memohon pinjaman kepada Sepupu ku mbak Neneng (Akhirnya pinjaman itu dianggap lunas tidak perlu dibayar,...terima kasih ya mbak).
Setiap keluarga pasti memiliki cara masing-masing untuk saling menyampaikan rasa kasih sayangnya. Salah-satu nya dengan menyimpan Rahasia yang dibuka pada waktu nya ke anak-anak nya.
2. Film ini Mengkritik Orang Tua Mapan 'Berkecukupan Ternyata Tidak  Selalu Membuat Bahagia'
Berbagai intrik yang terjadi akan ditampilkan dalam scene dalam film ini. Walaupun latar belakang ekonomi dari keluarga yang diangkat merupakan keluarga menengah keatas (mapan) tapi ada beberapa sisi yang juga dialami oleh individu dikehidupan keluarga/rumah tangga kebanyakan.
Narendra sejak menikah di akhir era 80-an atau awal 90-an sudah memiliki rumah 2 lantai yang besar (bukan type 36/45/60) dan kendaraan roda empat.
Angkasa (Rio Dewanto) sebagai anak sulung keluarga mapan sudah mampu memiliki hunian dengan perabotan yang apik, punya mobil bagus dan memiliki calon istri yang cantik pula.
Aurora (Sheila Dara), anak tengah yang menjadi seniman telah memiliki studio sendiri dengan peralatan yang lengkap padahal dirinya baru mau pertama kali pameran tunggal. Lalu Awan (Rachel Amanda) yang paling bontot dan diperhatikan, baru magang di tempat kerja yang baik (ada peran Ayah nya), tapi udah punya iMac.
Salah-satu sisi dari film ini mencoba menyampaikan kritik sosial terhadap pola asuh orang tua Mapan di Asia. Benar atau tidak kalau orang-orang Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Selatan punya obsesi yang begitu besar ke anak-anaknya untuk sukses di bawah pengawasannya.
Dalam beberapa scene bagaimana Narendra mengawasi gerak-gerik si bontot dan si anak tengah akhirnya bisa kuliah ke London pakai dana pensiun ayahnya (gede ya dana pesiunnya).
Mereka (Orang Tua Mapan) sering fokus memenuhi kebutuhan fisik anak seperti sekolah, pakaian bagus, fasilitas belajar, sampai ekstra kulikuler. Narendra (orang tua mapan) mengganggap dengan memberi jalan kesuksesan tanpa penderitaan dan dicukupi kebutuhan setiap anak akan bahagia.
Setidaknya ini yang saya tangkap dari setiap scene yang ditampilkan dalam film NKCTHI.
Daku dari keluarga menengah kebawah ingat mendapatkan pesan almarhum Bapak yang hanya lulusan SMA "Dek, Bapak telah mengantarkan kamu dan Mamas ke jenjang kuliah, bagaimana kehidupan kedepan dan biaya pernikahan, kamu sudah harus mencari jalannnya sendiri".
Saat SD, almarhum kakak berjualan koran tanpa seijin Ibu (daku pun ikutan sesekali sebagai anak bontot), kami berdua saat kuliah juga sambil menyambi berkerja.
3. Sama saja, Anak Laki-Laki Pertama Akan Menjadi Penjaga Keluarga
Angkasa sejak umur 6 tahun diberi pesan oleh Ayahnya "mas kamu anak pertama, kamu tau tanggung jawab kamu menjaga adik-adik mu". Anak pertama dalam film ini menjadi penjaga bagi adik bontot nya dari kecil hingga dewasa. Perhatiannya yang lebih ke adik bontot membuat anak tengah merasa terasing di rumah.
Ia pun merasa bertanggung jawab atas beberapa peristiwa yang terjadi pada si bontot. Ayahnya pun meminta pertanggungjawaban putera pertama nya ini. Kenapa? Alasannya silahkan nonton filmnya.
Konflik anak sulung ini akan sering dimunculkan dalam scene di film. Mau berasal dari orang tua mapan atau menengah kebawah peran anak sulung akan menjadi sosok Ayah ke 2 bagi adik-adiknya.
Konflik yang dihadapi Angkasa merupakan penyebab banyak penonton banjir air mata, termasuk daku.
4. Sekeras Apapun Bapak dan Diamnya Ibu, Rasa Sayang Itu Ada
Anak-anak keluarga Narendra merasa Ayah mereka orang yang keras dan Ibu mereka terlalu pendiam. Namun sikap keras Narendra merupakan wujud rasa sayang dirinya kepada anak-anak nya.
Karakter Ayah (Narendra) dan Ibu (Ajeng) terbentuk dari kisah masa lalu nya pada saat Angkasa, Aurora dan Awan masih sangat kecil.
Tapi tenang guy's, walaupun tanpa penjelasan latar waktu, kamu akan mengerti kok kisahnya. Meskipun berbeda waktu, tapi film ini mampu menyambungkan dengan konflik yang sama.
_________________________________________
Daku memberi Skor layak tonton: 8/10
Cerita awal yang dipakai untuk membuka film cukup menenangkan, dan memperlihatkan keluarga bahagia. Tapi ketika sudah masuk ke konflik keluarga bisa bikin kamu baper sampai nangis sambil meperin ingus di bangku bioskop. Uppppps, ketahuan dah!
Awal film, kita penonton akan disuguhkan oleh efek Computer-Generated Imagery (CGI) plus pemilihan warna dan musik yang menyejukkan. Bahkan kita dibuat takjub dengan teknologi CGI yang digunakan dalam film NKCTHI ini.
Film ini begitu lekat dengan konflik dan intrik keluarga dan begitu personal, layak tonton menurut daku karena memiliki pesan moral.
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI] Email : mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H