Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Hal Kenapa Ibrahimovic Sulit Membawa AC Milan Masuk 4 Besar

29 Desember 2019   10:02 Diperbarui: 29 Desember 2019   17:04 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya akan berjuang bersama dengan rekan setim untuk mengubah arah musim ini, saya akan melakukan segalanya untuk membuatnya terjadi" pungkas Zlatan Ibrahimovic

Klub setan merah asal negeri pizza Italia akan kedatangan pemain anyar Zlatan Ibrahimovic (Ibra). 

Ibrakadabra akan menjalani tes medis terlebih dahulu pada 2 Januari 2020 mendatang. Setelah itu baru ia bisa mengikuti sesi latihan perdana bersama rekan barunya di klub berjuluk II Rossoneri tersebut.

Ibra dikabarkan akan menerima gaji 3 juta euro sampai akhir musim ini. Jika kontraknya diperpanjang untuk musim 2020-2021, gaji penyerang berusia 38 tahun ini bisa naik menjadi 4,5 juta euro.

Baca Juga : Pontang-Panting AC Milan di Bursa Transfer

Kedatangan Ibrahimovic diharapkan mampu menyihir klasemen seri A dan membuat AC Milan bertaring kembali dan kembali ke jalur kemenangan. 

AC Milan saat ini tercecer di urutan ke 11 dengan 21 poin. Klub pemilik 7 trofi liga Champion ini hanya meraih 6 kemenangan, 3 seri dan 8 kali kalah. Tahun ini merupakan musim yang berat, perlukah seorang penyihir agar AC Milan masuk 4 besar?

Ada 3 hal yang membuat kehadiran Ibrakadabra sulit membawa AC Milan masuk 4 besar 

---

1. Ibrahimovic Sudah Termakan Usia
Zlatan Ibrahimovic telah berusia 38 tahun. Pria bertinggi 195 cm ini lahir di Malmo, Swedia, 03 oktober 1981. 

Zlatan berposisi sebagai penyerang murni (Striker) yang telah merasakan 9 klub berbeda (Malmo, Ajax, Juventus, Inter Milan, Barcelona , AC Milan, PSG, Manchester United, dan LA Galaxy).

Masa produktif Zlatan Ibrahimovic terjadi ketika bersama Paris Saint-Germain saat bersama tim raksasa Ligue 1 tersebut, Ibra mengemas 156 gol dari 180 pertandingan. Bersama Inter Milan dengan koleksi 66 gol dari 117 partai. 

Setelah itu, berturut-turut ia produktif bersama Ajax Amsterdam (48 gol), AC Milan (56 gol), Los Angeles Galaxy (53 gol), Ajax Amsterdam (48 gol), Manchester United (29 gol), Juventus (26 gol), Barcelona (22 gol), dan Malmo (16 gol).

Deskripsi : Ibra diharapkan menjadi pendulang gol AC Milan 2019/2020 I Sumber Foto : AC Milan
Deskripsi : Ibra diharapkan menjadi pendulang gol AC Milan 2019/2020 I Sumber Foto : AC Milan
Ibrakadabra merupakan striker yang mumpuni untuk membobol gawang lawan. Banyak pihak yang mengharapkan Ibrakadabra dapat melakukannya lagi di AC Milan musim ini. 

Karena sampai saat ini klub dengan jersey merah hitam ini baru mengoleksi 16 gol dalam 17 laga, sungguh memprihatinkan. 

Patut dipahami dalam sepak bola Eropa usia 38 tahun merupakan usia uzur. Pada usia Ibrakadabra merupakan usia pensiun para atlet sepak bola. Bila beruntung pada usia 38 tahun masih dapat merumput di kawasan Asia, Arab, dan Afrika.

Ibra musim lalu bersama Galaxy masih mampu mencetak gol 53 gol dalam 58 laga (2 musim). Hal ini menunjukan Ibrakadabra pemain yang anti mainstream. 

Dengan kontrak setengah musim dan tambahan satu musim berikutnya melihat performa dirinya apakah tenaga Ibra masih mampu mencetak gol?

2. Terlalu Banyak Pemain Muda di AC Milan
AC Milan memiliki skuad dengan rata-rata pemain termuda di kompetisi Liga Italia Serie A 2019-2020. Apa yang dilakukan tim merah hitam pada musim panas lalu tampak ingin meremajakan pasukannya. 

Banyak pemain berusia kepala 3 dilepas AC Milan. Dari Cristian Zapata (32 tahun), Ignazio Abate (32), Riccardo Montolivo (34), sampai Ivan Strinic (32). 

AC Milan kemudian merekrut pemain-pemain muda berusia di bawah 25 tahun seperti Rafael Leao (20), Theo Hernandez (21), Ismael Bennacer (21), Leo Duarte (23). 

Adapun Rade Krunic (25) dan Ante Rebic (25) menjadi perekrutan tertua AC Milan pada bursa transfer musim panas lalu.

Deskripsi : Pemain AC Milan musim ini dipenuhi pemain muda I Sumber Foto : AC Milan Data
Deskripsi : Pemain AC Milan musim ini dipenuhi pemain muda I Sumber Foto : AC Milan Data
Bila kita melihat komposisi tim utama AC Milan, kiper dan bek diisi oleh Gianluigi Donnarumma (20), Davide Calabria (22), Alessio Romagnoli (24), Leo Duarte (23), dan Theo Hernandez (21).

Di lini tengah ada Franck Kessie (22), Ismael Bennacer (21), Lucas Paqueta (22), serta Suso (25). Sementara dua pos di sektor depan ditempati oleh Krzysztof Piatek (24) dan Rafael Leao (20).

Usia rata-rata tim AC Milan 24,1 tahun. Pesaing terdekat AC Milan soal usia rata-rata skuat adalah Fiorentina (25,3 tahun) dan Sampdoria (25,6). Sedangkan calon juara Juventus (28,8 tahun), Inter Milan (27 tahun), AS Roma (27 tahun), dan Lazio (26,9 tahun). Tim-tim top di Liga Italia 2019-2020 rata-rata memiliki pasukan dengan usia minimal 27 tahun. 

AC Milan dahulu dikenal sebagai gudangnya pemain tua pada era Carlo Ancelotti. Julukan itu disematkan kepada tim Setan Merah Italia lantaran gemar mempertahankan tim dengan pemain-pemain yang memiliki usia di atas 30 tahun. 

Meski begitu, saat itu tim AC Milan begitu dihormati dengan segudang gelar prestisius.

Pemain muda cenderung emosional, kurang disiplin, kurang matang, labil, acapkali tidak mematuhi instruksi sesuai arahan tim pelatih. Bila terlalu banyak pemain muda dapat merusak permainan dan kerja sama tim.

Untuk meredam gejolak muda perlunya keseimbangan tim dengan hadirnya pemain dengan usia matang/emas (di atas 28 tahun). 

Hadirnya Zlatan Ibrahimovic yang telah berusia 38 tahun diharapkan dapat membantu menjadi penyeimbang. Tetapi sepertinya perlu merekrut dua pemain lagi di usia matang.

3. Partner Ibrakadabra Tidak Banyak Berkualitas Dunia
Terakhir kali AC Milan meraih trofi Seri A di musim 2010/2011 bersama Ibrakadabra dengan skuat yang mentereng.

AC Milan dengan komposisi pemain matang besutan Carlo Ancelotti dengan transfer di era pelatih Massimiliano Allegri membuat tim ini mentereng dari sisi kualitas pemain.

Dengan perekrutan pemain kelas dunia seperti Zlatan Ibrahimovic (Swedia), Robinho (Brasil), Antonio Cassano (Italia) dan Mark van Bommel (Belanda) ditambahkan ke skuad untuk bisa memperkuat komposisi pemain matang Alessandro Nesta (Italia), Andrea Pirlo (Italia), Gennaro Gattuso (Italia) dan Clarence Seedorf (Belanda).

Rossoneri era itu sudah menunjukkan gaya dan materi yang cukup untuk menjadikan mereka juara sejati musim 2010/11.

Bahkan AC Milan memiliki pemain kelas dunia dalam diri Ronaldinho (setengah musim), Pato, Zambrotta, Boateng, Thiago Silva, Jankulovski, Massimo Oddo, Inzaghi, Ambrosini, Abbiati membuat tim ini semakin lengkap. Siapa yang tidak kenal mereka sebagai pemain kelas dunia!

Bagaimana dengan tim AC Milan musim 2019/2020? Bisa dibilang sebagian pemain kelas 2 dan sebagian lagi setengah matang. Beberapa pemain dalam satu pertandingan bagus lalu di pertandingan selanjutnya buruk. 

AC Milan berusaha seperti Arsenal yang menumpuk pemain muda era Arsene Wenger yang mampu memoles darah muda menjadi singa lapangan.

Piatek yang digadang-gadang sebagai new Shevchenko ternyata melempem di musim ini bahkan torehan gol nya lebih banyak melalui titik putih. 

Pemain lain Lucas Paqueta yang digadang-gadang new Kaka belum menunjukkan kualitasnya sebagai pemilik nomor 10 timnas Brasil. 

Suso, Frank Kessie dan Hakan Calhanoglu yang dibilang bintang AC Milan dalam beberapa musim terakhir terbilang tampil angin-anginan. 

Deskripsi : Pemain muda Leo Duarte, Ismael Bennacer, Rafael Leao diharapkan menjadi wonder kid I Sumber Foto: ACMilan.com
Deskripsi : Pemain muda Leo Duarte, Ismael Bennacer, Rafael Leao diharapkan menjadi wonder kid I Sumber Foto: ACMilan.com
Transfer Milan musim 2019/2020 diharapkan dapat menghadirkan wonderkid pada diri Rafael Leao, Ismael Bennacer, Rade Krunic, dan Leo Duarte. Namun, kehadiran mereka belum menunjukkan kualitasnya sebagai rising star seperti Thiago Silva, Pato, dan Kaka. 

Theo Hernandez yang direkrut dari Real Madrid untuk menjadi pelapis sisi kiri yang terlihat paling menonjol. Real Madrid sepertinya akan menyesal menjualnya ke AC Milan. 

Sebetulnya AC Milan masih percaya pada Ricardo Rodriguez pada saat merekrut Theo Hernandez, tapi pemain Spanyol menyalip pemain Swiss berkuncir.

________

AC Milan tertinggal jauh 21 poin dari pemuncak klasemen dan 14 poin dari peringkat ke 4 di pekan ke 17. Perjalanan kompetisi makin jauh dan peluang tentu saja masih ada. 

Meski begitu, Ibrakadabra bersama tim AC Milan 2019/2020 sepertinya akan sulit untuk menembus 4 besar bila melihat komposisi saat ini tanpa pemain bintang kelas dunia.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI] Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun