Zlatan berposisi sebagai penyerang murni (Striker) yang telah merasakan 9 klub berbeda (Malmo, Ajax, Juventus, Inter Milan, Barcelona , AC Milan, PSG, Manchester United, dan LA Galaxy).
Masa produktif Zlatan Ibrahimovic terjadi ketika bersama Paris Saint-Germain saat bersama tim raksasa Ligue 1 tersebut, Ibra mengemas 156 gol dari 180 pertandingan. Bersama Inter Milan dengan koleksi 66 gol dari 117 partai.Â
Setelah itu, berturut-turut ia produktif bersama Ajax Amsterdam (48 gol), AC Milan (56 gol), Los Angeles Galaxy (53 gol), Ajax Amsterdam (48 gol), Manchester United (29 gol), Juventus (26 gol), Barcelona (22 gol), dan Malmo (16 gol).
Karena sampai saat ini klub dengan jersey merah hitam ini baru mengoleksi 16 gol dalam 17 laga, sungguh memprihatinkan.Â
Patut dipahami dalam sepak bola Eropa usia 38 tahun merupakan usia uzur. Pada usia Ibrakadabra merupakan usia pensiun para atlet sepak bola. Bila beruntung pada usia 38 tahun masih dapat merumput di kawasan Asia, Arab, dan Afrika.
Ibra musim lalu bersama Galaxy masih mampu mencetak gol 53 gol dalam 58 laga (2 musim). Hal ini menunjukan Ibrakadabra pemain yang anti mainstream.Â
Dengan kontrak setengah musim dan tambahan satu musim berikutnya melihat performa dirinya apakah tenaga Ibra masih mampu mencetak gol?
2. Terlalu Banyak Pemain Muda di AC Milan
AC Milan memiliki skuad dengan rata-rata pemain termuda di kompetisi Liga Italia Serie A 2019-2020. Apa yang dilakukan tim merah hitam pada musim panas lalu tampak ingin meremajakan pasukannya.Â
Banyak pemain berusia kepala 3 dilepas AC Milan. Dari Cristian Zapata (32 tahun), Ignazio Abate (32), Riccardo Montolivo (34), sampai Ivan Strinic (32).Â
AC Milan kemudian merekrut pemain-pemain muda berusia di bawah 25 tahun seperti Rafael Leao (20), Theo Hernandez (21), Ismael Bennacer (21), Leo Duarte (23).Â