Saat beberapa kompasianers tertimpa musibah, kompasianers saling support dan membantu. Itu bisa dilihat ketika bang Thamrin Sonata berpulang, bagaimana kompasianers banyak yang datang ke rumah duka. Bahkan para kompasianers membuat acara untuk mengenang bang Thamrin Sonata di Taman Ismail Marzuki dan markas Kompasiana.
Daku sendiri pun merasakan kedekatan yang sangat kuat para kompasianers. Ketika daku bertemu dimanapun dengan kompasianers apakah itu di event non kompasiana, kami seperti bertemu teman lama saat masa sekolah. Kami pun saling tegur sapa, bercanda, mengobrol, dan duduk bersebelahan. Yang tidak dilupakan membicarakan Kompasiana.
Pada tahun 2016 saat daku memiliki masalah hidup yang berat, almarhum bapak dan almarhum kakak masuk rumah sakit dan kemudian keduanya berpulang banyak perhatian yang diberikan oleh kompasianers. Saat itu puluhan kompasianers membantu dengan dukungan moral dan finansial. Hal ini yang membuat daku 'rasa sayang-sayange' dengan kompasiana.
_
2. Nangkring Mempertemukan Daku dengan Kompasianers di Dunia Nyata
Entah kenapa ketika kami para kompasianers Jabodetabek tidak bertemu di acara Nangkring akan ada pertanyaan, kok Kompasiana tidak mengadakan acara Namgkring yaks !!!
Kompasiana Nangkring atau lebih dikenal dengan sebutan Nangkring identik dengan Kompasiana dan merupakan ciri khas platform ini. Blogger yang bukan kompasianers pun mengenal acara nangkring sebagai kopi darat nya (kopdar) para kompasianers.Â
Mungkin bisa jadi daku salah-satu kompasianers yang sering hadir di acara nangkring. Buat daku acara nangkring bagaikan kopi darat dan bisa bertemu dengan kompasianers lainnya. Bahkan ada joke bagi kami para kompasianers, yang terpenting bukan tema yang dibahas tapi pertemuannya dengan teman-teman kompasianers.
_
3. Kompasiana Mampu Meningkatkan Kualitas Tulisan