11 tahun Kompasiana berada di dunia maya dan masih bertahan merupakan prestasi yang luar biasa. Kompasiana berulang tahun setiap tanggal 22 oktober dan tahun ini telah berumur 11 tahun. Bila kita perhatikan platform menulis buatan anak negeri saingan Kompasiana satu persatu berguguran, yang sangat menggemparkan ialah tumbangnya Blog Detik.Â
Bisa dibilang saat ini Kompasiana hanya memiliki sangat sedikit pesaing di platform User Generated Content (UGC) di Indonesia. Kaskus yang juga merupakan UGC masih mencoba bertahan dengan merubah style dan mendekat ke beberapa koorporasi. Tapi ternyata Kaskus sudah tidak seperti dahulu pada masa jaya nya.
Kompasiana sebagai platform menulis buatan anak negeri pun sama mencoba bertahan dengan berbagai terobosan. Kue potensi bisnis Kompasiana mulai dilirik oleh korporasi besar dengan segudang uangnya. Korporasi ini mulai membangun platform pesaing, ada yang masih bertahan dan ada yang sudah gugur.
" Kompasiana mampu bertahan sampai 10 tahun, itu karena keberadaan Kompasianers" ucap founder Kompasiana, kang Pepih Nugraha, di Syukuran 10 Tahun Kompasiana (26/10/2018)
Daku sebagai Kompasianers sejak 18 februari 2010 merasa bangga, senang dan tetap 'rasa sayang-sayange' di #11TahunKompasiana. Bila banyak pemilik akun Kompasiana yang terlebih dahulu menjadi kompasianers lalu kemudian memiliki blog pribadi, namun daku kebalikan memiliki Blogspot, Blog Detik, Kaksus dan baru kemudian menjadi kompasianers. Sampai saat ini daku masih bertahan tidak berpindah kelain hati (platform lain).
Ada beberapa alasan kenapa daku masih Rasa Sayang-Sayange #BeyondBlogging di #11TahunKompasiana ;
_
1. Pertemanan Sesama Kompasianers Berbeda Dengan Platform Menulis Lain
Bagi kompasianers yang membuat Kompasiana spesial ialah pertemanan nya baik online maupun offline. Saya belum merasakan di platform menulis tidak berbayar lain nya (blogspot,wordpress, medium, dll).Â
Keterikatan pertemanan para kompasianers ketika berkumpul apakah itu di acara Kompasiana, komunitas Kompasiana, atau kegiatan diluar Kompasiana itu nyata. Bagi daku seorang kompasianers  yang penting bisa ngumpul, itupun yang daku lihat dan rasakan dari kompasianers lain. Bahkan kami pun tidak meributkan godie bag atau fee di acara Kompasiana Nangkring.