Baca juga : Pembelajaran 86 Hari Menunggu Panggilan Alloh SWT
Bagi saya menulis dapat menjadi sarana melepaskan stres. Jadikan tulisan kita di secarik kertas atau blog menjadi buku harian kita. Seperti buku harian, kita bisa meluapkan permasalahan kita dengan cara yang proporsional dan benar. Bagaikan kendi yang diisi air terus menerus, diperlukan sebuah kran agar kendi tidak pecah dan air bisa keluar.
.
7. Membangun Budaya Literasi Dengan RileksÂ
Membuat sebuah tulisan mengenai hal yang kita nikmati tidak perlu diberi batas waktu (deadline), rileks saja. Biarkan kata-kata itu mengalir dari otak kita tanpa diberi perintah. Kecuali bila diri kita penulis komersial, diri kita harus membuat jadwal agar tidak melewati batas waktu.
Temukan tempat di mana kamu bisa menggali ide dengan optimal. Buatlah kerangka tulisan yang telah kamu buat di tempat tersebut. Tidak perlu terburu-buru seperti dikejar hewan buas.
Apabila kamu kehilangan inspirasi, berhentilah sejenak dan lakukan aktivitas yang mampu menaikkan mood. Jika butuh istirahat, lakukanlah. Mendengarkan musik, mengkomsumsi makanan ringan, main game atau menonton film di youtube bisa menjadi pilihan.Â
Setelah mood itu datang, kamu bisa kembali melanjutkan tulisanmu. Jangan lupa bila sudah selesai dibagikan di media sosial. Mungkin saja tulisan kita bermanfaat bagi orang lain.
---------------------------------------------
Membangun budaya literasi di era gawai bisa dibilang mudah dan bisa dibilang sulit. Namun kita harus bisa berkata mudah walaupun tantangan yang dihadapi ialah games online, video youtube, dan film online. Budaya itu harus dibangun sejak dini, dan dapat dibangun oleh kita yang sudah dewasa agar mencintai literasi. #literasikeluarga #sahabatkeluarga