Pondasi literasi oleh Bapak, Ibu dan Kakak membuat saya gemar mengoleksi buku dan rutin menulis di platform blog Kompasiana. Terdapat 2 lemari di rumah saya di Cikeas Udik berisi buku-buku dari buku pengetahuan, biografi, sejarah, novel, teknologi dan budaya.
Budaya literasi pada diri saya juga terbangun karena mengikuti perkumpulan minat/hobi yakni komunitas backpacker dan komunitas narablog (blogger). Saya merupakan seseorang yang menyenangi traveling sejak tahun 2009.Â
Komunitas Backpacker Jakarta mempertemukan saya dengan traveler yang suka menulis. Pertemuan dan perbincangan dengan traveler blogger di komunitas Backpacker Jakarta membuat saya akhirnya memulai menulis perjalanan di blog.
Kemampuan menulis saya makin meningkat ketika masuk dalam komunitas blogger Kompasiana. Diri saya sering bercakap dan belajar dari para senior mengenai penulisan di blog. Berdampak kualitas menulis saya makin terasah dan makin baik dari sebelumnya.
Perlu diketahui hampir 80-90 persen pengetahuan berasal dari membaca. Menurut Tilaar (1999), membaca adalah proses memberikan arti kepada dunia. Dengan demikian, masyarakat yang gemar membaca akan melahirkan generasi yang belajar (learning society).
Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca dan menulis. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berpikir yang diikuti proses membaca menulis, yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam proses kegiatan tersebut menciptakan karya.
Era gawai yang lebih dikenal dengan sebutan era industri 4.0 membuat masyarakat lebih senang melihat foto dan video dibandingkan membaca dan menulis. Namun, mesin pencari (google dan yahoo) masih menempatkan narasi lebih mudah ditemukan dibandingkan foto / video, kecuali menggunakan pencarian platform youtube.
Membangun budaya literasi di era gawai itu mudah, kok bisa? ... karena saat ini berbagai informasi bisa kita dapatkan di genggaman bagaimana kita memilah agar tidak mengkomsumsi berita hoaks. Ada cara agar kita, keluarga dan masyarakat mencintai budaya literasi, yaitu ;
.
1. Membangun Budaya Literasi Sejak Dini