"Suami saya kerjanya serabutan. Ketika Suami saya nggak kerja, ya saya yang jadi tulang punggung keluarga. Ya disitu pas banget Saya butuh modal, saya ketemu Kredit UMi. Kepala ayam, ceker ayam, ati ampela, ikan mujair, ikan emas itu dagangan saya. Target saya di grup WhatsApp, itu ibu-ibu yang punya nomor WA. Siapa yang pesan (order) langsung pagi-paginya saya antar. Kalau bagi saya yang pengen punya usaha tapi nggak punya modal, jauh lebih enak pas ada Kredit UMi. Alhamdulillah sekarang ini saya bisa mandiri jadi saya bisa bantu-bantu suami yang terpenting ikhtiar" Ungkapan Yuyun Sumiyati (39) kepada Kementerian Keuangan RI melalui Channel Youtube (DI SINI)
Mengenal pembiayaan UMi (Ultra Mikro) bisa dibilang tanpa sengaja. Pada waktu itu, jumat, 30 Agustus 2019, di Lapangan Banteng, Jakarta diadakan talkshow penulisan yang bertemakan Penulisan Kreatif Dalam Publikasi Informasi Kebijakan Pemerintah. Talkshow ini diselenggarakan oleh Direktorat Sistem Manajemen Informasi (SMI), Kementerian Keuangan RI dalam kegiatan Pasar Rakyat.
Saya bersandar di dinding dekat pintu masuk area museum Monumen Pembebasan Irian Barat mendengarkan penjelasan para narasumber talkshow ini. Salah-satu nya seorang juara lomba blog 46 kali, Nodi Harahap (Nodi). Saya saat itu memang sengaja datang untuk belajar bagaimana penulisan yang kreatif dari blogger juara yang menginspirasi 'Nodi'.
Sebagai peserta dengan mengenakan baju batik sendirian, duduk dibelakang para mahasiswa yang hadir membuat saya berasa asisten dosen (asdos) yang mendampingi dosen sedang memberikan materi.
Sebelum Nodi Harahap dan Chyntia Pramasanti memberikan materi tentang penulisan kreatif, terlebih dahulu pemberian materi oleh Rizky Novrianto Kepala Seksi Analisis dan Pengembangan Kredit Program dan Investasi lainnya, Direktorat Sistem Manajemen Investasi, Kementerian Keuangan RI mengenai topik Pinjaman / Kredit UMi.
Rizky dalam pemberian materi berusaha cair dengan memposisikan diri berumur /sepantaran tidak jauh dengan para mahasiswa yang hadir dengan candaan khas anak-anak milenial dan post millenial. Sambil menebar senyum dan tidak terlihat terlalu serius dirinya membongkar suatu informasi yang sebelumnya saya sendiri pun tidak tau.
Rizky mengungkapkan "Ternyata penerima pinjaman KUR itu ada di angka peminjaman rata-rata 12 s/d 15 juta rupiah. Namun, ternyata ada kelompok masyarakat wirausaha yang membutuhkan modal usaha dibawah 10 juta rupiah. Mereka- mereka ini yang tidak bisa mengakses bank karena mungkin tidak memiliki agunan dan takut berhubungan dengan perbankan" ungkapnya di Lapangan Banteng (30/8/2019).
Tambahnya, pinjaman dibawah 10 juta rupiah ini merupakan pembiayaan UMi yang merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial. Pembiayaan UMi mendorong kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dengan tersenyum menatap para pemuda ia menjelaskan meskipun dua program tersebut sama-sama memberikan pinjaman kepada para pelaku usaha, ada sejumlah perbedaan antara keduanya (UMi dan KUR).