Bila melihat data Riskesdas 2018 menunjukkan 30,8% balita Indonesia mengalami pendek dan sangat pendek, serta 17,7% balita Indonesia mengalami gizi kurang  dan gizi buruk. Maka dari itu, pemenuhan kebutuhan nutrisi anak khususnya 2 tahun pertama kehidupan menjadi sangat begitu penting.
Ternyata Baby lead weaning sebenarnya itu mitos, karena faktanya bayi tidak boleh dibiarkan makan sendiri tanpa supervisi dari orang tua dengan pengetahuan gizi yang baik. MPASI sebaiknya jangan diberikan secepatnya, disesuaikan dengan kemampuan motorik masing-masing anak.Â
Ada pula mitos tentang menu tunggal yang menggunakan satu pilihan menu saja untuk Bayi. Dr.Frieda menerangkan menurut WHO hanya boleh satu sampai tiga hari saja untuk pengenalan makanan, tekstur dan rasa, adapun untuk hari ke 4 dan 5 ditambahkan dengan protein, daging dan sayur.
Yang patut diperhatikan ialah porsi, tekstur makanan hingga frekwensi makanan pada anak perlu disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan. Beliau menyarankan pada orang tua untuk anak pada usia 6-7 bulan sebaiknya mengkomsumsi makanan yang dihaluskan dan disaring agar tekstur lumat dan kental.
Sedangkan pada usia 8-9 bulan diberikan makanan yang dilumatkan. Untuk usia 9-12 bulan diberikan makanan bertekstur agak kasar dan lunak dicincang kasar dan pada anak usia 1 tahun dapat diberikan makanan keluarga. Kebutuhan gizi anak usia pengenalan makanan padat terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, hingga vitamin dan mineral.
Dr.Frieda memperingatkan sebaiknya tidak memberikan makanan yang pedas dan berbumbu tajam, buah yang terlalu asam, makanan yang mengandung gas, hingga makanan yang mengandung banyak gula, garam, penyedap rasa, hingga lemak jenuh.
_
Memperhatikan MPASI Saat Mudik Lebaran
Pada saat mudik lebaran banyak hal yang patut dipersiapkan termasuk barang bawaan bagi buah hati. Bagi orang tua yang memiliki balita juga harus mempersiapkan mulai dari pakaian, ASI, Makanan Pendamping ASI (MPASI) agar anak tetap mendapatkan asupan makanan kedalam tubuh.