Menurut portal news kompas.com (DI SINI) pada awal tahun 2018 ini raksasa search engine Google dikabarkan menggelontorkan dana segar ke layanan ride-sharing Go-Jek. Kesepakatan keduanya tak diumbar jumlah pastinya, tetapi investasi itu menaikkan valuasi Go-Jek menjadi 4 miliar dollar AS atau setara Rp 53,3 triliun.Â
Dalam sesi pendanaan Google ternyata tidak sendirian. Perusahaan mesin pencari yang dikalangan milenial dikenal dengan sebutan Mbah Google ini bersama dengan Meituan-Dianping (China) dan Temasek (Singapura) menjadi investor Go-jek.
Apa yang terjadi dengan Go-Jek sebagai perusahaan digital yang berawal dari start up dalam negeri ternyata cukup membanggakan. Bisnisnya mampu dilirik oleh perusahaan-perusahaan raksasa dunia. Investasi Google dan perusahaan lainnya ke Go-Jek dapat meningkatkan dan mendorong perkembangan ekonomi digital bagi negeri yang masih diberi lebel negara berkembang ini.Â
Dalam layanan nya Go-Jek yang tidak hanya ride sharing, Go-Jek mampu merangkul para UKM dan UMKM menjadi mitranya yang tergabung dalam aplikasi Go-Food. Dilansir dari Merdeka.com (DI SINI) penghasilan di bulan maret 2018 mitra pengemudi Go-Jek telah mencapai sebesar Rp 8,2 triliun sedangkan pendapatan mitra UMKM sebesar Rp 1,7 triliun. Go-Jek memiliki dampak yang besar bagi ekonomi Indonesia.Â
Bila dilihat dari pendanaan yang terungkap selama tahun 2017, sebanyak 54,55% berasal dari investor dalam negeri. Untuk investor luar negeri saat ini masih negara adidaya Amerika Serikat menjadi negara asal investor yang paling banyak menanamkan modalnya. Kemudian disusul oleh Singapura, China, dan Jepang.
Ada sebuah perusahaan raksasa dunia yang juga akan bermain di Indonesia yakni Amazon. Perusahaan asal benua Amerika ini akan melakukan investasi sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun di Indonesia. Amazon kemungkinan bakal membangun e-commerce di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Ternyata perkembangan ekonomi digital #Ecodigi melebihi ekspektasi. Praktik e-commerce dalam bentuk iklan jual-beli, retail, hingga mal online menanjak cepat. Tahun ini, Nilai transaksi e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai 100 triliun rupiah pada 2018. Sebelumnya tahun lalu (2017), nilai transaksi sebesar 85 triliun rupiah, dan tahun sebelumnya (2016) senilai 75 triliun rupiah.
Berdasarkan catatan OJK terkait penyaluran investasi oleh modal ventura per bulan Mei 2018, angkanya sudah mencapai 8,22 triliun Rupiah, meningkat 14,95% dibandingkan periode yang sama di tahun 2017. Kinerja positif ini didorong hasil perbaikan bisnis para pelaku usaha lokal. Bahkan OJK optimis hingga akhir tahun nanti pertumbuhannya akan mencapai dua digit.Â
Angin Segar Ekonomi Digital #Ecodigi dari Ranah Mobile
Perkembangan fintech dalam menunjang ekonomi digital sangat didukung oleh pemerintah. Dukungan itu disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang hadir dalam Bali Fintech Agenda, salah satu kegiatan besar dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 (11/10/2018), di Bali.Â