5. Libatkan Para Voulenter Dalam Kegiatan Aksi
Dalam aksi/gerakan sosial janganlah kita menjalankan sendirian. Carilah patner di tempat kerja agar aksi/gerakan sosial yang kita semai tidak layu sebelum berkembang. Aksi/gerakan sosial di tempat kerja dapat memberikan value/impact bagi voluenter, libatkan mereka dalam kegiatan.
Mereka terlibat dalam penghitungan koin agar mereka merasakan donasi yang dikumpulkan. Dengan melibatkan para voulenter membuat rasa kedekatan dengan voluenter yang terlibat maupun tidak.
6. Transparansi
Dalam kegiatan aksi/gerakan sosial yang melibatkan uang didalamnnya sebaiknya transparan. Uang walaupun seratus rupiah sangatlah sensitif. Kata-kata "seratus rupiah coba klo dikumpulin dari seribu orang dan bertahun-tahun kan banyak". Untuk itu kejelasan uang donasi dari voulenter haruslah jelas.
7. Delay Aksi Bila Kita Lelah, Bosan dan Riya
Ketika gerakan Coin A Chance RSKO Jakarta menapaki tahun yang ketiga (2015), rasa lelah dan bosan mulai hadir. Acapkali setan-setan menggoda dengan rasa riya. Maka pada momen tersebut sebaiknya diri kita menghentikan sementara aksi/gerakan sosial yang semai tersebut.
Pengalaman daku dan dayat (patner) men-delay aksi sosial dapat merefresh kembali tujuan dari awal yakni membantu adik-adik asuh yang kesulitan biaya sekolah. Lelah, bosan dan riya merupakan tantangan terbesar dan hal ini dapat kita atasi dengan break/istirahat dari kegiatan itu sementara. Biasanya daku dan Dayat saat timbul perasaan itu akan mendelay kegiatan penghitungan koin hingga tiga bulan bahkan lebih.
---------------------------------------------------------------------------------
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web [DISINI] , Blog [DISINI] , Twitter [DISINI] , Instagram [DISINI]
Email : mastiyan@gmail.com