
Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular, nah ini merupakan kerugian. Penyakit akibat tidak di imunisasi mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan kematian. Imunisasi lengkap sesuai dengan status Universal Child Immunitation (UCI) yang ditetapkan oleh WHO, yaitu sesuai dengan cakupan BCG minimal 90%, DPT I dan DPT II minimal 90%, DPT III minimal 80%, Hepatitis B minimal 90%, Polio minimal 95%, dan Campak minimal 90%.Â
Berdasarkan hasil survey Kemenkes saat saya mengikuti Blogger gathering bersama Kementerian Kesehatan menyangkut Pekan Imunisasi Dunia pada tanggal 27 April 2017 bertempat di Hotel Parklane, ada beberapa alasan yang digunakan oleh para orang tua kenapa anaknya menolak di imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap, yaitu ; Anak demam setelah di imunisasi (28,8%), Orang tua sibuk/repot (16,3%), Keluarga tidak mengizinkan (26,3%), Anak sering sakit setelah imunisasi (6,8%), tempat imunisasi jauh (21,9%) dan tidak tahu tempat imunisasi (6,7%).

------------------------------------------------------
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI