Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

46 Tahun Usia RSKO dan Mengulik Lebih Dalam Program Rehabilitasi Narkoba

8 Juli 2018   04:58 Diperbarui: 8 Juli 2018   14:46 2428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Komunikasi merupakan salah-satu value yang di ajarkan di rumah rehabilitasi, karena komunikasi merupakan isu penting bagi pecandu I Sumber Foto : RSKO

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) sudah bisa dibilang berumur. Pada tanggal 3 Juli 2018 umurnya 46 tahun sama dengan nomer punggung pembalap motor Valentino Rossi. Empat tahun lagi, unit pelayan teknis yang memberikan pelayanan medis dan rehabilitasi narkoba ini akan berusia 50 tahun.

Hadir penyanyi legandaris Ahmad Albar dan Elvi Sukaesih serta penyanyi yang memiliki suara yang khas Marcelo Tahitu (Ello) memeriahkan ulang tahun RSKO yang ke 46. Buat daku ulang tahun kali ini cukup berbeda dengan ulang tahun sebelumnya, kali ini terlihat begitu meriah bagi para Abdi Negara yang bernaung di RSKO Jakarta.

Sebagai seorang blogger yang bekerja di RSKO Jakarta bahkan ditempatkan di unit rehabilitasi narkoba yang memiliki nama panggilan Halmahera House, daku memiliki 3 sudut pandang. 

Bisa dibilang daku bisa melihat sebagai petugas rehabilitasi, melihat sebagai orang yang pernah bertugas di luar unit rehabilitasi narkoba (satuan pemeriksa internal, program anggaran, publikasi & informasi, unit layanan pengadaan, server, diperbantukan kepegawaian, dan instalasi Radiologi) dan melihat sebagai orang umum yakni blogger/citizen jurnalis.

Pegawai RSKO diluar unit rehabilitasi narkoba bila daku amati memiliki cara pandang yang berbeda-beda mengenai rehabilitasi dan petugas didalamnya. Daku bisa berkata begitu karena sejak 2005 sampai dengan 2014 daku belum bekerja di unit rehabilitasi narkoba jadi memahami jalan pikiran pegawai yang bekerja diluar rehabilitasi narkoba. 

Daku pun saat ini acapkali memancing pegawai RSKO Jakarta diluar unit rehabilitasi narkoba untuk bertukar pikiran mengenai apa yang terjadi di unit rehabilitasi narkoba.

Bagi daku, bila pegawai RSKO masih memasang stigma negatif berarti dirinya harus dicemplungkan dulu ke unit rehabilitasi narkoba cukup sebulan saja. Yang daku maksud bagaimana melihat dan memandang petugas mantan pengguna dan pasien dengan pandangan sinis. 

Pasien ini merupakan recovery addict yang perlu dibantu agar pulih dari kecanduannya dan perilaku negatif-nya. Setiap individu berbeda-beda sebaiknya jangan mengeneralisir.

Rehabilitasi narkoba memang tidak bisa mengubah stigma negatif yang sudah menempel di masyarakat. Kami hanya bisa membantu bagaimana mereka (recovery addict) menghadapi stigma negatif agar mereka tidak relaps (menggunakan kembali narkoba). Mau bagaimana pun mereka harus kembali ke rumah bila mereka telah selesai menjalankan program dan menghadapi stigma. Mereka harus pulang karena RSKO Jakarta bukanlah tempat penitipan anak.

Memang ada pasien yang terproteksi sehingga belum bisa dilakukan intervensi perilaku karena menyangkut masalah hukum atau warga Negara Asing yang membuat petugas pelaksana serba salah dalam melakukan tindakan intervensi perilaku untuk mengubah behavior-nya. Kebijakan pemerintah menurut daku harus ada untuk melindungi petugas bila pasien menolak menjalankan program rehabilitasi narkoba.

Dalam perjalanan 46 tahun dari tahun 1972, namanya pecandu narkoba masuk layanan rehabilitasi narkoba sebagian besar tidak mau. Bagi diri mereka tidak ada yang salah dengan dirinya dan dalam pikirannya buat apa mereka di rehabilitasi narkoba.

Jadi bagi para pecandu TETAP SAJA TIDAK ENAK menjalani rehabilitasi narkoba. Kenapa para pecandu lebih baik tidak menjalani rehabilitasi narkoba? Karena mereka tahu, dirinya akan di intervensi perilaku mencandu-nya terhadap narkoba yang sudah mereka rasakan kenikmatannya.

Namun, diluaran banyak komentar miring menyangkut para pecandu narkoba yang akan direhabilitasi. Ini daku dapat ketika bergaul, berbicara dengan para blogger, traveler, tetangga, dan masyarakat umum lainnya.

Bagi mereka yang berkomentar miring kalau ada yang ketangkap oleh BNN atau Polisi pastinya pecandu lebih memilih di rehabilitasi narkoba karena lebih enak daripada di penjara. 

Mereka anggap rehabilitasi narkoba bagaikan penginapan saja. Bahkan mereka berenang dengan persepsinya yang bisa direhabilitasi narkoba bagi yang memiliki banyak uang saja dan bisa leyeh-leyeh disana.

Padahal sebenarnya tidak begitu dan perlu diluruskan pula informasinya. Enaknya mereka mendapatkan fasilitas tempat tidur kayu sendiri dengan matras spring bed bahkan kamar tidurnya semuanya ber AC. Tidak hanya itu saja, mereka juga menikmati lemari pakaian dan loker pakaian plastik 4 rak.

Satu kamar untuk kelas III (Yang dibayai program Keswa Kemenkes) terdiri dari 6 sampai dengan 8 tempat tidur. Khusus untuk kamar Special Program (Pecandu dengan kebutuhan khusus -masalah kejiwaan, memiliki penyakit, kecacatan fisik, terlalu muda & tua) didalam kamar terdapat 2 kamar mandi dimana lebih baik dari kamar mandi rumah daku, ubin nya saja dari marmer.

Nah yang perlu diluruskan, mereka bukan tinggal di penginapan. Mereka para recovery addict dikirim oleh kepolisian, kejaksaan, putusan pengadilan dan keluarga untuk mendapatkan tindakan program rehabilitasi narkoba. Program ini menjalankan intervensi memangkas perilaku negatif pecandu (manipulatif, berbagai zat, mencuri, menabrak aturan, dll).

Walaupun RSKO memperkerjakan cleaning service, kebersihan unit rehabilitasi narkoba tetap menjadi tanggung jawab all resident recovery addict. Para resident lah yang melakukan aksi kebersihan dari mereka bangun pagi, setelah morning meeting dan setelah waktu olahraga sore hari.

Full seharian penuh adalah program bahkan tidur siang / malam pun bagian dari program. Tidak ada istilah tinggal di penginapan/hotel bila berada di unit rehabilitasi. Walaupun berada di ruang perawatan rumah sakit, unit rehabilitasi narkoba bukanlah tempat bagi pasien bed rest.

Setengah lima pagi mereka harus bangun dan melaksanakan sholat shubuh berjamaah bagi yang Muslim. Setelah bangun pagi, kondisi kamar harus rapi dan bersih bahkan sprei tempat tidur posisi ketat seperti di hotel dengan logo RSKO di center. 

Pemeriksaan kondisi kamar dilakukan oleh para pimpinan resident setiap pagi. Bila tidak bersih dan rapih maka seluruh yang tinggal di kamar tersebut mendapatkan pembelajaran.

Deskripsi : Morning meeting yang merupakan bagian dari program I Sumber Foto : RSKO
Deskripsi : Morning meeting yang merupakan bagian dari program I Sumber Foto : RSKO
Pukul delapan pagi para resident menjalankan morning meeting. Bisa dibilang seperti Fokus Group Discussion (FGD) di mana mereka menyampaikan kondisi rumah, isu yang berkembang, dll. Setelahnya dilaksanakan bersih-bersih rumah dari selasar kamar, living room, dinning hall, reading room, toilet, kitchen dan all ruangan rumah rehabilitasi.

Dilanjutkan setengah dua belas siang dengan group lecture (kelas). Setelahnya all resident menjalankan sholat zuhur berjamaah dan makan siang bersama yang dikomandoi oleh pemimpin resident. Kemudian tidur siang dari pukul satu sampai tiga sore.

Bangun tidur siang mereka tidak bisa leyeh-leyeh karena harus sholat Ashar berjamaah lalu mengikuti kelas pembelajaran sampai pukul empat sore. Agar mengurangi tekanan, para resident diberikan waktu olahraga dari pukul empat sore sampai dengan lima sore. Pukul lima sore para resident jadwalnya bersih-bersih rumah yaitu di hall utama dan ground flour.

Tidak ada waktu bersantai, setelahnya mereka harus mandi, sholat maghrib berjamaah dan makan malam. Bila pagi hari ada morning meeting maka di malam hari ada turn over meeting untuk mengevaluasi kegiatan hari ini. Pukul sepuluh malam, rumah rehabilitasi ditutup dan seluruh resident harus masuk kamar dan tidur. Jadwal pun berulang keesokan harinya.

Jadwal begitu ketat bagi mereka salah-satu halnya agar pecandu tidak berpikir penggunaan dan kenikmatan zat. Semua kegiatan tersebut bagian dari pemangkasan perilaku negatif agar mereka menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya dimana saat mereka menjadi pecandu.

Deskripsi : Komunikasi merupakan salah-satu value yang di ajarkan di rumah rehabilitasi, karena komunikasi merupakan isu penting bagi pecandu I Sumber Foto : RSKO
Deskripsi : Komunikasi merupakan salah-satu value yang di ajarkan di rumah rehabilitasi, karena komunikasi merupakan isu penting bagi pecandu I Sumber Foto : RSKO
Tidak hanya menjalankan jadwal, dalam keseharian terdapat simbol-simbol perilaku positif yang tidak mereka sadari ditanamkan dalam diri mereka yaitu hidup bersih dan sehat, menghormati struktur, menjalankan aturan, belajar jujur, respect each other, komunikasi, penerimaan diri, relaps prevention, konsep kekeluargaan sebagai penunjang dalam menjalani pemulihan, dan masih banyak lagi.

Mereka hidup dalam komunitas besar untuk mencegah terjadi tindakan yang tidak tepat maka para resident diberikan aturan, antara lain dilarang melakukan tindakan yang melukai, dilarang mengkomsumsi alkohol & obat-obatan terlarang, tidak ada kegiatan yang berhubungan dengan sexual (provocative sexual behavior/premature sex/ Casual Sex/Pornography videos & magazine/Paraphernalia) dan dilarang Mencuri.

Semua bentuk pelanggaran terhadap aturan diatas akan mendapatkan konsekuensi dan pembelajaran sesuai mandatory yang berlaku. Ketentuan ini berlaku sama bagi pasien VIP tanpa terkecuali. 

Pasien VIP pun menjalankan program karena di rumah rehabilitasi narkoba semua diperlakukan sama karena dikelas III pun ada yang merupakan orang penting / pengaruh diluar sana. Kelebihan dari VIP dari kelas III hanya kamar saja, pasien VIP satu kamar hanya diisi satu pasien. 

--------------------------------------------------------------------

Rumah rehabilitasi narkoba itu bukan penginapan tetapi bukan pula penjara. Para pecandu narkoba diarahkan ke rumah rehabilitasi narkoba tidak hanya untuk makan, tidur dan leyeh-leyeh. Tujuannya agar recovery addict dapat mengubah budaya yang dianut sebelumnya kearah kultur masyarakat luas (mainstream). Mereka diharapkan menuju kehidupan yang sehat dan produktif.

Rumah rehabilitasi mengantarkan pecandu dari dampak penyalahgunaan drugs / narkoba / napza yang terjadi pada diri sebelumnya kepada perilaku masyarakat pada umumnya. Memang butuh waktu yang lama di rumah rehabilitasi (minimal 3 bulan) untuk mengubah perilaku negatif ke perilaku positif.

Selamat ulang tahun ke 46 tahun RSKO Jakarta semoga layanan medis dan rehabilitasi narkoba makin baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya agar tidak banyak yang minta pindah. 

Semoga kedepannya RSKO bisa menjadi prioritas Kemenkes karena isu penyalahgunaan narkoba merupakan isu seksi dan menyangkut masa depan bangsa. Tidak bisa terelakan Pilpres 2019 pastinya isu narkoba akan dibawa-bawa oleh konstentan Calon Presiden 2019. 

.

Tulisan lain 

1. RSKO Bukan Penjara dan Penginapan (DISINI)

2. Keceriaan Hari Kasih Sayang di Rumah Rehabilitasi Narkoba (DISINI) 

.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]

Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun