Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Traveling Pakai Kapal Ferry Itu Asyik dan Bikin Kangen

20 Juni 2018   06:48 Diperbarui: 20 Juni 2018   07:34 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik kali ini saya menggunakan moda transportasi kereta api baik berangkat maupun pulang. Pada saat saya berada didalam kereta api, saya melihat seerong anak muda yang sedang mengobrol dengan temannya yang berada dibangku belakang nya. Mengobrol sambil berdiri dan menoleh kebelakang itu melelahkan. Ternyata gerembolan anak muda itu berangkat berkelompok untuk mudik.

Sekelompok anak muda itu mengingatkan saya ketika travelling bersama teman-teman travellers atau turis menuju tempat destinasi wisata diwaktu yang lampau. Berbagai moda transportasi sudah pernah saya gunakan dari Pesawat, Kereta Api, Bus Kota, Bus Antar Kota Antar Provinsi, Angkot, Jeep Sewaan, Mobil Pribadi, Delman, kapal kayu tradisional dan tentunya Kapal Ferry.

Sebagai seorang traveller yang menggunakan gaya backpacker penggunaan moda transportasi begitu sangat diperhatikan karena berhubungan dengan budjet. Salah-satunya ketika saya menuju Lampung sebelum ke destinasi utama Gunung Krakatau pada tahun 2012. Sebetulnya ada transportasi pesawat terbang tetapi saya memilih menggunakan Kapal Ferry karena alasan budjet dan penggunaan gaya perjalanan backpacker.

Ada pula moda transportasi yang terpaksa harus digunakan karena menuju ke destinasi wisata tersebut hanya ada sedikit pilihan. Itu yang saya temui ketika menuju Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. 

Saat itu saya di tahun 2010 melakukan perjalanan menuju destinasi wisata bahari yang baru ngehits yaitu beranang bersama hiu di Karimun Jawa. Bersama salah-satu teman masa kuliah mendaftar disalah-satu penyedia jasa wisata (open trip) ke Karimun Jawa. 

Pada saat di Jepara menuju Kepulauan Karimun Jawa, kami para traveller diajak menaiki Kapal Ferry KMP Muria oleh penyelenggara open trip. Momen itu menjadi yang pertama bagi saya menaiki Kapal Ferry yang dikelola ASDP Indonesia Ferry. Ternyata satu tahun kemudian di tahun 2011 saya balik lagi ke Karimun Jawa dan menaiki Kapal Ferry yang sama, bisa jadi history naik kapal ferry yang asyik dan bikin kangen membuat saya kembali menggunakan moda transportasi itu.

Menurut saya ada beberapa hal yang beda dengan moda transportasi lainnya. Entah kenapa naik Kapal Ferry itu asyik dan bikin kangen.

Kapal Ferry Moda Transportasi Yang Memberi Kenangan

Dalam menempuh travelling bagi seorang traveller sebuah kenangan merupakan salah-satu tujuan utama perjalanan. Kenangan itu tidak hanya di destinasi wisata tetapi juga saat perjalanan berlangsung. 

Banyak cerita dan kisah yang saya dapatkan dalam menempuh perjalanan . Hal itu yang memang saya cari sebagai memories masa tua nanti dan mungkin pembelajaran saat ini.

Deskripsi : Kapal Ferry KMP Muria tujuan Jepara - Karimun Jawa I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Kapal Ferry KMP Muria tujuan Jepara - Karimun Jawa I Sumber Foto : Andri M
Kenangan itu hadir saat pertama kali naik Kapal Ferry di tahun 2010 dari Jepara menuju Kepulauan Karimun Jawa. Yang pertama pastinya berkesan. KMP Muria memiliki jadwal hanya 3 (tiga) kali seminggu saat itu. Saya berangkat hari selasa dan pulang hari sabtu menggunakan Kapal Ferry yang sama.

Daku ingat sekali lama perjalanan Kapal Ferry KMP Muria sekitar 6 jam melintasi laut Jawa dari pelabuhan Kartini-Jepara menuju pelabuhan Karimun Jawa. Awalnya saya merasa lama sekali perjalanan tetapi saya pun akhirnya menikmatinya karena saat itu bersama 24 traveller yang lain. 

Pada saat berada di atas KMP Muria saya lebih memilih berada di koridor portside karena bangku busa yang disediakan telah habis yang tersisa mirip bangku angkutan umum metro mini di geledak kapal. 

Deskripsi : Duduk disamping koridor portside KMP Muria I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Duduk disamping koridor portside KMP Muria I Sumber Foto : Andri M
Pada saat di koridor portside, saya pertama kali merasakan goyongan kapal laut. Mata jauh memandang hanyalah laut dan langit yang berwarna biru. Kami para penumpang yang berada di koridor portside duduk dilantai berbatas langsung pinggir lambung kapal yang dibatasi dengan pengaman kabel besi. Daku merasa was-was takut jatuh ke laut.

KMP Muria merupakan Kapal Ferry satu-satu-nya pada saat itu (2010 & 2011) yang melayani transportasi laut menuju ke kepulauan Karimun Jawa dari pelabuhan Kartini, Jepara, Jawa Tengah. Pantas apabila memang penuh tetapi tidak terlihat terlalu berjubel.

Deskripsi : Walaupun ada yang dari tingkat ekonomi mapan, tetap saja kalau sudah ngantuk bisa tidur di koridor Kapal I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Walaupun ada yang dari tingkat ekonomi mapan, tetap saja kalau sudah ngantuk bisa tidur di koridor Kapal I Sumber Foto : Andri M
Naik Kapal Ferry KMP Muria membuat para penumpangnya tidak mengenal derajat ekonomi maupun kasta. Di Kapal ini bersama 24 traveller lainnya kami bagaikan memiliki derajat yang sama yaitu penumpang. Daku ingat sekali, setelah 3 (tiga) jam perjalanan, teman-teman daku tidur di koridor portside yang beralas lantai besi. Mungkin saja diantara mereka ada yang belum pernah merasakan tidur dilantai besi dan ternyata mereka asyik-asyik saja dan bisa tertidur lelap. 

Menurut saya ini asyiknya naik Kapal Ferry mendapatkan pengalaman baru. Pada saat ngobrol santai dengan 24 traveller lainnya ternyata memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik suku bangsa maupun dari pekerjaan. Ada yang sebagai pengusaha, PNS, pegawai swasta, penyanyi, pekerja di label musik dan mahasiswa. Disaat itu bagi saya melihat bagaimana manusia di ciptakan berbeda-beda, untuk itu saya menjadi harus menghormati perbedaan.

Selama 6 jam diatas kapal Ferry pastinya ada waktunya buang air kecil atau anak gaul sebut kebelet pipis. Momen ini yang bakal di ingat yaitu sensasi mengantri dan buang air kecil diruangan yang sempit sambil bergoyang. Membuat badan stabil pun sulit menahan goyangan kapal Ferry pada saat buang air kecil, apalagi ada perasaan tidak enak ada yang mengantri di luar toilet. Peristiwa ini yang menjadi bahan cerita ke teman-teman dan keluarga yang pastinya jadi kenangan menarik.

Selain itu ada momen lain yaitu membeli makanan ringan. Saat travelling yang paling malas dan membuat malu bagi traveller laki-laki ialah membawa makanan terlalu banyak di backpack (Tas Ransel). Gara-gara rasa malu itu berujung makanan ringan habis diperjalanan dari Jakarta menuju Jepara di Bus Malam. Akhirnya saya pun membeli mie instan dalam kemasan cup. Entah kenapa rasanya itu beda banget jika kita komsumsinya di daratan. Nikmat banget makan mie instan kemasan cup di Kapal ferry walaupun terdapat selesih harga 2000 s/d 3000 dari harga di daratan. 

Pertemanan Makin Lengket Saat Nongkrong Bareng di Kapal Ferry

'Persahabatan bagai kepompong' merupakan salah-satu bait lyric yang dipopulerkan oleh group band Nidji. Awal pertemanan bisa terjadi dari berbagai momen, apakah itu dari persahabatan masa kecil, masa pendidikan, masa berkerja, bahkan saat melakukan perjalanan. Perjalanan menggunakan moda transportasi Kapal Ferry pun dapat menjadi awal dari pertemanan. 

Saya sangat ingat sewaktu group travelling 'Backpacker Tas Kresek' terbentuk berawal dari perjalanan menuju Gunung Krakatau di tahun 2012. Kami dipertemukan oleh open trip yang sama yang kemudian saling bertemu kembali dan mengadakan trip bersama. Momen bercanda saling ngobrol di perjalanan salah-satunya saat di Kapal Ferry Menuju Pelabuhan Merak-Banten dari Pelabuhan Bakaheuni-Lampung memperkuat jalinan pertemanan.

Posisi para penumpang didalam geladak kapal memang tanpa disengaja membuat hubungan antara penumpang makin dekat. Berbeda dengan kereta api, pesawat terbang dan bus, untuk Kapal Ferry sekelompok orang dalam jumlah besar bisa berhadap-hadapan dan dapat berinteraksi antara satu dengan lainnya / banyak orang lainnya.

Deskripsi : Kami berkumpul pada satu sudut didalam geledak Kapal Ferry dari pelabuhan Bakaheuni menuju Merak I Sumber Foto ; Andri M
Deskripsi : Kami berkumpul pada satu sudut didalam geledak Kapal Ferry dari pelabuhan Bakaheuni menuju Merak I Sumber Foto ; Andri M
Saat itu kami setelah tiba di pelabuhan Bakaheuni menggunakan angkot lalu menaiki Kapal Ferry menuju pelabuhan Merak-Banten. Setelah 4 hari berkenalan selama travelling dari Banten, Lampung, Pulau Sabesi dan Gunung Krakatau hubungan kami makin cair. Momen didalam Kapal Ferry tidak akan dilupakan. Kami mencari geledak yang ber AC lalu berkumpul pada satu sudut. 

Dua puluhan lebih traveller membuat suasana geledak tersebut menjadi ramai. Pertemanan mulai terjalin saat kami berceloteh, tertawa bersama, bahkan saling menjodohkan. Berbagi makanan dari masing-masing bawaan yang sebetulnya untuk oleh-oleh keluarga di rumah tidak terelakkan. Bagi yang tidak mengeluarkan makanan pun diejek pelit, momen ini kalau sekarang diingat bikin senyum-senyum simpul.

Deskripsi : Untuk mengisi waktu, kami pun bermain games Uno I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Untuk mengisi waktu, kami pun bermain games Uno I Sumber Foto : Andri M
Diperjalanan lain yang sama-sama menggunakan moda transportasi Kapal Ferry yaitu saat ke Karimun Jawa di tahun 2011 kisah pertemanan pun terbentuk. Untuk mengisi rasa bosan kami memainkan sebuah games uno dimana yang kalah harus menerima dicoret dengan lipstick dibagian wajah. Rasa-nya itu malu tetapi menjadi hiburan yang asyik sambil menunggu waktu 6 jam menuju pelabuhan kartini-Jepara dari pelabuhan karimun Jawa.

Momen momen itu membuat kami yang sebelumnya tidak saling kenal yang sebetulnya dipertemukan dari sebuah open trip, saat ini acapkali saling kontak walaupun melalui social media & What Apps. Pertemanan baru terbentuk dari momen-momen perjalanan, salah-satunya berada di Kapal Ferry.

----------------------------------------------------------

Perjalanan menggunakan Kapal Ferry walau hanya baru tiga kali akan selalu saya ingat. Lebih dari enam tahun lalu saya sudah tidak pernah menaiki Kapal Ferry lagi. Ingin rasanya mencoba kembali dan bertemu dengan para traveller lainnya sehingga menjalin pertemanan baru. 

Saat ini ternyata ASDP Indonesia Ferry memiliki paket perjalanan ( Bisa dilihat di https://www.indonesiaferry.co.id/ ). Paket perjalanan tersebut akan memberikan sensasi menikmati perjalanan dengan Kapal Ferry seperti yang daku rasakan enam tahun lalu. Terdapat beberapa pilihan yang dekat dengan Jabodetabek yaitu Pulau Ayer, Pulau Pramuka, Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Puteri, dan Pulau Macan. Mungkin kalian teman-teman mau mencoba sensasi naik Kapal Ferry sambil wisata bahari.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]

Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun