Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polda Metro Jaya Mengingatkan Pentingnya Hormati Perbedaan

8 Juni 2018   10:58 Diperbarui: 8 Juni 2018   11:26 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Tokoh lintas agama dan Wakapolda Metro Jaya melakukan komitmen bersama menjaga keutuhan NKRI I Sumber Foto : Andri M

"Bhineka Tunggal Ika" sudah ditanamkan sejak daku Sekolah Dasar (SD). Tidak hanya sekedar ditanamkan tetapi juga di inject pemahaman dari semboyan tersebut yang memiliki arti Berbeda-Beda Tetapi  Tetap Satu. Semboyan ini digunakan oleh pendiri bangsa untuk  menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik  Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Pada saat daku usia sekolah  (SD/SMP/SMU) pengenalan terhadap Pancasila dan butir-butir P4 (Pedoman,  Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) di era 90-an begitu kuat. Reformasi memang memberi dampak positif terhadap berbagai aspek  kehidupan dan kebebasan berpendapat & berekspresi. Tetapi sejak reformasi tahun 1998 berlalu, banyak individu melihat kebebasan berpendapat & berekspresi dapat dilakukan melampaui batas norma. 

Indonesia terancam dalam kondisi yang jauh lebih buruk kedepannya dalam menghormati perbedaan. Untuk itu diperlukan peran semua pihak dalam menumbuhkan "hormati perbedaan". Semoga kedepannya dapat diperkuat kembali seperti era sebelum Reformasi. Kita sebagai warga sebaiknya menjaga Indonesia, jangan mau di adu domba. 

Pengingat ini disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis  yang memiliki ide untuk menggelar silahturahmi sekaligus Buka Bersama (Bukber) di bulan Ramadhan dengan melibatkan Tokoh Lintas Agama, Wartawan,  Netizen (Blogger, Infuencer, Social Media Euthuastic, dll) yang dikemas dalam nuansa Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi  tetap satu). Kegiatan ini berlangsung di lantai 1 Gedung Promoter, Mapolda  Metro Jaya, Rabu (6/6/2018).

Deskripsi : Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi menyampaikan pentingnya menghormati perbedaan I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi menyampaikan pentingnya menghormati perbedaan I Sumber Foto : Andri M
Kapolda Metro Jaya dalam sambutan yang dibacakan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi menyampaikan "Buka bersama kali ini sebagai momentum yang bermanfaat untuk menjalin  sinergi dan kesolidan antara Polda Metro Jaya dengan wartaman dan  netizen. Upaya bersama ini cara untuk menciptakan situasi kamtibnas yang aman dan kondusif. Selaras dengan itu Polda Metro Jaya mengundang tokoh lintas agama untuk bersama-sama berkomitmen dan bersatu menjaga NKRI dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika didalam memelihara kemajemukan bangsa Indonesia." tegas Wakapolda Metro Jaya.

Lanjut Wakapolda Metro Jaya dengan hadirnya tokoh lintas agama ini, ia berharap ini akan menjadi contoh pengikat Kebhinnekaan. Tanpa memandang suku, ras, agama dan pandangan. Apalagi bangsa ini memasuki tahun politik dari pemilu kepala daerah dan pemilihan Presiden, maka akan terjadi perbedaan pandangan dan pilihan, tetapi jangan sampai mengganggu dan berdampak kepada persatuan dan kesatuan bangsa.  

Tugas pokok yang diamanatkan kepada POLRI tidak akan berjalan baik tanpa ada dukungan dan kerjasama dari seluruh komponen masyarakat khususnya dari tokoh lintas agama, wartawan dan netizen. Oleh karena itu kerjasama yang telah terjalin perlu dipertahankan demi keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk. 

Bagaimana  kita menghargai perbedaan amatlah penting, karenanya merupakan sebagai modal kita sebagai bangsa untuk mengisi masa depan pembangunan bangsa ini dan menyonsong era yang lebih maju lagi.

Kapolda yang diwakili Wakapolda Metro jaya mengucapkan terima kasih dan apresiasi dapat bersilahturahmi secara langsung dengan para tokoh lintas agama, wartawan dan netizen terpilih yang mampu memberi sumbangsih dengan membangkitkan citra POLRI di masyarakat. Untuk itu Polda Metro Jaya bersama lima pemuka dari lima agama bersama-sama menyampaikan komitmen untuk menjaga keberagaman NKRI.

Deskripsi : Tokoh lintas agama dan Wakapolda Metro Jaya melakukan komitmen bersama menjaga keutuhan NKRI I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Tokoh lintas agama dan Wakapolda Metro Jaya melakukan komitmen bersama menjaga keutuhan NKRI I Sumber Foto : Andri M
Tokoh lintas agama yang hadir dari lima agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu  & Budha) yaitu Ustad Muhammad Ali, Pendeta Datulon Sembiring, Biksu  Syailendra Virya, Romo RD Aloysius Tri Harjono, dan Pedande / Gede  Nyenengin. Kelima pemuka agama ini saling berdampingan menunjukkan bahwa beda memang fitrah (hukum alam) tetapi bukan membuat kita bermusuhan bahkan menjadi pemersatu. Sesuai kalam illahi Manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling mengenal. 

Dalam kegiatan silahturahim ini Polda Metro Jaya memberikan santunan kepada anak yatim yang hadir. Sebagai anak bangsa daku melihat ini secara positif dan menggambarkan masih banyak anak bangsa yang perlu dibantu. Daripada kita menyebarkan kebencian & hoax karena perbedaan, lebih baik diri kita membantu sesama yang membutuhkan. 

Sebagai pengingat bahwa Pancasila memiliki butir-butir yang menjadi pedoman dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana isi butir butir Pancasila tersebut ;

 1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2)  Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar    kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat  menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut  kepercayaan yang berbeda-beda terhadap  Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

 2.      Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2)  Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

 3.      Persatuan Indonesia
(1)  Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas    kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

 4.      Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9)  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral  kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

 5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

-----------------------------------------------------------------------

Hormati perbedaan sudah bukan lagi sesuatu yang harus kita pelajari. Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat, mendengar dan rasakan sendiri dimana kita hidup di negara dengan masyarakat yang majemuk. Karena perbedaan kita janganlah menyebarkan kebencian dan hoax yang menimbulkan pertikaian.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web [ DISINI ] , Blog [ DISINI ] , Twitter [ DISINI ] , Instagram [ DISINI ]

Email : mastiyan@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun