Hoax & konten negatif ada disekitar kita, itu yang terjadi dijaman dimana informasi digital mudah diakses. Dalam kurun waktu seminggu bagi yang terbiasa menggunakan smartphone dan layanan internet pastinya akan mendapatkan berita 'Hoax' & konten negatif. Konten-konten negatif dan berita bohong (hoax) tersebut tersebar di social media bahkan jejaring komunikasi seperti What Apps (WA), Line, email dan Private Massage.Â
Menerima konten 'Hoax' & ujaran kebencian sudah tidak bisa kita mengelak, karena di jejaring pertemanan elektronik itu sudah tersebar. Ternyata konten Hoax di share oleh teman kita sendiri baik di WA group, line dan social media. Mereka ini ternyata percaya kebenaran dari isi dari konten Hoax tersebut tanpa menverifikasi terlebih dahulu.Â
Kepala Negara menyampaikan keresahannya dan meminta agar ulama membantu pemerintah memerangi hoax dan ujaran kebencian (konten negatif) serta menolak berita-berita hoax supaya tidak meresahkan masyarakat. Bapak Joko Widodo berbagi pikiran bagaimana penyebaran berita hoax memang telah meresahkan. Sebab itu, para ulama di Jabar berkewajiban mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dan menangkal berita hoax tersebut (Beritanya DISINI).
-------------------------------------------------------
Tidak hanya Presiden RI saja yang peduli, berbagai pihak pun peduli. Daku pun berkesempatan mendengar pandangan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam Kompasiana PERSPEKTIF "Menag Bercerita: Melawan Hoax, Menjaga Hati" yang dilangsungkan Kamis, 31 Mei 2018, D'Consulate Lounge, Jakarta.
Saat ini dunia maya jauh lebih dahsyat pengaruhnya dibandingkan dari dunia nyata. Padahal di dunia nyata kita bisa berdiskusi, berdialog dengan tetap menjaga sisi-sisi kemanusian kita. Pada saat berinteraksi, kita dapat melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Pada saat bertatapan langsung, kita dapat menfilter pilihan kosakata, diksi yang kita pakai, kalimat yang kita atur karena lawan bicara nyata didepan kita.
Sedangkan didunia maya kita tidak bertemu secara langsung dengan lawan bicara, oleh karenanya rasa nyaris hilang dari percakapan di dunia maya. Untuk melawan berita hoax harus dimulai dari hati, hanya hati lah yang menjadi landasan utama kita mampu berdialog dengan diri kita dengan tetap menjaga sisi-sisi kemanusiaan.Â
Ketika berada didunia maya nyaris sisi-sisi kemanuasian hilang atau pudar. Kita kehilangan rasa dalam komunikasi di dunia maya sehingga kita tidak menggunakan hati dalam berbicara dengan sesama kita. Cara kita melawan hoax dengan menjaga hati. Hati tidak hanya menjadi landasan tetapi juga sekaligus orientasi kita dalam kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan dalam berpendapat baik kata maupun tulisan didunia maya.
Menteri Agama mengajak netizen yang hadir memahani esensi dari Agama dan menjadi duta-duta menjaga kedamaian. Beliau bertanya apakah esensi dari Agama ?... Agama adalah cara Tuhan membuat umatnya untuk kembali mampu memiliki jati diri yaitu kemanusiaan. Manusia sebagai hamba Tuhan ditugaskan untuk mengabdi dengan makna menyeluruh. Manusia merupakan kholifah (pengelola alam semesta), dimana bentuk pengelolaan alam semesta merupakan wujud pengabdian kepada Tuhan.