Menurut keterangan capt Triyanto Moeharsono ( Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk), GITC menyediakan berbagai jenis program pelatihan untuk mendukung Airline Industry. Didalam internal perusahaan Garuda Indonesia sendiri GITC merupakan Learning and Development Unit. GITC memiliki prioritas untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatan pelatihan baik untuk awak pesawat dan staf di darat.
Bila daku perhatikan GITC mengadaptasi konsep Corporate University seperti beberapa perusahaan besar di Indonesia. GITC terlihat mengunggulkan program pelatihan yang sangat berorientasi untuk memenuhi kebutuhan airline industry. Ternyata tidak hanya untuk Pilot dan Flight Attendent, GITC juga melakukan pelatihan bagi Flight Operation Officer, Ground Operation Support, Engineering & Maintenance, Ground Service, Cargo dan Leadership & General.
Setiap program pelatihan GITC dirancang untuk mengembangkan kompetensi individu yang berkerja dalam lingkup Airplane Industry berupa ; hard & soft skill, dan pola pikir bisnis & keterampilan kepemimpinan. Itu kenapa kami para blogger Kompasiana (kompasianers) dibawa ke GITC oleh Dirjen Perhubungan Udara, tetapi saat itu kami hanya diperkenalkan ke gedung simulator bagi kadet (calon Pilot) dan gedung F bagi pelatihan Flight Attendent.
Mencoba Simulator Pesawat Komersil Bagi Pilot
Tidak habis pikir itulah yang ada di otak daku saat di ruang simulator pesawat GITC. Itulah terlintas di pikiran ketika daku melangkah, dan merasakan ruang pelatihan pilot di Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang berlokasi di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, 5 april 2018 lalu. Apalagi ketika capt Triyanto Moeharsono (Director of Operations, PT.Garuda Indonesia, Tbk) memberitahu bahwa untuk satu jam mengoperasikan flight simulator berbiaya  $400 s/d $500 dollar / jam.Â
Untuk lolos masuk GITC, para kadet harus melalui saringan sebanyak 12 tahap  yaitu psikotest, bahasa inggis, fisik, kesehatan, persyaratan jam terbang, dokumen lulus flying school, ukuran kaki ke pinggang 100 cm, dll. Industri penerbangan global saat ini berubah dengan cepat. Program Pelatihan Pilot di GITC dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi regulasi tetapi juga personal skill untuk mengatasi situasi yang dibutuhkan saat penerbangan yang kapan saja dapat berubah.Â
Semua program pelatihan GITC sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Kurikulum pelatihan juga mematuhi semua ketentuan - ketentuan sesuai  CASR 142, 61 dan 63.  Ada berbagai macam program pelatihan yang ditawarkan GITC, di antaranya adalah ab-initio dan pelatihan berulang untuk rating tipe pilot, pelatihan dari berbagai jenis pesawat B737-800 NG, B737-300 / 400/500, CRJ1000, A330, A320, dan ATR72-600.
Ketika berada didalam kabin simulator, nuansa kokpit sebuah pesawat terasa. Di sana tampak deretan panel instrumen operasional pesawat, kursi pilot dan co-pilot, hingga tuas throttle untuk menjalankan pesawat. Layar khusus di bagian kaca depan pun menampilkan simulasi kondisi di luar pesawat sesuai lokasi yang di-setting. Singkat kata, alat simulasi canggih ini dibuat semirip mungkin  dengan kondisi yang harus dihadapi pilot ketika menjalankan sebuah pesawat.
Menurut capt Triyanto Moeharsono dari simulator ini para pilot di-training untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan memutuskan langkah yang harus diambil. Apalagi bila mereka menghadapi dalam keadaan darurat. Untuk itu para kadet harus terlatih emergency planned maupun unplanned.
Menyaksikkan Flight Attendant Melakukan Penyelamatan Penumpang