Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pembelian Sukhoi SU-35, Pengganti Terbaik Sang Macan

10 Maret 2018   18:36 Diperbarui: 10 Maret 2018   20:37 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penggemar informasi dunia dirgantara dan militer dalam 4 (empat) tahun terakhir terjadi gonjang-ganjing menyangkut pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Indonesia berupa pesawat tempur. Adapun pembelian pesawat tempur tersebut dilakukan untuk mengganti pesawat tempur F5 yang telah dipesiunkan.

Dalam beberapa tahun terakhir terlihat pembuat jet tempur menawarkan produknya ke Kemenhan. Deretan pesawat tempur blok barat & blok timur masuk dalam daftar list yaitu Sukhoi SU-35, F16 Viper (Seri terbaru keluarga F16), Typhoon, Rafale, Gripen bahkan jet tempur produksi negara tetangga India-Tejas. Namun, TNI AU sudah mengajukan ke Kementerian Pertahanan agar memilih pesawat tempur generasi 4,5.

Pesawat tempur F5  Tiger telah bertugas menjaga kedaulatan udara Indonesia selama 35 tahun. Saatnya pesawat tempur julukan 'Sang Macan' atau tiger ini dipurnabaktikan. F5 tiger dan pesawat tempur buatan Amerika Serikat lainnya bisa dibilang menggantikan pos dari pesawat-pesawat tempur buatan Rusia yang akhirnya pensiun karena hubungan RI dan Rusia yang memburuk pasca G-30s/PKI.

Perencanaan pembelian pesawat kemudian dilakukan oleh Operasi Komodo yang dimulai pada tahun 1978. Keberadaan pesawat berjuluk Sang Macan ini dimulai ketika menurunnya kemampuan armada F-86 Avon Sabre di Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi. Pesawat tempur F-5 E/F Tiger kemudian dipilih yang merupakan buatan Northrop Co, Amerika Serikat (AS).

Deskripsi : F5 Tiger Indonesia yang sudah dipensiunkan ditahun 2016 I Sumber Foto : indomiliter.com
Deskripsi : F5 Tiger Indonesia yang sudah dipensiunkan ditahun 2016 I Sumber Foto : indomiliter.com
Sejak kedatangan pertama kalinya di Indonesia, pesawat yang dijuluki 'Sang Macan' ini dilibatkan kedalam sejumlah operasi dan latihan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berawal dari Operasi Panah di wilayah Aceh pada tahun 1990-1992, Operasi Elang Sakti XXI (Operasi Pengamanan Perbatasan NTT) tahun 1999, Operasi Garuda Jaya, Operasi Pengamatan Udara Perbatasan kelanjutan dari Operasi Elang Sakti di NTT, dan juga Operasi Oscar yang merupakan operasi pengamanan wilayah perairan, termasuk mencegah penyelundupan lewat jalur laut.

Sang Macan termasuk pesawat tempur supersonic ringan yang laris manis di masa nya. Pasalnya di dunia terdapat 1.600 F-5 yang masih dioperasikan oleh 26 negara berdasarkan data tahun 2016. Tetapi masa jaya Sang Macan telah berakhir, Si Macan terlalu tua dan berisiko mencelakakan penerbang TNI AU. Sebelum dikandangkan, F-5 Tiger kerap mengalami kendala ketika sedang melaksanakan misi patroli udara atau latihan biasa.

Pengganti sang Macan termasuk pesawat tempur yang ditakuti. Walaupun badan pesawat tidak didesign stealth (siluman) tetapi memiliki spesifikasi yang mempuni yaitu generasi 4++. Pesawat tempur terbaru Indonesia penggganti sang Macan yaitu Sukhoi SU-35 Super Flanker (Flanker-E). SU-35 masih termasuk salah-satu dari 5 (lima) pesawat tempur terbaik di era ini selain F22 Raptor, F35 lightning II, Rafale dan Typhon. Bahkan SU-35 merupakan pesawat tempur tercanggih buatan Rusia yang dipasarkan ke negara lain.

Dilansir dari portal resmi Kemenhan (DISNI), 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E yang dipesan Indonesia dari Rusia dalam konfigurasi bersenjata lengkap. Pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E melalui mekanisme imbal beli sesuai UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan. 35 persen nilai transaksi pada pengadaan Sukhoi Su-35 Flanker E ini dalam bentuk offset dan 50 persen dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar 570 juta dolar AS dari 1,14 miliar dolar AS total nilai pengadaan.

Pada awal tahun ini Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35 dengan Rusia. Penandatanganan itu dilakukan pada Rabu (14/2) lalu di Jakarta. Indonesia akan jadi negara pertama di ASEAN dan kedua di dunia diluar Rusia yang akan memiliki pesawat tempur 'sangar' Sukhoi 35.

Nantinya pengiriman Sukhoi ke Indonesia akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, akan dikirim dua unit pada Agustus 2019, dengan catatan kontrak efektif per Agustus 2018. Tahap kedua, enam unit akan dikirim 18 bulan setelah kontrak efektif. Dan, tiga unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.

Sejak 2013, Indonesia telah mengoperasikan kakak kandung SU-35 yakni lima jet tempur Su-27 dan 11 Su-30. Varian sukhoi legendaris tersebut telah memperkuat TNI AU dimulai sejak pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Padahal, di saat bersamaan, Indonesia juga masih mengoperasikan pesawat tempur blok barat yaitu F-16 Fighting Falcon yang dibeli pada 1990-an, Hawk 100/200 & 109/209, Hawk MK 53, F5 E Tiger, dan A4 Skywahk. Bisa jadi pengoperasian pesawat tempur dari 2 (dua) blok agar tidak terulang kejadian embargo senjata yang membuat pesawat2x tempur kekurangan suku cadang.

Banyak kalangan militer menganggap SU-35 menjadi jawaban terhadap hadirnya pesawat tempur siluman USA yaitu F22 Raptor. Pada Akhir bulan Januari 2016, Rusia, untuk pertama kalinya menurunkan Su-35 dalam misi tempur pertamanya di suriah untuk melindungi Pangkalan Udara Hmeimim, Latakia, Suriah.

Walaupun SU-35 tidak memiliki kemampuan Siluman seperti F22 raptor, pesawat tempur terbaru Indonesia ini memiliki beberapa keunggulan. SU-35 merupakan pesawat generasi 4++ yang menggunakan teknologi generasi kelima (Pesawat berteknologi Stealth/Siluman). Produsen pesawat ini membuat SU-35 lebih unggul dari semua tipe pesawat generasi empat lainnya. Jet tempur ini merupakan pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal.

Untuk menyangi Raptor, radar yang digunakan mirip dengan yang di pakai F-22. Radar Irbis-E yang tertanam dalam SU-35 merupakan sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap. Radar canggih ini dapat mendeteksi target yang mendekat dari jarak 350 hingga 400 kilometer. Di jarak tersebut, Su-35 juga dapat melihat kapal induk. Pada jarak 150 sampai 200 kilometer dapat melihat jembatan kereta api. Di jarak 100 hingga 120 kilometer perahu motor, dan di jarak 60 hingga 70 kilometer sistem misil taktis yang bergerak atau sejumlah kendaraan lapis baja dan tank.

Keunggulan lain radar Irbis-E memiliki kemampuan unik dalam hal jangkauan deteksi target. Irbis-E mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, mempertahankan kontinuitas pengamatan ruang dan melibatkan hingga delapan sasaran. Sistem akan mendeteksi, memilih, dan melacak hingga empat target dasar dalam beberapa mode pembuatan peta dengan berbagai resolusi pada jarak hingga 400 km, tanpa berhenti untuk memantau wilayah udara. Radar canggih ini menjadi mata dan telinga jet tempur ini.

Adapun Fitur-fitur baru pesawat ini di antaranya badan pesawat yang diperkuat menggunakan bahan-bahan komposit, penanda radar yang diperkecil dari depan. Garis bidang pesawat juga telah dimodifikasi sehingga mengurangi bidang pantulan radar (RCS/radar cross section).

Deskripsi : Penampilan Cockpit SU 35 I Sumber Foto : Knapoo
Deskripsi : Penampilan Cockpit SU 35 I Sumber Foto : Knapoo
Selain itu Jet tempur ini menggunakan kabin digital dan tidak memiliki peralatan navigasi tradisional yang dilengkapi panah penunjuk.Sebagai gantinya, ada dua penampil kristal cair (liquid crystal display atau LCD) guna memberikan semua informasi yang pilot butuhkan dalam format picture in picture

On board mencakup dua komputer digital pusat, perangkat pergantian dan informasi dan sistem indikasi yang dibangun di atas konsep kokpit 'all-glass'. Sistem manajemen informasi (IMS) mengintegrasikan subsistem fungsional, logis, informasi dan perangkat lunak ke dalam satu kompleks yang memastikan interaksi antara awak dan peralatan.

Canggihnya jet tempur ini dengan membuat peran pilot semakin berkurang. SU-35 mempunyai sistem kontrol terpadu baru yang dikembangkan oleh MNPK Avionika Moscow-based Research and Production Association. Kontrol tersebut secara bersamaan melakukan fungsi beberapa sistem, di antaranya kendali jarak jauh, kontrol otomatis, sistem sinyal pembatas, sistem sinyal udara, dan sistem pengereman roda sasis. Sistem onboard dan persenjataan di kokpit Su-35 yang baru, dikendalikan oleh tombol dan sakelar pada kontrol joystick pesawat dan tuas kontrol mesin serta dengan susunan tombol pada display multi fungsi.

Komputerlah yang menentukan pada kecepatan berapa dan cara apa mesin akan menemukan targetnya, dan pada momen apa ia akan membuat senjata dapat digunakan oleh penerbang. Selain itu, jet tempur ini dapat melakukan sendiri sebagian manuver rumit, seperti terbang di ketinggian rendah. Sistem elektronik yang ada pada Su-35 memastikan bahwa pilot menggunakan senjata yang aman untuk mesin atau tidak akan membuat pesawat meledak.

Deskripsi : Senjata-senjata yang bisa dibawa oleh Sukhoi SU-35 sekitar 8 ton I Sumber Foto : Tribunmews.com
Deskripsi : Senjata-senjata yang bisa dibawa oleh Sukhoi SU-35 sekitar 8 ton I Sumber Foto : Tribunmews.com
Namanya pesawat tempur maka ia harus memiliki kemapuan tempur yakni membawa senjata. Secara khusus, Su-35 dapat terbang dengan delapan ton bom dan misil berpresisi tinggi. Su-35 memiliki 12 suspension hitches untuk menyimpan misil dan bom udara berpresisi tinggi ini. Ada dua hitches di ujung sayap untuk menampung wadah dengan sistem peperangan elektronik. Jet tempur ini dilengkapi dengan seluruh koleksi misil dan bom udara berpresisi tinggi.

---------oooooo0000ooooo----------------

Hadirnya Sukhoi SU-35 Flanker E menjadi daya getar buat Indonesia dikawasan. Hadirnya jet tempur generasi 4,5 terbilang berteknologi canggih. Sehingga, pesawat-pesawat tempur yang kita miliki tidak kalah canggih dengan pesawat tempur yang dimiliki negara tetangga. Dengan hadirnya jet tempur dari berbagai negara dan blok yang dimiliki TNI-AU akan mengurangi dampak “embargo” pada alutsista TNI jika Indonesia tidak sejalan dengan negara produsen senjata.

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas -Andri Mastiyanto

Web I Blog I Twitter I Instagram I Email : mastiyan@gmail.com


Sumber

I  1  I  2  I  3  I

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun