Banyak kalangan militer menganggap SU-35 menjadi jawaban terhadap hadirnya pesawat tempur siluman USA yaitu F22 Raptor. Pada Akhir bulan Januari 2016, Rusia, untuk pertama kalinya menurunkan Su-35 dalam misi tempur pertamanya di suriah untuk melindungi Pangkalan Udara Hmeimim, Latakia, Suriah.
Walaupun SU-35 tidak memiliki kemampuan Siluman seperti F22 raptor, pesawat tempur terbaru Indonesia ini memiliki beberapa keunggulan. SU-35 merupakan pesawat generasi 4++ yang menggunakan teknologi generasi kelima (Pesawat berteknologi Stealth/Siluman). Produsen pesawat ini membuat SU-35 lebih unggul dari semua tipe pesawat generasi empat lainnya. Jet tempur ini merupakan pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal.
Untuk menyangi Raptor, radar yang digunakan mirip dengan yang di pakai F-22. Radar Irbis-E yang tertanam dalam SU-35 merupakan sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap. Radar canggih ini dapat mendeteksi target yang mendekat dari jarak 350 hingga 400 kilometer. Di jarak tersebut, Su-35 juga dapat melihat kapal induk. Pada jarak 150 sampai 200 kilometer dapat melihat jembatan kereta api. Di jarak 100 hingga 120 kilometer perahu motor, dan di jarak 60 hingga 70 kilometer sistem misil taktis yang bergerak atau sejumlah kendaraan lapis baja dan tank.
Keunggulan lain radar Irbis-E memiliki kemampuan unik dalam hal jangkauan deteksi target. Irbis-E mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, mempertahankan kontinuitas pengamatan ruang dan melibatkan hingga delapan sasaran. Sistem akan mendeteksi, memilih, dan melacak hingga empat target dasar dalam beberapa mode pembuatan peta dengan berbagai resolusi pada jarak hingga 400 km, tanpa berhenti untuk memantau wilayah udara. Radar canggih ini menjadi mata dan telinga jet tempur ini.
Adapun Fitur-fitur baru pesawat ini di antaranya badan pesawat yang diperkuat menggunakan bahan-bahan komposit, penanda radar yang diperkecil dari depan. Garis bidang pesawat juga telah dimodifikasi sehingga mengurangi bidang pantulan radar (RCS/radar cross section).
On board mencakup dua komputer digital pusat, perangkat pergantian dan informasi dan sistem indikasi yang dibangun di atas konsep kokpit 'all-glass'. Sistem manajemen informasi (IMS) mengintegrasikan subsistem fungsional, logis, informasi dan perangkat lunak ke dalam satu kompleks yang memastikan interaksi antara awak dan peralatan.
Canggihnya jet tempur ini dengan membuat peran pilot semakin berkurang. SU-35 mempunyai sistem kontrol terpadu baru yang dikembangkan oleh MNPK Avionika Moscow-based Research and Production Association. Kontrol tersebut secara bersamaan melakukan fungsi beberapa sistem, di antaranya kendali jarak jauh, kontrol otomatis, sistem sinyal pembatas, sistem sinyal udara, dan sistem pengereman roda sasis. Sistem onboard dan persenjataan di kokpit Su-35 yang baru, dikendalikan oleh tombol dan sakelar pada kontrol joystick pesawat dan tuas kontrol mesin serta dengan susunan tombol pada display multi fungsi.
Komputerlah yang menentukan pada kecepatan berapa dan cara apa mesin akan menemukan targetnya, dan pada momen apa ia akan membuat senjata dapat digunakan oleh penerbang. Selain itu, jet tempur ini dapat melakukan sendiri sebagian manuver rumit, seperti terbang di ketinggian rendah. Sistem elektronik yang ada pada Su-35 memastikan bahwa pilot menggunakan senjata yang aman untuk mesin atau tidak akan membuat pesawat meledak.
---------oooooo0000ooooo----------------