Makin seru kalau travelling nya bareng-bareng tidak sendirian, itu mungkin yang menjangkiti para member komunitas travelling. Hal tersebut yang daku cermati ketika travelling dengan berbagai komunitas traveller. Awalnya daku mulai mencintai travelling ya jalan bareng-bareng atau berkelompok. Pertama kali travelling berkelompok ketika masih kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI bersama teman-teman kampus berjumlah 7 (tujuh) orang.Â
Waktu itu dikisaran tahun 2006, daku dan teman-teman ke Curug Nangka, Bogor touring naik motor. Perjalanan itu dimulai dari kampus UI menuju Bogor. Perjalanan dibilang tidak begitu jauh sekali tetapi cukup melelahkan dan membuat betis dan punggung pegal-pegal. Karena tidak membawa krim otot 'Geliga Krim', yang terjadi untuk meredakan pegal diperjalanan hanya dengan menggelatakkan badan di poskamling.
Selang berapa tahun selepas kuliah dari FKM UI, pada tahun 2010 daku travelling berkelompok kembali. Entah kenapa ada seorang teman kampus bernama Imam mengajak daku travelling ke kepulauan Karimun Jawa. Saat itu kami berdua mendaftar disebuah open trip yang berbiaya sekitar 400 ribuan / orang diluar biaya transportasi dari Jakarta ke Jepara. Disana kami tidak hanya berdua, dalam open trip itu kami digabung dengan traveller lain yang ikut dalam trip ini. Ternyata mereka juga lebih memilih travelling berkelompok dibandingkan solo travelling.
Dalam kurun waktu 2006 sampai dengan pertengahan 2015 puluhan trip telah daku jalani. Sebagian besar dilakukan secara berkelompok bersama teman, berbagai komunitas dan open trip. Hampir semua pulau - pulau kecil nan indah disekitar pulau Jawa pernah daku pijak. Tidak hanya sekedar pulau, daku  juga trekking mendaki gunung, merambah hutan, menjejak kota dan berkunjung ke desa. Ada satu hal yang sama dalam setiap perjalanan itu yaitu rasa pegal setelah beraktifitas outdoor.
Jangan Lupa Menyiapkan Diri Sebelum Travelling
Yang acapkali luput sebelum travelling ialah mempersiapkan diri. Kondisi tubuh yang prima memang dibutuhkan untuk travelling, untuk itu 2 minggu sebelum keberangkatan sebaiknya kita sudah mempersiapkan fisik. Ketika travelling berkelompok apalagi bergaya backpacker, jalan kaki menyusuri lokasi wisata tidak bisa ditolak karena kita berkelompok tidak bisa egois.Â
Untuk itu biasakan jalan kaki dua pekan sebelum melakukan travelling. Hal ini dapat melatih kekuatan otot agar tetap siap dan tidak mudah kram dan pegal ketika trakking. Usahakan  15 sampai 20 menit jalan kaki / lari-lari kecil ditempat kerja jangan hanya menemani kursi, meja kerja dan smartphone. kalau perlu bisa tambahkan saja 15 menit lagi jadi sekitar 30 s/d 40 menit.
Dengan melakukan persiapan aktifitas fisik sebelum travelling, urat akan memuai sehingga lebih elastis untuk bergerak sehingga seseorang dapat beraktifitas dengan maksimal. Selain itu, tubuh juga akan terhindar dari risiko cedera. Tetapi jangan lupa pemanasan terlebih dahulu. Karena saat tubuh belum panas, urat masih mengkerut dan meningkatkan risiko cedera juga.Â
Pengalaman Travelling Berkelompok Memahami Pentingnya Membawa Krim Otot 'Geliga Krim'
Selama melakukan travelling berkelompok, daku lihat banyak teman seperjalanan sesama traveller yang tidak membawa obat-obatan dan alkes. Para travellers bila daku cermati lebih mementingkan  membawa powerbank, tongkat eksis, smartphone, dan camera DSLR. Bagi yang sering melakukan perjalanan pastinya sudah paham bahwa ada saja salah-satu individu yang ikut travelling berkelompok memiliki fisik yang lemah dan rentan sakit.Â
Gangguan kesehatan dan kram otot dapat muncul tiba-tiba tanpa pemberitahuan beberapa jam sebelumnya. Maka dari itu guy's jangan sampai lupa memasukkan obat-obatan ke dalam tas. Saat masalah kesehatan itu muncul, kita bisa segera mengobati teman perjalanan atau diri kita yang mengalami penurunan kesehatan. Krim otot seperti Geliga Krim salah-satu yang wajib dibawa karena kejadian pegal-linu, kram dan keseleo akan sering ditemui pada saat kegiatan outdoor. Â
Kram, keseleo, pegal-pegal, linu dan nyeri otot bisa menimpa siapa saja. Dari yang pernah ke puncak Himalaya, para pecinta diving, penerobos hutan, bahkan yang travelling selalu bawa payung biar kulitnya tidak mencoklat pastinya pernah mengalami masalah kesehatan tersebut. Termasuk daku sendiri yang sudah puluhan kali travelling ke beberapa destinasi.
Entah kenapa sampai titik kumpul awal, daku tidak merasakan sakit. Tapi pada saat setelah sholat Maghrib, pergelangan kaki daku mulai bengkak dan sakit pun terasa. Dua rekan dalam perjalanan membantu mengurut daku dan diberikan krim otot untuk meredakan nyeri keseleo. Rasa sakit dipergelangan kaki pun berkurang, walaupun saat tiba dirumah daku kemudian ke klinik kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Mengenal Krim Otot Geliga
Bayangkan saja berbulan-bulan tidak melakukan aktivitas fisik yang berat kemudian pada saat travelling 3 s/d 4 hari dikejutkan dengan aktifitas fisik, pastinya otot-otot tubuh kita akan bereaksi. Pada saat menikmati travelling dimana matahari masih memperlihatkan wujudnya, lelah, pegal, dan linu belum terasa. Reaksi otot itu timbul saat tubuh mulai berkurang aktivitasnya atau pada saat waktu beristirahat atau beberapa hari setelah pulang.
Reaksi otot dapat menyebabkan pegal-pegal, nyeri pada punggung & Â pundak, nyeri pada persendian, kelelahan otot dan persendian, kram dan masalah otot lainnya. Untuk itu perlunya pemulihan otot dengan pemijatan dan menggunakan krim otot untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri. Salah satu krim otot yang banyak dikenal masyarakat yaitu Geliga Krim.
Untuk mengetahui efek obat, daku mencari referensi dari kedua zat tersebut di hallosehat.com. Untuk Metil salicylate adalah  komposisi zat dalan obat untuk membantu mengatasi rasa sakit dan nyeri ringan pada otot atau persendian. Zat ini dapat digunakan untuk beberapa indikasi, di antaranya yaitu : nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, terkilir, artritis atau radang persendian, cedera akibat olahraga, nyeri pinggang, nyeri  leher, nyeri bahu, nyeri lutut dan tungkai kaki dan nyeri pergelangan dan jari tangan.
Komposisi berikutnya terdapat krim mentol yang merupakan analgesik topikal. Zat ini bekerja dengan menghilangkan rasa sakit ringan secara sementara yang disebabkan  oleh kondisi seperti arthritis, bursitis, tendonitis, strain otot atau  keseleo, sakit punggung, memar, dan kram. Krim Otot 'Geliga Krim' menggabungkan kedua zat tersebut sehingga krim ini membantu meringankan  rasa sakit dan nyeri pada punggung, pundak, persendian, kelelahan otot  dan persendian, kram dan masalah otot lainnya. Nah krim otot 'Geliga Krim' ternyata bisa  berguna sekali bagi para traveller yang acapkali pegal linu ketika dalam perjalanan.Â
Tapi jangan berlebihan dalam mengoleskan Geliga Krim, dicoba pada area kecil sebelum digunakan. Walaupun terasa enak dan memberi rasa hangat bila berlebihan akan menimbulkan panas, perih dan efek kemerahan. Apapun itu bila digunakan secara berlebihan tidak baik. Gunakan krim otot sebelum trekking agar memberikan efek pencegahan terhadap potensi kram, pegal dan linu.
----oooOooo-----
Kisah tiga perjalanan tersebut mewakili perjalanan daku yang lain bagaimana pentingnya membawa krim otot. Musibah bisa menimpa siapa saja baik yang sudah berpengalaman ataupun baru mulai mencintai travelling. Pentingnya obat-obatan, alkes dan Geliga krim dibawa oleh masing-masing traveller apabila diri kita pegal, cedera ataupun rekan seperjalanan mengalami masalah kesehatan.
Salam hangat Blogger Udik - Andri MastiyantoÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H