Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Kayu Putih Aroma" Mengingatkan "Gue Beda" Sudah Biasa

21 November 2017   05:22 Diperbarui: 1 Desember 2017   10:12 2207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daku menggunakan jaket ungu di dalam kereta api taksaka menuju Jogja (dokpri)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)yang daku baca menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 300 etnik dan 1.340 suku bangsa. Perbedaan sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan dalam kehidupan bergaul di dunia nyata dan dunia maya di negeri bernama Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa negeri ini rentan benturan tetapi kenyataannya negeri ini Merdeka karena bersatunya berbagai suku bangsa dibawah negara Indonesia.

Kata 'Keberagaman' merupakan usaha pemerintah memberikan kata 'perbedaan' dengan sesuatu yang berkonotasi positif dan mempersatukan. Sebenarnya 'Gue Beda' dan 'Loe Beda' merupakan takdir sesuai kalam Illahi, bahwa manusia diciptakan berbeda-beda agar saling mengenal. Jadi ngapain juga guy's kalau kata anak zaman now 'gue harus mirip sama loe'. 

Seorang pria menggunakan Minyak Kayu Putih untuk memasang tempered glass pada smartphone ( IG @fanoyulianto)
Seorang pria menggunakan Minyak Kayu Putih untuk memasang tempered glass pada smartphone ( IG @fanoyulianto)
Muda-muda yang sedang pamerkan kemesraan dimana seorang gadis mengoleskan minyak kayu putih aromatherpy ke leher kekasihnya (IG @gendis_permana)
Muda-muda yang sedang pamerkan kemesraan dimana seorang gadis mengoleskan minyak kayu putih aromatherpy ke leher kekasihnya (IG @gendis_permana)
Potret Kayu Putih Aroma dibeberapa akun instagram mengingatkan daku sendiri 'Gue Beda' sudah biasa. Potret atau foto / picture yang di upload tersebut memperlihatkan manusia-manusia yang berbeda dari berbagai suku bangsa, kelamin, dan usia. Mereka terlihat begitu bangga memegang botol kayu putih aroma dengan berbagai ekspresi yang beda-beda menujukkan 'Gue Beda'.

Apa yang daku lihat itu membawa daku ke masa lalu dan sekarang. Dari daku lahir ke dunia dan kemudian masuk Taman Kanak-Kanak di usia 4 (empat) tahun membuat daku lebih kecil dari yang lain. Bahkan daku memiliki mata yang jereng / juling dan dagu yang mencong sehingga mendapat ejekan beberapa teman sepermainan. Pada saat dibangku sekolah dasar hingga sekolah menengah entah kenapa pertumbuhan tinggi badan daku agak lambat sehingga terbilang murid laki-laki yang pendek.

Pada saat kuliah barulah pertumbuhan tinggi badan mulai terlihat. Teman-teman sepermainan di rumah dan era sekolah dahulu ada yang lebih tinggi dari daku, saat ini lebih pendek dari diri daku. Sehingga dengan mata yang jereng dan tidak bantet lagi mulai memiliki percaya diri. Bahkan saat ini daku tergolong memiliki gaya yang berbeda baik dipergaulan teman sekerja dan blogger. Daku acapkali merubah gaya rambut dari spike, mohawk, undercut, slicked back dan buzz cut berbeda dengan umumnya teman sekerja.

Bahkan penyebutan kata 'saya' dalam tulisan blog terbilang berbeda dengan blogger lainnya. Kata 'Saya' menjadi kata 'Daku' yang menunjukkan diri sendiri. Bagi daku bertingkah polah membuat keriuhan di acara Kompasiana Nangkring / Coverage / Visit dianggap heboh / rusuh padahal bagi daku biasa saja. Tetapi sesuatu yang beda ini yang mendekatkan sesama kompasianers.

Daku menggunakan jaket ungu di dalam kereta api taksaka menuju Jogja (dokpri)
Daku menggunakan jaket ungu di dalam kereta api taksaka menuju Jogja (dokpri)
Pada saat acara Kompasiana Nangkring 'Be Creative, Be Different, BeYOUtiful' bersama Kayu Putih Aroma, 18 Oktober 2017, dimana setiap kompasianers yang hadir diharapkan menggunakan dress code nuansa ungu, ternyata pakaian kompasianers tidak ada yang sama. Daku menggunakan jaket ungu yang sebetulnya biasa daku pakai, tetapi bagi sebagian orang beranggapan seorang lelaki menggunakan warna ungu itu aneh. Sepertinya pihak Cap Lang ingin membuktikan 'Tampil Beda Agar Kekinian' tidak masalah bagi para pria di acara Kompasiana Nangkring.

Kayu Putih Aroma  Teman Dalam Perjalanan

Jujur apabila kita menyebut Kayu Putih maka dikonotasikan dengan minyak oles berbentuk cair yang dibawa kemana-mana oleh ibu-ibu. Kayu putih yang amat dikenal dikalangan masyarakat ialah produksi Cap Lang. Minyak Kayu Putih Cajuput yang terlebih dahulu dikenal luas oleh para Ibu di Indonesia.

Seorang gadis dengan akun instagram @na.nazama begitu percaya diri dalam fotonya menggunakan minyak kayu putih aromatherapy lavender (IG @na.nazama)
Seorang gadis dengan akun instagram @na.nazama begitu percaya diri dalam fotonya menggunakan minyak kayu putih aromatherapy lavender (IG @na.nazama)
Seorang pecinta alam mengunggah foto dirinya mengoleskan Minyak Kayu Putih Aromatherapy Lavender di penajakan 2 Gunung Bromo (IG @fatahfirdausfotografi)
Seorang pecinta alam mengunggah foto dirinya mengoleskan Minyak Kayu Putih Aromatherapy Lavender di penajakan 2 Gunung Bromo (IG @fatahfirdausfotografi)
Gadis bergaya korea style begitu happy dengan menunjukkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy (IG @sinta_uniqua)
Gadis bergaya korea style begitu happy dengan menunjukkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy (IG @sinta_uniqua)
Saat ini Kayu Putih tidak hanya tenar dikalangan para ibu-ibu saja. Remaja, pemuda-pemudi, dan traveller sudah tidak merasa malu membawa minyak kayu putih. Bahkan mereka tidak malu memamerkan kayu putih di timeline social media. Tampil beda dan dianggap anti-mainstream itu justru membuat kita unik, kreatif. Berani menjadi diri sendiri, dan juga dapat menjadi new trend karena bisa jadi jarang dicoba oleh orang lain.

Menjejak Gunung Galunggung (dokpri)
Menjejak Gunung Galunggung (dokpri)
Walaupun daku sebagai traveller yang pernah menanjak ketinggian, menembus rimbunnya hutan, berenang di laut, menikmati sengatan matahari dan menyusuri sudut kota tetap tidak lupa pesan orang tua. Ibu daku selalu berpesan untuk membawa obat-obatan pada saat perjalanan. Obat-obatan yang ia maksud yaitu salep anti UV, Minyak kayu Putih Caplang, Krim Otot Geliga, perban praktis pembalut luka, obat pusing-demam, dan obat anti alergi serta obat anti mabuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun