Travelling itu tidak hanya sekedar jalan-jalan saja. Masih banyak orang berfikir bahwa travelling memiliki batasan hanya menjelajah sebuah destinasi. Dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya hobi travelling maka makin memperbaiki perekonomian daerah tujuan wisata. Peningkatan pendapatan asli daerah salah-satunya berasal dari usaha dibidang kuliner yang mendapatkan kunjungan dari para traveller.
Saat ini sudah banyak bermunculan food traveller. Kehadirannya timbul karena sejatinya mereka pecinta kuliner yang juga menyukai travelling. Food travelling julukan untuk menjejak kaki pada sebuah destinasi yang bertujuan untuk menikmati sebuah rasa, jiwa, harmoni dari sebuah lokasi penjaja kuliner.
Daku acapkali dengan teman-teman komunitas apakah itu Kompasianers Penggila Kuliner (KPK), Backpacker Jakarta (BPJ), Backpacker Tas Kresek , Jakarta Food Traveller menjelajah sebuah destinasi sambil mencicipi kuliner di tempat tersebut. Bahkan daku pernah solo travelling di Mall bilangan Jakarta Selatan karena ada sebuah destinasi yang menghidangkan kuliner nusantara setiap pukul 7 malam sampai 12 malam.
Kali ini daku melakukan food travelling ke sebuah mall dibilangan Jakarta Timur, yaitu Mall@Bassura. Perjalanan itu daku lakukan pada hari minggu tanggal 5 November 2017. Kali ini daku bersama para blogger dan influencer pecinta kuliner yang diberi sebutan 'Madyangers'. Titik kumpul kami ialah sebuah Resto Halal dari Dubai yakni 'Chicking' Ayam Top Dubai yang terletak di lantai 2 Mall@Bassura.
Kenapa daku melakukan food travelling, gara-gara dapet email dari Bos Madyang bahwa mau ditraktir makan di resto olahan ayam. Namanya gratisan siapa yang nolak. Pakai diancem segala lagi harus mengkonfirmasi, sudah kayak film Mission Imposible setelah dibaca pesan akan meledak dalam hitungan detik.
Menikmati Harmonisasi 'RASA'
Makanan sangat dekat dan identik dengan kata 'RASA'. Dalam menikmati kuliner bagi seorang food traveller tidak hanya sekedar rasa dari sebuah makanan / minuman tetapi harmonisasi sebuah kuliner, dari lokasi, penyajian, cara memasak, cara menghidangkan dan aroma. Bila kita hanya datang kesebuah destinasi kuliner hanya sekedar mampir untuk membeli dan menyantap makanan, maka yang kita dapatkan hanya ; kenyang/tidak kenyang dan enak/tidak enak.
Food travelling itu tidak hanya sekedar mengunyah. Daku menikmati food travelling ini dari pagi hari. Agar lidah ini tidak keracunan rasa dari makanan berat lain, daku tidak sarapan. Pagi itu (5/11/2017), daku hanya menikmati satu bakwan goreng dan segelas teh tawar. Daku mengusahakan tidak telat sampai lokasi ngumpul yang ditetapkan pukul sebelas siang, karena'nya daku berangkat pukul 7 pagi dari Cikeas Udik dan ternyata Jakarta tidak terjadi kemacetan sehingga sampai lokasi pukul 9 pagi.
Perut pun sudah terasa keroncongan, tenggorokan terasa kering dan lidah sering bergoyang pada pukul 11 siang. Dilokasi titik kumpul, daku bertemu beberapa madyangers dan disuguhkan 1 cup kopi panas oleh pihak resto. Pada saat daku bertanya kepada salah-saorang karyawan resto 'Chicking' Ayam Top Dubai "Maaf ini kopi apa ?...", karyawan ini menjawab "Kopi Arab".
Daku pun mencari tau bagaimana meracik dan menyajikan Kopi Arab ala 'Chicking' Ayam Top Dubai. Berdasarkan keterangan karyawan yang menurut daku sih kepala dapur, Kopi Arab ini memiliki sesuatu yang khas dan tidak ditemui pada usaha fast food olahan Ayam lainnya. Sesuatu yang khas tersebut yakni penggunaan kapulaga yang berasal dari Timur Tengah bernama 'Cardamon' yang dikombinasikan dengan kopi jenis robusta.
Untungnya daku menahan diri untuk menghabiskan secangkir kopi arab ini cukup satu seruput saja. Bila daku habiskan kopi tersebut, lidah ini akan teracuni. Rencananya kopi itu akan daku habiskan setelah makan berat. Selanjutnya sekitar 30 menit kemudian daku menyicipi sajian 2 menu olahan ayam dan nasi yang khas dari 'Chicking' Ayam Top Dubai yaitu : Flaming Grilled Chicken, Original Fired Chicken dan Chicking Rice.
Berdasarkan keterangan pihak kasir 'Chicking' Ayam Top Dubai, Mall@Bassura, untuk  Flaming Grilled Chicken merupakan menu yang menarik minat pengunjung resto. Mungkin karena fakta tersebut menu ini sebagai menu unggulan dari Chicking. Bila daku lihat secara penampilan tidak ada beda dengan olahan ayam goreng yang dipanggang. Untuk itu daku memilih tidak menggunakan sendok, tangan ini berkerja menyuir potongan daging tersebut.
Flaming Grilled Chicken dibuat dengan potongan ayam pilihan kemudian dilakukan perendaman dengan rempah-rempah dari Timur Tengah yang bebas MSG. Ayam dibakar / dipanggang dalam waktu tertentu agar rasa rempah-rempah nya dapat meresap. Bagi pecinta kuliner yang mengemari ayam bakar / panggang, olahan ini memberikan rasa yang berbeda. Rasanya bisa dibilang mirip dengan Chicken Tikka yang bisa ditemui India, dan Kuala Lumpur.
Menemani 2 menu olahan ayam ini, ialah nasi kuning 'Chicking Rice' didalam piring yang disajikan. Tetapi ini bukan nasi kuning biasa yang acapkali kita temukan pada prosesi atau hajatan tertentu. Berdasarkan keterangan Bapak Bambang Wahyu (Presdir Ayam Top Sukses) sepuluh menit sebelum daku menyantap hidangan "Nasi kuning 'Chicking Rice' memberikan cita rasa Timur Tengah. Hidangan berupa nasi kuning yang terinspirasi dari masakan nasi Briyani. Dengan bahan dasar dari beras Arab atau yang dikenal beras Basmati, menu ini dimasak menggunakan rempah-rempah khusus dari Timur Tengah dan minyak Zaitun" ucapnya di Resto Chicking Ayam Top Dubai di mall@Bassura, Jakarta (5/11/2017).
Bisa dibilang 'Chicking Rice' merupakan makanan siap saji yang sehat dimana tidak menggunakan MSG dan dimasak pada saat dipesan. Karena menggunakan beras Basmati maka tekstur nasi kuning Chicking ini seperti terlihat berbeda dengan nasi Indonesia. Bila daku perhatikan tekstur nasi nya berbutir-butir tetapi tidak keras seperti nasi perak yang biasa digunakan untuk bahan nasi goreng. Bulir-bulir nya tidak pendek tetapi memanjang dan nasinya terbilang lembut. Meskipun demikian rasanya tetap pulen.
Bila membicarakan rasa, nasi kuning khas Chicking Rice memiliki rasa yang gurih. Dalam memasak 'Chicking Rice' ternyata tidak menggunakan santan. Biasanya untuk nasi kuning, rasa gurih dihasilkan dari santan. Rasa rempahnya begitu kuat, ini lah asal dari rasa gurih tersebut. Bahkan di dalam piring saji, nasinya terselip butiran rempah, entah itu disengaja atau tidak. Over all daku suka sekali dengan cita rasa nasi kuningnya yang unik, berbeda dan terbilang lembut serta sehat.
Selain menu yang daku bahas, sebetulnya ada menu lain. Apa daya dengan menu satu piring 2 olahan ayam dan Chicken Rice perut ini sudah terasa penuh. Mungkin ukuran porsi disesuaikan dengan yang disajikan di Timur Tengah. Dagingnya besar membuat lambung melambaikan kata menyerah. Pilihan menu di resto 'Chicking' Ayam Top Dubai yaitu Big Beef Burger, Tandori Burger, Royal Crunchy, Royal Wrap, Cranchy Supreme, Chick Pops, dan Tandori Fries. Sepertinya kapan-kapan akan kembali kesana mencoba merasakan menu-menu itu.
'Chicking' Resto Halal dari Dubai Hadir di Indonesia
Biar tidak penasaran daku coba mendengarkan, menyimak dan akhirnya tau dari pihak Resto bahwa Chicking merupakan jaringan Internasional Resto Halal dari Dubai, Uni Emirat Arab yang secara historis dikonsepkan di Dubai. Terdapat lebih dari 100 gerai yaitu Dubai, Oman, India, Afghanistan, Maldives, Ivory Coast, Pakistan, Malaysia, Indonesia dan United Kingdom. Fast food halal ini telah berdiri sejak tahun 2000.
Tempat kami para madyangers berkumpul di Chicking Mall@Bassura, Jakarta Timur yang merupakan gerai kedua yang dibuka di Indonesia. Jelang satu hari kemudian pada tanggal 27 Oktober 2017 dibuka Chicking Lulu QBig Bumi Serpong Damai, Tangerang. Sedangkan pertama kali gerai Chicking Indonesia hadir di Royal Plaza Surabaya, Ground Floor A1-18, Jl. A Yani 18, Surabaya pada tanggal 19 Mei 2017.
Website : www.chickingglobal.com
Facebook  : Chicking Indonesia
Instagram  : @chicking.indonesia
-----oooo0000oooo------
Sebetulnya pingin sih mencoba yang lain apa daya saat itu sedang ditraktir sama Bos Madyang. Ntar kalau beli sendiri dikirain dibeliin sama Bos Madyang, kasian dia ntar ada yang minta tambah....ha..ha....
Bila menilai sesuai yang daku 'RASA', pantaslah diberi nilai 8/10.
Mau kasih nilai 10/10 tetapi kesempurnaan hanya milik ALLOH SWT. Andaikata lebih berani pedas dan menyediakan sambal yang khas menurut daku akan lebih joss. Mungkin ada baiknya bagian frontliner berbusana ala arabian. Tapi penilain daku subyektif loo..
Bagi yang pingin mencoba sesuatu yang berbeda tidak hanya sekedar fried chicken seperti yang banyak kita temui di mall-mall dan penjual pinggir jalan, bisa berkunjung ke resto 'Çhicking' Ayam Top Dubai di Mall@Bassura, Jakarta Timur.
Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H