Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

LPS Mengajak Kaum Milenial 'Satu Koma Lima' untuk Menabung & Berwirausaha

2 September 2017   06:27 Diperbarui: 9 September 2017   01:42 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Narullah ( Moderator ) - Rachmat ( Owner Kepiting Nyinyir ) - Samsu Adi Nugroho ( Sekretaris LPS ) dari kanan ke kiri I sumber foto : Andri M

Kaum yang hidup di era milineal pastinya pernah mendengar istilah 'Pendapatan Satu Koma Lima'. Iya itu pendapatan yang hadir di tanggal 1 dan di tanggal 5 nya sudah koma. Bahkan di tempat kerja daku di RSKO Jakarta, istilah tersebut menjadi bahan guyonan teman-teman baik itu ditempat nongkrong dipojokkan bangunan kantor ataupun di kantin. Ya bisa jadi karena besar pasak daripada tiang.

Jakarta begitu macet mungkin juga ditimbulkan oleh para manusia-manusia milenial 'Pendapatan Satu Koma Lima'. Bagaimana tidak, jumlah kendaraan yang melebihi lebar jalan kita saksikan dalam pandangan sehari-hari. Bahkan kemacetan Jakarta ini merupakan bahan diskusi yang menarik bagi teman-teman, tetangga ataupun sesama blogger.

Daku pernah menaiki ojek online berwarna hijau dan mendengarkan guyonan dari driver ojek online di tengah kemacetan jakarta 'Bang percaya nggak klo mobil dan motor ini didepan, samping, dan belakang kita bunyi nya Dit-Dit-Dit, alias kredit'. Daku pun mendengar ucapan driver ini hanya bisa mengiyakan dan tertawa. betul juga, karena saat ini begitu mudahnya mendapatkan kredit kendaraan bermotor baik roda 2 ataupun 4.

Dikawasan komplek rumah daku didaerah Cikeas Udik, daku banyak menemukan rumah yang memiliki kendaraan lebih dari satu. Bahkan ada yang memiliki kendaraan roda dua juga memiliki kendaraan roda empat. Saat ini pemandangan individu / keluarga yang memiliki kendaraan roda empat bukanlah sesuatu yang wah (mewah) / biasa bahkan hal yang umum pula terlihat kondisi tempat tinggal nya tidak lebih baik dari cat kendaraannya. Ada pula yang memarkirkan kendaraan di pinggir jalan karena tidak memiliki tempat parkir di rumahnya.

Ternyata beberapa kawan, kerabat, tetangga dan orang daku kenal acapkali mengeluh menyangkut pengeluaran yang tergerus karena kredit sana-sini dan salah satunya pengeluaran untuk beberapa kendaraan bermotor miliknya. Untuk itu pengelolaan finansial dan mampu merencanakan pengeluaran secara bijak amatlah penting agar pada pertengahan bulan penghasilan kita tidak lekas menguap / ludes. Sudah saatnya menabung.

Deskripsi : Narullah ( Moderator ) - Rachmat ( Owner Kepiting Nyinyir ) - Samsu Adi Nugroho ( Sekretaris LPS ) dari kanan ke kiri I sumber foto : Andri M
Deskripsi : Narullah ( Moderator ) - Rachmat ( Owner Kepiting Nyinyir ) - Samsu Adi Nugroho ( Sekretaris LPS ) dari kanan ke kiri I sumber foto : Andri M
Daku bersyukur dan beruntung mendapatkan kesempatan menimba ilmu di Kompasiana Nangkring bersama LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Acara nangkring kali ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 12 Agustus di hotel Artotel, Menteng, Jakarta Pusat. Sebagai moderator Nurullah dari Kompasiana dan di hadiri narasumber dari LPS dan 2 orang pelaku usaha dari Kepiting Nyinyir. Kegiatan Nangkring kali ini membuka wawasan daku bagaimana memulai berwirausaha di era milenial dan pentingnya menggunakan layanan perbankan yang dijamin LPS.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mendorong Masyarakat Menabung di Bank

Sebetulnya bukan masalah dan tidak perlu di nyinyir apabila ada individu memiliki jumlah kendaraan lebih dari satu dan jenisnya beragam jika finansial nya mampu menutupi. Yang patut dipikirkan jangan habiskan seluruh pendapatan tanpa ada menabung ( saving ). Karena menabung memiliki peran yang penting dalam pengelolaan finansial itu yang daku dapat dalam Kompasiana Nangkring bersama LPS dan Kepiting Nyinyir.

Dalam merencanakan keuangan keluarga atau pribadi, tentunya kita harus pandai dalam menentukan pos untuk distribusi keuangan. Akan ditaruh di manakah dan dibelanjakan berapa. Setiap orang mempunyai jumlah pendapatan yang berbeda sesuai dengan sumber penghasilannya. Beberapa literatur dan ketika mengikuti event pengelolaan keuangan salah satunya Kompasiana Nangkring, daku mendapatkan pengetahuan minimum tabungan & investasi adalah 10% dari jumlah penghasilan.

Yang patut dicatat di Indonesia menabung 10% dari pendapatan tidak lah cukup dikarenakan rata-rata inflasi 15 tahun terakhir cukup tinggi. Hal ini bisa kita lihat bagaimana nilai mata uang kita yang bergerak begitu cepat, mungkin 15 tahun lalu nilai 10 ribu rupiah masih cukup besar tetapi saat ini tidak cukup untuk membeli nasi goreng satu porsi. Untuk itu kisaran 15 % s/d 30 % perlu dipertimbangkan untuk ditabung tetapi jangan menabung dibawah kasur karena beresiko, tabunglah di Bank.

Deskripsi : Uang yang ditemukan hangus didalam kaleng pada saat kebakaran di Pasar Klewer, Solo I Sumber Foto : wartaekonomi.co.id - LPS
Deskripsi : Uang yang ditemukan hangus didalam kaleng pada saat kebakaran di Pasar Klewer, Solo I Sumber Foto : wartaekonomi.co.id - LPS
Samsu Adi Nugroho (Sekretaris LPS) menyampaikan bahwa banyak kejadian pada musibah kebakaran, masyarakat selain kehilangan property juga kehilangan uang yang disimpan didalam rumah / pasar. Salah -satu contohnya kebakaran di Pasar Klewer, Solo ditemukan uang yang hangus didalam sebuah kaleng.

Deskripsi : Uang yang dimakan rayap karena disimpan bukan di Bank I Sumber Foto : wartaekonomi.co.id - LPS
Deskripsi : Uang yang dimakan rayap karena disimpan bukan di Bank I Sumber Foto : wartaekonomi.co.id - LPS
Manfaat menabung di Bank tidak hanya faktor keamanan saja dari musibah yang menimpa. Yang patut dipikirkan adalah karena lebih tenang dan pasti. Samsu menambahkan bahwa banyak kejadian ditemukan uang disimpan di rumah ternyata masih menggunakan pecahan mata uang lama bahkan ada yang dimakan rayap. Mungkin saking lamanya diletakkan pada tempat yang tersembunyi sampai lupa bahwa masih memiliki uang yang disimpan.

Dalam pikiran mereka yang menyimpan uang di rumah tersebut mungkin takut apabila terjadi kembali seperti terlikuidasinya 16 Bank di tahun 1998. Kejadian tersebut terpampang diberita-berita nasional bahwa para nasabah mengantri dan banyak pula yang tidak terselamatkan tabungannya. Bisa jadi ini yang membuat traumatik bagi masyarakat.

Deskripsi : LPS dibentuk tahun 2005 untuk menjamin simpanan nasabah bila Bank mengalami masalah I Sumber Foto : LPS
Deskripsi : LPS dibentuk tahun 2005 untuk menjamin simpanan nasabah bila Bank mengalami masalah I Sumber Foto : LPS
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut di kemudian hari, pemerintah kemudian membentuk LPS di tahun 2005. LPS menjamin simpanan nasabah di bank jika suatu saat bank merasakan dampak dari krisis atau bank di ambang kegagalan atau sistemik. Hal tersebut tidak perlu ditakutkan oleh masyarakat menurut Samsu, karena Sejak LPS beroperasi 2005 sampai dengan Juni 2017, LPS telah melakukan penanganan klaim terhadap 81 Bank yang dicabut izin usahanya dan 79 Bank telah selesai proses rekonvernya, .... aman kan.

Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana LPS mendapatkan uang untuk menjamin simpanan para nasabah. Bank yang menjadi anggota LPS wajib membayar iuran sebesar 0,2% dari jumlah simpanan nasabahnya. Dengan demikian, nasabah yang menyimpan dananya di bank anggota LPS terjamin simpanannya.

Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS paling tinggi sebesar Rp 2 milyar per nasabah per bank sejak tanggal 13 Oktober 2008. Apabila seorang nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan pada satu bank, maka untuk menghitung simpanan yang dijamin, saldo seluruh rekening tersebut dijumlahkan.

Sekretaris LPS yang bernama Samsu Adi Nugroho ini menitipkan pesan agar tabungan kita aman di Bank ikuti 3 T. Apa sih 3 T ? .... yakni Satu, Tercatat dalam pembukuan bank. Dua, Tingkat suku bunga simpanan tidak melebihi tingkat penjaminan LPS. Tiga, Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank.

Untuk tingkat bunga maksimal penjamin di bank umum adalah 6,25% untuk rupiah dan 0,75% untuk valas. Sedangkan untuk BPR sebesar 8,75%. Yang dapat merugikan bank contohnya menunggak pembayaran kredit, praktek pencucian uang, penggelepan deposito.

Kepiting Nyinyir dan Produk Perbankan

Jangan pernah berharap memiliki finansial yang mempuni apabila kita hanya menjadi orang yang di gaji. Ini mungkin pesan yang tersirat dengan hadirnya nara sumber dalam Kompasiana nangkring bersama LPS yang bergerak dibidang kuliner 'Kepiting Nyinyir'. Iya memang tidak semua orang mampu menjadi entepreneur tetapi apabila kepepet apa boleh buat harus belajar. Untuk itu daku senang dengan event Kompasiana Nangkring bersama LPS, bisa jadi dalam beberapa bulan depan daku merintis usaha.

Kepiting Nyinyir merupakan usaha delivery food yang bergerak usaha kuliner berupa hidangan laut . Melalui Kepiting 'Nyinyir', siapa pun bisa dengan mudah dapat menikmati kepiting yang disajikan tanpa piring. Ada beberapa pelajaran daku dapat dari Kepiting Nyinyir, yaitu :

Pelajaran pertama, Kepiting Nyinyir nama yang rada unik. Dimana Nyinyir kalau kata orang betawi bilang ‘ngomongin orang’ dan kata ini acapkali kita dengar di media sosial. Nama membawa berkah dan tidak lah haram untuk meniru asalkan tidak menjiplak. Nama Kepiting Nyinyir ternyata terinspirasi dari akun selebgram 'Lambe Turah' yang acapkali membuat kontroversi itu. Nama yang aneh dan unik dalam era milenial membuat orang memberi sinyal 'tanda tanya' dan berujung berinteraksi.

Deskripsi : Tempat usaha kepiting nyinyir yang terletak didalam gang yang hanya cukup kendaraan masuk yaitu motor I Sumber Foto : IG Kepiting Nyinyir
Deskripsi : Tempat usaha kepiting nyinyir yang terletak didalam gang yang hanya cukup kendaraan masuk yaitu motor I Sumber Foto : IG Kepiting Nyinyir
Pelajaran kedua, yang daku dapat dari kepiting yang suka nyinyir ini bahwa tehnologi era generasi Z dapat digunakan untuk wirausaha walaupun dengan keterbatasan yang kita miliki. Usaha olahan makanan sea food ini ternyata terletak di dalam sebuah gang yang hanya cukup masuk kendaraan motor roda dua saja. Anti mainstream daku bilang, usaha makanan yang ngehits tetapi tidak berada di pinggir jalan raya. Sistem penjualannya pun secara online dan berkerjasama dengan aplikasi ojek online. Pemesanan bisa via WhatsApp, SMS atau telepon di nomor 081212455050, dan bisa juga melalui line atau akun instagramnya: @kepiting_nyinyir.

Pelajaran ketiga, berwirausaha juga bisa menggunakan modal yang pas-pas'an. Usaha yang di rilis sejak 22 Oktober 2016 oleh Gilang, Rachman dan Daniel bermodalkan uang Rp.3.000.000,- . Dalam menjalankan bisnis yang terpenting adalah pengelolaan financial dan pembukuan yang baik. Daku mengalami sendiri ketika membangun usaha jual-beli alat jahit & perkakas di tahun 2008 karena pembukuan yang kurang baik berujung bangkrut di tahun 2010.

Deskripsi : Kepiting Nyinyir menggunakan bahan yang fresh dan disajikan tanpa piring I Sumber Foto : IG Kepiting Nyinyir
Deskripsi : Kepiting Nyinyir menggunakan bahan yang fresh dan disajikan tanpa piring I Sumber Foto : IG Kepiting Nyinyir
Pelajaran keempat, berikan layanan dan product yang terbaik. Kepiting Nyinyir berusaha untuk menggunakan bahan yang fresh banget. Setelah ada pesanan masuk, baru mereka masak sekitar 15 menitan dan langsung dikirim deh ke pemesan. Bahkan tidak sungkan mereka menservice para driver ojek online yang mengantarkan pesanan mereka.

Pelajaran kelima, menggunakan layanan Perbankan. Karena sistem penjualan secara online maka mereka menggunakan transaksi perbankan dalam pembayaran product makanannya. Owner Kepiting Nyinyir Rachmat menyampaikan bahwa dengan layanan perbankan akan lebih aman dan lebih terdata secara tepat.

Pelajaran keenam, yang terpenting dalam membangun usaha ialah branding. Gilang salah satu founder menyampaikan mintalah para komsumen yang puas untuk membuat testimoni apakah itu di instagram story ataupun social media yang lain. Jangan lupa foto didepan produk, karena itu pengaruh banget di era social media saat ini.

-----oo00oo------

Dalam lima tahun kedepan menurut daku sistem pembayaran / transaksi akan sangat berkurang menggunakan uang tunai. Electronik Money yang sudah digunakan oleh beberapa layanan publik seperti TransJakarta, KRL, Ojek Online, e-commerce, dan akan lebih meluas ke layanan yang lain. Saatnya beralih menabung di Bank, karena layanan E-Money merupakan produk perbankan.

Salam hangat blogger udik dari cikeas - Andri Mastiyanto

Blog      Web      Twitter      Instagram       Email : mastiyan@gmail.com


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun