Contohnya ya keluarga dari bude Warti sendiri dari lima orang anak laki-lakinya, empat orang sudah tidak berada di desa Bolali. Mereka mencari sesuap nasi dan segenggam berlian di tempat lain. Menurut mas Jaiz trend para anak muda di sana dalam mencari rezeki lebih memilih berkerja di pabrik atau merantau seperti dirinya. Pekerjaan menjadi petani disana hanya sebatas masa teenegers / belia.
Apa yang daku potret di desa Bolali, sama seperti yang daku lihat di desa Pare, Klaten. Desa ini terlihat begitu sepi tidak seperti hiruk-pikuk di Jabodetabek tempat dimana orang udik ini beraktifitas. Itu bisa daku lihat ketika sholat di Masjid Pare yang didirikan oleh mbah buyut "Haji Abdul Salam". Amat jarang orang udik temui anak muda, sebagian jamaah sudah berumur. Orang udik merasa paling ganteng sendiri...he...he....
![Deskripsi : Pemandangan Padi yang menguning I Sumber Foto : Andri M](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/07/05/padi-595cf79f3a32722e1c537d72.jpg?t=o&v=555)
Pantes saja IPB saat ini diguyonkan "Institut Perbankan Bogor", karena dari bahan obrolan di warteg, para mahasiswa pertanian aja sekarang lebih memilih berkerja di Bank udah nggak ke sawah ....wuih.....
----oo000oo----------
![Deskripsi : Buku Backpacker in love menemani selama perjalanan I Sumber Foto : Andri M](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/07/05/backpacker-595cf7d653f6873676117dd2.jpg?t=o&v=555)
Salam Hangat Blogger Udik - Andri Mastiyanto
Blog | twitter | Instagram | email
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI