Pada saat orang udik di Bolali-Klaten dan Wirogunan-Jogjakarta, orang udik menemukan bangunan-bangunan rumah yang masih menggunakan model rumah tempo doloe. Dengan genteng, gebyok, dinding kayu dan rumah yang berteras. Ini yang membuat orang udik seperti menggunakan mesin waktu kembali ke masa lalu.
Anak Baru Gede Melampaui Umurnya
Orang udik ingat betul sewaktu masih di usia belasan ketika berada di Bolali, Klaten tempat tinggal sepupu orang udik ini, yaitu mas Wied. Dia lah yang saat ini bagaikan kakak sendiri, karena pernah tinggal bersama keluarga kami dari semenjak orang udik ini dibangku SMP sampai dengan lulus perguruan tinggi.Â
Pada masa itu, saat orang udik pulang mudik para sepupu yang masih seusia telah membantu orang tuanya di sawah. Kira-kira usia mereka masih belasan tahun. Ketika mesin waktu membawa orang udik ini kembali ke masa kini saat pulang mudik di tahun 2017 ternyata para ponakan yang berada di Solo juga membantu orang tuanya. Yang masih SMP menjadi juru masak & pelayan resto milik sepupu'nya, sedangkan yang telah lulus SMA menjadi administrasi di sebuah hotel ternama di SOLO.
Muka-muka mereka terlihat lebih tua. Bagaimana mereka berbicara dan berprilaku melewati umurnya bila dibandingkan dengan anak baru gede di kota Jakarta. Ponakan orang udik yang di Jakarta masih terlihat sangat manja dengan orang tuanya sedangkan mereka yang didaerah lebih terlihat matang dan mandiri.
Mereka berkerja bukan karena orang tuanya tidak mampu membiayai kehidupannya. Tetapi lebih pada culture disana dimana anak di usia Sekolah Menegah Pertama (SMP) sudah bisa mendapatkan tanggung jawab lebih.Â
Krisis Penerus Para Petani.
Orang udik bersama sepupu 'mas Jaiz', dan Ibu berjalan menuju makam mbah putri. Lokasi makam mbah putri berada di Bolali, Klaten. Dalam perjalan itu orang udik berbincang dengan mas Jaiz menyangkut sepinya desa Bolali. Ketika berada disana bagaikan disebuah desa dimana amat jarang terlihat penduduknya berada di luar rumah.
Sunyi, senyap, tetapi sejuk. Orang-orang yang hadir terlihat sepertinya bukan penduduk desa tersebut. Sebetulnya termasuk salah-satunya orang udik ini. Sejatinya para manusia yang berada disaat bersamaan dengan orang udik disana ialah para penghuni desa yang diperantauan. Mereka meninggalkan desa demi mendapatkan rezeki di tempat lain.