Bangku - bangku merah berjajar tersusun rapi. Manusia berbagai usia berada didalam sebuah ruangan baik itu usia senior, individu matang, pria metrosexual, fashionable ladies, Anak Baru Gede (ABG), dan anak dibawah umur / under age. Didepan manusia ini terbentang sebuah layar putih yang lebar. Hawa dingin menyelumuti didalam ruangan. Cinema 21 di bilangan setiabudi itu menjadi saksi dimana para kompasianers pecinta film berkumpul dan berada bersama penikmat film lainnya.
Bahkan ada kejadian lucu dimana daku duduk disebelah emak - emak Kompasianers Marla La'sappe Thalib bersama gadis cantiknya. Obrolan dan celetukan dari kacamata nya kok ganti, kacamatanya di taro dimana, itu cowok klo di demensi lain pakai lipstik klo di bumi nggak pakai lipstik, bahkan sampai ketoprak pun jadi bahan celoteh. Itulah sisi lain menonton film yang tidak selalu mata menatap kedepan menyimak film kayak orang yang terhipnotis.
Selain ke dua nara sumber (narsum) tersebut, hadir pula menjadi narsum untuk memperkenalkan produk perbankkan dari Jaringan Prima & Bank Danamon. Acara dilangsungkan di Lau's Kopi, Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan pada hari Sabtu, 6 Mei 2017.
Swastika Nohara Membuka Tabir Peran Perempuan dalam Film Indonesia
Dengan karakter lembutnya Dewi Puspa yang ditajuk sebagai moderator memberikan beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan informasi bagi kompasianers yang hadir. Mbak dewi yang juga merupakan blogger film merupakan sosok yang tepat walaupun dia menggunakan sepatu boot …eeehhhh ……
Tidak hanya berhenti di era 90an, ia melanjutkan ke sosok perempuan dalam film-film Indonesia masa kini. Film Sherina sebagai awal kebangkitan film Indonesia di akhir era 90an, ia anggap merupakan film dengan latar belakang perempuan walaupun dengan sosok anak-anak. Pada saat itu 400.000 penonton merupakan jumlah yang besar dan dinyatakan sukses di dunia perfilman.
Memang tidak bisa dipungkiri oleh dirinya dalam satu dekade yang lalu, ada periode dimana layar film Indonesia dipenuhi film horor yang kualitas dibilang standard dan menggunakan sosok perempuan menjadi daya tarik, tapi itu dulu. Sekarang, bisa kita lihat sendiri ketika berada di bioskop 21Cineplex, CGV Blitz dan Cinemaxx, sudah ada beragam pilihan tema film Indonesia dari berbagai genre. Eksplorasi tema film sudah mulai kaya, secara kualitas dan kuantitas meningkat.
Saat ini sudah banyak Industri film menggunakan perempuan dibelakang layar hampir disemua lini. Baik itu sutradara, penulis skenario, pencahayaan, kamera, audio dan lainnya. Ada beberapa posisi memang belum sebanyak laki-laki. Swastika yang merupakan salah satu contoh sosok perempuan dibelakang layar yakni sebagai penulis skenario salah-satunya film 3 Srikandi.
Kontribusi para perempuan pula yang membuat sebuah film memiliki jiwa. Sebagai contoh peran peñata artistik dan piñata busana yang tidak tidak bisa kita abaikan. Penampilan para aktris dan aktor serta setting ruangan yang baik membuat sebuah film memiliki daya tarik menurut Swastika.
Bahkan tenaga para perempuan dibelakang layar terbilang luar biasa. Mereka dapat mengikuti ritme kerja dunia film. Jam kerja dunia film apa yang dilihat oleh Swastika terbilang gila-gilaan. Tantangannya berat secara fisik dan para perempuan itu menghadapi tanpa keluhan. Banyak diantara mereka berkeluarga dan punya anak dan tetap ingin berkarya.
Film Indonesia bisa bersaing dengan film produksi luar negeri tetapi belum banyak yang bisa bersaing dikancah internasional. Saat ini film Indonesia bagus secara cerita, tetapi memiliki pekerjaan rumah yaitu distribusi dan pemasaran. Memang tidak bisa dipungkiri beberapa Film nasional sudah bisa masuk nominasi, bahkan mendapatkan penghargaan pada beberapa festival film internasional.
Bagaimana Menjadi Blogger Film Menurut Balda Zain Faiziyyah.
Wanita berhijab bernama lengkap Balda Zain Faiziyyah sudah lama tertarik membuat blog. Awalnya belum bisa menulis panjang, ia pun mencurahkan dengan tweet review. Dia mulai membuat blog dengan spesifik interest setelah menonton film “Single”.
“Mungkin ada benarnya tetapi menurut daku ada sesuatu yang mengganjal dari ucapannya. Buat apa dibuat sebuah trailer di youtube dan synopsis di website cineplex ??? …. Karena yang abu-abu dan bayang-bayang membuat penasaran penikmat film,.... kata daku looooo…..bolehkan beda”
Dalam melihat sebuah adegan dalam film jangan berfikir bahwa adegan film itu tidak masuk akal. Kita harus melihat dari sisi yang lain / keadaan dimana kita bisa menerimanya. Untuk itu seorang blogger ketika akan mereview film harus sering menonton, memiliki referensi yang banyak dan cara pandang yang luas.
Sebuah film jangan hanya dilihat dari jalan cerita dan masuk akal atau tidak, kita bisa membahas dari sisi sinematografi dan visual. Sebagai contoh film Istirahatkan kata-kata, visualnya luar biasa. Wiji tukul yang berada didalam gubuk hanya ditemani dengan benda mati yakni lampu, tetapi gambar terlihat berbicara yang tidak bisa diceritakan melalui ucapan. Film lainnya yaitu ‘Atirah’ banyak gambar yang berbicara dalam film yang menceritakan sosok Ibu dari Bapak Jusuf Kalla.
Blogger Film ada baiknya dapat mengambil salah-satu sudut penulisan dimana membahas akting dari seorang aktor / aktris. Kita dapat membandingkan kualitas akting dari film yang satu dengan film lainnya dengan genre yang berbeda. Contoh nya aktor yang sedang naik daun Reza Rahardian apakah ia mengalami kemajuan atau penurunan, misal pada saat ia berperan dalam film Rudy Habibie bila disandingkan dengan film My Stupid Boss.
Lakukan pula penilaian terhadap chemistry kelompok pemain / ensemble cast, karena acapkali ruh dari sebuah film berasal dari kelompok orang / pertemanan yang memang dibentuk dari sebuah film, contohnya ; Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Jangan dilupakan pula yaitu soundtrack. Apakah penempatan lagu dan lirik tepat masuk dalam sebuah adegan.
Sebagai penutup dalam tulisan kita bisa menyampaikan apakah recommended atau tidak dari sudut pandang kita. Bisa pula dengan skor. Menulis ketidaksukaan pada sebuah film pada saat mereview film di blog itu sah-sah saja….ada tetapinya looo….. Ya kita harus melihat pembaca yang kita target, misal Kompasianers itu sah-sah saja, tetapi bila menyasar sineas yang terlibat sebaiknya mengarahkan pada saran dan tidak menghakimi.
Yang ditunjukkan Balda bisa menginspirasi Blogger Perempuan yang saat ini memiliki jumlah yang besar bagaimana membuat blog review Film yang baik. Apa yang dia lakukan sesuai dengan tujuan "Danamon Menginpirasi" yaitu tidak hanya berbuat tetapi bisa menjadi contoh.
Mengenal Produk Perbankan Bank Danamon dan Jaringan Prima
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk urban people merupakan lokasi yang pastinya minimal tiap bulan akan dikunjungi. Masyarakat menyebut ATM lebih kepada sebuah bangunan yang berada sebuah / beberapa mesin yang dapat digunakan untuk mengambil uang.
Salah satu jaringan ATM tersebut adalah Jaringan ATM PRIMA. Jaringan ATM ini memberikan kemudahan kepada seluruh nasabah Bank peserta Jaringan ATM PRIMA untuk dapat melakukan transaksi tarik tunai, cek saldo dan transfer antar bank di seluruh mesin ATM yang berlogo Prima.
Keuntungan dengan menggunakan jaringan Prima yakni ; Kemudahan, kenyamananan bertransaksi di ATM manapun. Dapat menikmati transfer secara realtime online sehingga efisiensi dalam waktu.
Dengan menggunakan Jaringan Prima Debit, pemilik tabungan Danamon bisa bertransaksi dengan merchant dengan logo prima debit. Pemilik kartu tidak dikenakan biaya dari merchant, serta dapat digunakan di semua mesin EDC di seluruh Indonesia. Ada lebih dari 430.000 EDC dan lebih dari 300.000 merchant.
Nah selain Jaraingan Prima ada produk yang tidak kalah pentingnya yaitu kartu Danamon Flazz. Produk perbankan dari Bank Danamon ini berupa kartu ini bisa menjadi senjata ampuh apabila diri kita tidak membawa uang tunai.
------ooo000ooo------
E-Money saat ini sudah menjadi kebutuhan. Kartu Danamon Flazz dan jaringan Prima bisa menjadi pilihan. Handphone dari keypad menjadi touchscreen saja bisa kok membuat urban people berpindah pilihan penggunaan…. Uang Fisik pun bisa berpindah ke E-money….
Salam Hangat Blogger Cikeas – Andri Mastiyanto ----
Email : mastiyan@gmail.com , twitter : @AndrieGan , Instagram : @andrie_gan
Blog : http://www.kompasiana.com/rakyatjelata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H