Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 104 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

RSKO Jakarta Tidak Hanya 'Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba' Saja

22 April 2017   22:31 Diperbarui: 23 April 2017   08:00 9578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah

Dalam beberapa pekan terakhir jagat infotaiment dihebohkan dengan pemberitaan penangkapan artis dan penyanyi dangdut RR karena kasus narkoba. Permintaan keluarga RR untuk merehabilitasi di pusat rehabilitasi narkoba 'Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO)' pun dikabulkan walaupun proses penyedikan dan pengadilan tetap berlangsung. Tidak hanya RR beberapa artis ibukota, anak pejabat, pejabat daerah, PNS, Anggota TNI / Polri, terpidana juga menjadi tempat bagi Kepolisian, Kejaksaan, dan Lembaga Kemasyarakatan menitipkan individu-individu yang mengalami ketergantungan zat di RSKO.

Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta yang terletak di Ciracas, Jakarta Timur dapat digunakan bagi masyarakat umum yang anggota keluarganya sebagai pecandu  untuk melakukan rehabilitasi narkoba tanpa berstempel "status hukum'. Keluarga pecandu narkoba dapat membawa sang pecandu ke bagian rawat jalan di Klinik Napza  RSKO. Klinik Napza, menyelenggarakan Layanan medis secara rawat jalan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pengguna NAPZA baik sebagai pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan NAPZA. Pasien yang datang ke klinik NAPZA akan dilakukan Skrining dan Assesmen NAPZA, intervensi medis dimulai dari fase detoksifikasi sampai fase stabilitasi, abstinensia dan terapi rumatan pada ketergantungan opiad.

Rencana terapi yang sesuai dengan kebutuhan pasien akan disusun berdasarkan hasil asesment yang dilakukan oleh dokter klinik NAPZA. Terapi gangguan penggunaan NAPZA meliputi pendekatan medikasi ( Farmakoterapi) dan intervensi psikososial. Intervensi psikososial akan dilaksanakan dalam bentuk tim yang terdiri atas dokter, perawat, psikolog, pekerja soial professional dan konselor adiksi.Pada kasus – kasus dengan komordibitas (adanya penyakit penyerta baik fisik dan ataupun psikis pada pasien dengan gangguan pengguna NAPZA) akan dilakukan rujukan ke spesialistik terkait. Layanan Klinik NAPZA berlangsung setiap hari kerja, Senin s.d Jumat, Pukul 08.00 s.d 13.00 WIB. Bagi yang memenuhi perrsyaratan dan ketentuan maka biaya rehabilitasi bisa ditanggung oleh pemerintah. 

Ternyata RSKO Jakarta tidak hanya tempat perawatan rawat jalan dan rawat inap rehabilitasi narkoba saja, ada sesuatu yang lain disana. Terdapat 2 (dua) aksi sosial yang digalakkan disana. Kedua aksi sosial itu :Coin A Chance ( Coin kembalin Untuk Pendidikan ) danGerakan Nasi Kotak Untuk berbagi. Untuk Coin A Chance sudah berjalan hampir menyentuh tahun ke 5 (lima) dan Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi menjalani tahun ke 2 (dua).

Aksi sosial tersebut memperdayakan PNS dan Non PNS RSKO untuk berbagi dan terlibat. Hal yang positif ini tidak digerakkan oleh manajemen RSKO Jakarta tetapi digerakkan oleh pegawai RSKO itu sendiri. Menurut daku amat jarang kita temui di Rumah Sakit-Rumah Sakit lain memiliki aksi sosial yang terstruktur, konsisten, menggerakkan populasi untuk berbagi yang hasil donasi  bukan bagian dari Corpoorate Sosial Responbility (CSR). 

Yang patut jadi bahan perhatian bahwa sebetulnya insentif pegawai RSKO termasuk salah satu yang terendah di lingkungan Kementerian Kesehatan. RSKO dengan status Badan Layanan Umum (BLU) belum mampu memberikan insentif sebesar Rumah Sakit Lain atau batas minimal insentif 'Remunerasi APBN' yang ditetapkan pemerintah, mungkin dikisaran sepertiga s/d seperempat dari Remunerasi APBN Kementerian kesehatan. Hal ini membuat banyak pegawai berfikir  out off the box dengan ngojek, berjualan kuliner, double job diluar jam kerja. Memang bagi yang tidak tahan akan mengundurkan diri, dan meminta mutasi. Tetapi yang terjadi pribadi-pribad yang bertahan tetap tidak pelit dan bersedia berbagi dengan sesama, ini patut di contoh.

Coin Kembalian Untuk Pendidikan ( Coin A Chance ) - November 2012

Sebuah aksi sosial yang diadopsi dari Komunitas Coin A Chance regional Jakarta. Koin Kembalian bila Coin A Chance diartikan dalam bahasa indonesia. Aksi sosial ini bukan original terbentuk di RSKO Jakarta tetapi dibawa oleh Andri Mastiyanto yang mengenal komunitas ini di acara Kompasianival 2012 diadakan oleh Kompasiana. Kemudian aksi sosial 'Coin A Chance' diperkenalkan kepada Hidayatullah dan Hani Titi Sari yang selanjutnya mulai disosialisasikan di RSKO Jakarta pada bulan november 2012. 

Konsep dari aksi ini adalah berbagi tidak perlu menunggu kaya. Dengan coin 100 rupiah kita bisa berbagi. Rutin dengan nilai yang kecil lebih baik daripada kita menunggu nilai yang besar atau moment-moment tertentu yang berujung tertunda atau mungkin berakibat nilai yang besar terasa berat untuk dibagi. Masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan karena faktor biaya, Pendidikan tidak hanya uang sekolah tetapi juga alat belajar dan pakaian. 

Aksi sosial ini merupakan kegiatan pengumpulan coin untuk donasi pendidikan bagi adik-adik asuh komunitas Coin A Chance Indonesia yang berjumlah sekitar 70 ( Tujuh Puluh ) anak. Bagaimana cara para pegawai RSKO berdonasi yakni dengan menyelengkan coin atau uang kertas pada celengan yang tersedia dititik-titik lokasi. Terdapat sekitar 20 titik celengan yang berada di unit-unit pelayanan di RSKO

Deskripsi : Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta I Sumber Foto : Andri M
Setiap 2 bulan / 3 bulan sekali dilakukan penghitungan coin yang dilaksanakan di teras belakang Mushola Al-Hijrah RSKO setelah ba'da sholat jum'at. Penghitungan coin dilakukan oleh Pegawai RSKO yang dapat menyempatkan waktu ikut menghitung disela-sela waktu kerja setelah ba'da sholat jum'at. Setiap perhitungan coin bisa terkumpul 800.000 s/d 1,8 juta rupiah, memang fluktuatif tergantung para pendonator.

Coin A Chance dropzone RSKO Jakarta terakhir melakukan penghitungan coin pada tanggal 3 maret 2017 sebesar Rp.1.822.000 dengan berat 25 kg. Donasi ini kemudian diserahkan kepada komunitas Coin A Chance Regional Jakarta untuk digunakan bagi pendidikan adik-adik asuh di regional Jakarta. Hasil perhitungan coin tidak dipotong sama sekali untuk biaya komsumsi pada saat hari penghitungan coin. Biaya komsumsi ditanggung penuh oleh admin atau pegawai RSKO yang berdonasi komsumsi pada hari penghitungan coin. 

Agar transparan maka pada saat penghitungan coin, foto pada saat penghitungan dan uang yang terkumpul di upload di social media. Pada saat diserahkan kepada komunitas Coin A Chance regional Jakarta juga di foto dan di upload social media. Pada moment-moment tertentu contohnya pada bulan Ramadhan hasil pengumpulan coin diserahkan kepada anak yatim pada saat acara menyambut bulan Ramadhan RSKO yang disaksikan oleh seluruh pegawai. Apa yang dilakukan agar para pendonatur mengetahui bahwa donasi mereka benar-benar diserahkan bulat-bulat sesuai dengan yang terkumpul di hari penghitungan coin.

Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi - Maret 2015 

Aksi sosial berjuluk "Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi" yang memiliki konsep dengan membeli nasi kotak juga turut berdonasi untuk pasien Atresia Billier. Gerakan ini tercetus dari seorang hijabers bernama Dyah Putri Ambarwati dan dimulai pada bulan maret 2015. Ia sebagai founder Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi dan memiliki tim Kelli, Nova, Hani, Anis, Dara,  Era dan Liana.  Aksi sosial murni terbentuk di RSKO Jakarta bukan adopsi dari gerakan lainnya walupun cara sosialisasi mengadaptasi aksi sosial lain.

Deskripsi : Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Deskripsi : Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Para pembeli nasi kotak mendapatkan 2 (dua) keuntungan yaitu nasi kotak yang dibeli dan berdonasi senilai rp.10.000.  Gerakan Nasi Kotak untuk berbagi adalah kegiatan menjual makanan dalam sebuah kotak sterofoam dimana hasil penjualannya seluruhnya digunakan untuk donasi. Dimulai dengan dua hari kerja yaitu selasa dan jumat, nasi kotak untuk berbagi dijual kepada pegawai RSKO Jakarta. Awal dari gerakan nasi kotak hanya dijual terbatas untuk hari senin sebanyak 10 nasi kotak dan rabu sebanyak 15 nasi kotak seharga Rp.10.000 / nasi kotak. Berawal dari social media facebook (FB) yang dibuat statusnya  plus foto nasi kotak untuk mengajak rekan-rekan pegawai RSKO Jakarta untuk membeli nasi kotak dengan tagline "Makan Siang Sekaligus Berbagi".

Gerakan Nasi Kotak untuk berbagi setelah berjalan 1 ( satu ) tahun pada bulan Maret 2016 menambah produk untuk donasi yaitu keripik dan kosmetik. Apabila nasi kotak 100 persen hasil penjualan untuk donasi sedangkan untuk kosmetik dan keripik menggunakan sistem sociopreneur dimana hasil keuntungan sebagian untuk donasi. Karena kosmetik dan keripik merupakan kerjasama dengan entrepreneur yang bersedia sebagian hasilnya untuk donasi.

Entepreneur yang terlibat dalam sociopreneur ada yang berasal dari pegawai RSKO sendiri dan ada pula dari luar RSKO. Para pejuang hati yang bersedia dagangannya digunakan untuk aksi sosial ini yakni ; dokter Ina seorang dokter spesialis syaraf yang mempersilahkan produk jualannya berupa keripik tokezi menjadi sarana berbagi. Ada pula ibu Dyah seorang perawat di Rawat Jalan yang menawarkan produk kunyit asam sebagai aksi sociopreneur gerakan ini.Tidak hanya entepreneur dari RSKO di luar RSKO pun anda yang menawarkan produk dan jasanya sebagai aksi sociopreneur yakni kosmetik Ovia. Produk-produk ini dijual di akun social media Dyah Putri Ambarwati.

Hasil donasi tersebut digunakan untuk membeli susu khusus Atresia Billier, pampers, boneka dan juga dana tunai. Pada moment-moment tertentu “Gerakan Nasi Kotak Untuk berbagi” contohnya pada malam bulan ramadhan dan malam takbiran membagi-bagikan nasi kotak bagi para keluarga pasien yang menunggu putra / putrinya berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pada bulan Ramadhan tahun 2016 gerakan ini menyebar 700 nasi kotak. Tidak hanya itu saja, gerakan ini juga melakukan sosialisasi menyangkut pengetahuan penyakit Atresia Billier di Puskesmas, Posyandu, dan kegiatan ibu-ibu & remaja.

Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi juga bersinergi dengan komunitas lain dalam membantu pembiayaan bagi pasien Atresia Billier di RSCM. Komunitas tersebut yakni ; Propaganda Senyum, Berbagi Kasih Nur Hakim, Raihan Peduli (sahabat berbagi), Lamour Peduli, dan lainnya. Komunitas-komunitas ini berjalan beringan tanpa rebutan bendera. Sinergi ini berdampak pada kelangsungan Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi dan membantu pembiayaan sekitar lebih dari 50 (lima puluh) anak dalam 2 (dua) tahun terakhir dan satu rumah singgah.

----ooo000ooo----

Diluar sana masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan. Andai saja setiap perusahaan / Rumah Sakit / Kantor/ dll memiliki satu saja aksi sosial mungkin kita akan melihat Indonesia yang berbeda.

Salam hangat Andri Mastiyanto - Blogger Rusuh dari Cikeas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun