Daku melihat di rumah sakit bagaimana ada keluarga yang tidak mempunyai biaya merawat Bapaknya di SCU RS.Otak Nasional karena belum mengurus BPJS. Salah satu anggota keluarga bercerita bahwa tagihan 40 juta dalam 4 hari itu diluar pengeluaran pribadi lainnya.
Ada keluarga dari lampung harus meminjam keluarga pasien lain membiayai Ambulance Jenasah  dari RS.Dharmais ke Lampung karena sudah tidak punya uang. Bahkan ada yang harus melakukan pemakaman di Jakarta karena sudah tidak mampu membiayai pemulangan jenasah ke Pontianak.
Tidak hanya Uang, makanan sehari-hari juga sangat dibutuhkan karena salah-satu pengeluaran terbesar. Ada keluarga dari Serang-Banten yang mengorbankan pekerjaannya demi menjaga yang sakit dan tidak memiliki keluarga di Jakarta. Acapkali kami saling berbagi makanan dan minuman sesama keluarga pasien. Tidak harus menunggu diminta, ada saja yang mengirimkan dan menawarkan makanan kepada sesama penunggu pasien. Ini bukan fenomena tetapi ketika berada di kedua Rumah Sakit tersebut kita akan mudah menemui. Alhamdulillah keluarga besar Wingyo Suhardjo, Abu Masyhuri, Suyitno, Bulek Eli & Rini bergantian menjenguk membawakan makanan matang walaupun tidak setiap hari sudah sangat membantu pengeluaran.
Uang 10.000 rupiah sudah sangat berarti karena itu bisa membiayai sekali makan atau tambahan biaya obat yang tidak tercover. Obat yang tidak tercover juga sebuah problem tersendiri bagi keluarga pasien. Obat yang tidak tercover cendrung mahal dan sulit dicari. Ketika berada di RS.Otak sudah sangat wajar kalau kita mendengar obat KEPRA, Vit Albumin, Minirin, dan lainnya yg mahal dan sulit dicari. Ada baiknya BPJS Kesehatan mencarikan solusi terbaik kedepannya untuk obat yang tidak tercover ini, karena dari obat dan kebutuhan pasien lain seperti pampers, underpet, minyak zaitun, sabun, dan lain-lain tidak disangka bisa menembus puluhan juta apabila pasien dirawat dalam jangka waktu panjang seperti kakak daku.
Â
Sisihkan Waktu Untuk Menjaga Pasien
Menjaga keluarga yang sakit walaupun semalam saja akan mempengaruhi kondisi badan. Bagaimana apabila dirawat lebih dari 3 (tiga) hari ? Atau bahkan puluhan hari seperti daku dan ibu !!!!!! ...
Orang Indonesia punya kecendrungan sungkan untuk meminta kecuali kepepet atau memang hidup dari budaya yang berbeda. Itupun yang daku rasakan, Alhamdulillah daku memiliki sepupu yang daku anggap kakak kandung karena pernah tinggal serumah saat saya SMP s/d Kuliah. Mas Wied namanya yang bisa mengganti jaga setiap 3 hari sekali. Ada juga mas ikhwan dan Ibu sepersusuan EMAK serta Saudara sepersusuan mas Aries. Ini membuat daku dapat menjenguk rumah dan mengurus berbagai hal seminggu sekali.
Tawarkan diri kepada keluarga sedang menjaga yang sakit walaupun bukan saudara kandung. Dari cerita security ada beberapa yang jatuh sakit dan kemudian di rawat. Bahkan Selama 86 hari daku melihat sendiri ada 2 (dua) penjaga yg sakit meninggal dunia. Sisihkan waktu sehari saja itu sudah sangat membantu keluarga yang menunggu.
----ooo000ooo----
Daku pernah mendengar dari para ulama " Alloh SWT akan menguji umatnya sampai batas kemampuannya" dan "Seseorang dikatan beriman apabila sudah dihadapkan ujian dan mampu melampauinya". Itu membuka mata daku sebagai umat muslim dan ALLOH SWT menunjukkan bahwa kebaikan yang ditanam akan berimbas balik.