Sedangkan di akun Kompasiana miliknya, Kang Pepih mendiskripsikan dirinya "Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung dengan Harian Kompas sejak 1990, hari-hari diisi membaca, menulis, dan bersosialisasi. Selain sharing menulis di funpage Facebook "Nulis bareng Pepih" dan situs pribadi http://pepnews.id, mempraktikkan dan mengobarkan citizen journalis dan  hybrid journalism. Bermimpi lahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal sebagai sebuah obsesi. Upaya dan langkah untuk mewujudkan obsesi itu dengan mengajar dan memberi pelatihan menulis/jurnalistik di  dalam dan luar negeri, serta menjadi juri berbagai lomba menulis."
Â
Daku Lahir Dari Blogging is Free Writing
Pertama kali daku ngeblog di Kaskus yang disebut Thread pada tahun 2008. Lalu mengenal platform blog dan membuat blog pribadi di tahun yang sama namun daku pun sudah lupa nama blog tersebut. Kemudian tahun 2010 mengenal Kompasiana dimana awalnya menulis tentang dunia penyalahgunaan narkoba lalu berkembang kesegala segi kehidupan. Pada periode menulis di Kompasiana  2010 s/d pertengahan 2015 tidaklah intens. Mulai rutin menulis di pertengahan 2015 sampai saat ini. Yang membuat daku rutin menulis ketika mulai sering ikut acara Nangkring Kompasiana dan berinteraksi dengan para bloggernya.Â
Tulisan-tulisan daku awalnya coba mengikuti gaya media online. Tulisan yang pendek hanya sekitar 500 s/d 700 kata dan maksimal 7 paragraf. Ternyata hal tersebut membuat daku minim perbendaharaan kata dan terkesan kaku. Awal tahun 2015 daku mulai gemar membaca novel dan mulai aktif social media. Pada suatu ketika daku membaca sebuah status menyangkut free writing / menulis yang merdeka. Status itu dibuat oleh Pepih Nugraha dengan akun facebook Nulis Bareng Pepih.Â
Blogging is free writing itu pemikiran daku saat ini, dalam ngeblog daku tidak harus berpikir pakem. Sejatinya kata 'AKU / SAYA' tidak diwajibkan dalam menggambarkan diri sendiri untuk tulisan di blog, hanya kebiasaan sebagian besar blogger menggunakannya. Bahkan daku pernah membaca tulisan blogger lain menunjuk dirinya dengan kata 'Sosok Itu'. Kedua hal tersebut yang membuat kata saya / aku dalam tulisan blog menjadi 'DAKU' dalam tulisan-tulisan yg daku buat. Kata 'Daku' ini lah yang kemudian menjadi salah satu ciri khas tulisan yang membuat Blogger Rusuh acapkali dibencandakan dengan teman2x sesama blogger " Lu mah klo nulis daku-daku'an"
Daku pun belajar menyangkut story telling dikarenakan pemahaman daku tentang Blogging is Free Writing. Ketika daku mendapatkan job review, blog competition ataupun self experience akhirnya menggunakan gaya story telling. Blog membebaskan daku untuk berkata dalam tulisan dan tidak harus menyamakan diri dengan jurnalis, content writing atau copy writer karena daku bukan itu.Â
----- ooooOOOOooo -----
Â
Terima kasih Kang Pepih atas pencerahannya. Mungkin kalau daku masih berfikir seorang blogger itu gaya penulisan sama seperti media online, bisa jadi daku tidak mendapatkan banyak kesempatan dan rezeki..... Hidup memang harus berwarna dan tidak statis.... Ada satu hal yang masih jadi impian yaitu mendapatkan buku Citizen Jurnalism karya Kang Pepih.
Â